Sabtu, 21 April 2012

penyebaran mikroba


Penyebaran mikroorganisme yang tumbuh pada bahan hasil pertanian pada hasil olahnya pada umumya terdiri dari bakteri, jamur/kapang, virus dan disamping itu terdapat juga binatang satu sel. Pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme dalam bahan ( makanan ), akan menyebabkan perubahan-perubahan tertentu yaitu : perubahan yang bersifat fisik dan dan kimiawi, sebagai contoh yaitu: konsistensi bahan menjadi lunak, timbul gas atau aroma tertentu dan zat racun yang membahayakan. Jumlah penyebaran bakteri/mikroorganisme pada bahan (makanan ) yang sedang mengalami pembusukan sangat bervariasi jumlahnya dan tidak sama jenis ( species )-nya serta tergantung pada: varietas, habitat, susunan kimia, cara penanganan, suhu penyimpanan, dan lain-lain.
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung.
1. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung
Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup. Berbagai cara perhitungan mikroba secara langsung menggunakan:
a. Counting chamber
b. Cara pengecatan dan pengamatan mikroskopik
c. Filter membrane
2. Perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung
Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. Perhitungan jumlah mikroba secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan:
a. Menggunakan pemusing
b. Berdasarkan atas kekeruhannya
c. Menggunakan penghitung elektronik
d. Berdasarkan analisa kimia
e. Berdasarkan bobot kering
f. Menggunakan cara pengenceran
g. Menggunakan cara jumlah mikroba yang paling mungkin Most (Probable Number=MPN)
pembahasan
Praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui pada sampel. Angka lempengan total yaitu jumlah bakteri mesofil aerob yang hidup pada sampel. Bakteri mesofil aerob adalah golongan bakteri yang tumbuh baik pada suhu 25-40˚C dalam suasana mengandung asam.Pada praktikum ini sebelumnya alat disterilisasi terlebih dahulu pada autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C agar semua alat dan bahan yang akan digunakan steril/tidak ada mikroorganisme penganggu sehingga tidak akan mempengaruhi hasil akhir. Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organism yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. 


Sampel yang akan diuji adalah air keran dan bakso, praktikum dilakukan dua kali dan praktikum pertama adalah mengetahui Angka Lempengan Total pada air keran sedangkan pada praktikum kedua adalah air keran dan bakso. Sebelum semua kegiatan dilakukan, terlebih dahulu meja kerja dan tangan praktikan disemprot dengan alkohol 70% karena untuk menghindari terkontaminasi dengan mikroba lain yang ada disekitar. Media yang digunakan adalah PCA (Plate Count Agar) karena mempunyai susunan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan substrat bakteri mesofil aerob yang akan dianalisa. Yang terkandung dalam PCA (Plate Count Agar) adalah:
· Yeast: 2,5 gram
· Pancreatic digest of Caseine: 5 gram
· Glucose: 1 gram
· Agar: 15-20 gram
· Air suling: 1 liter 

Semua bahan dilarutkan pada pH 7,0 yaitu netral karena bakteri dapat tumuh baik pada suasana netral. Media dipanaskan agar semua bahan homogen, pemanasan dibantu dengan magnetic sterrer untuk meratakan pemanasan.


Pada praktikum pertama yaitu sampel air keran dipipet 25 ml dan dimasukan ke dalam toples yang berisi 225 ml aquadest steril, proses ini dilakukan didekat api agar aseptis. Kemudian dikocok 25 kali tujuannya agar homogen, dan dilakukan pengenceran yaitu dipipet 1 ml dengan menggunakan mikropipet yang dilengkapi tip yang telah disterilkan dan dimasukan ke dalam tabung reaksi 10ˉ3 yang berisi 9 ml aquadest yang telah steril. Untuk memasang tip pada mikropipet adalah dengan menekan ujung mikropipet dan memasukan lubang yang ada diujung mikropipet pada tip, proses ini juga dilakukan didekat api agar aseptis. Pemasangan tip untuk mikropipet tidak dilakukan dengan tangan karena dikhawatirkan akan terkontaminasi karena tip sudah steril dan walaupun tangan sudah disemprot alkohol 70% tidak menutup kemungkinan akan terkontaminasi dengan mikroba lain karena mikroba tidak terlihat oleh mata secara langsung. Memipet dilakukan secara aseptis dengan cara didekat sumber api/lampu spirtus agar tidak terkontaminasi dengan mikroba-mikroba lain. Tabung reaksi tersebut divortex tujuannya agar pengenceran homogen, setelah divortex kemudian memipet 1 ml dari tabung reaksi dimasukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ4 yang berisi 9 ml aquadst yang sudah steril dan 1 ml dimasukan ke dalam cawan petri steril yang dilakukan secara aseptis.
Pengenceran dilakukan sampai 10ˉ8 dan setiap sesudah pengenceran dilakukan pergantian tip dengan yang baru agar tidak mempengaruhi dalam pengenceran berikutnya dan pengenceran harus divortex. Cawan petri yang telah diisi digoyang-goyangkan agar merata, setelah itu dilakukan penunagan media pada masing-masing cawan petri. Media PCA dituangkan secukupnya karena bila terlalu sedikit maka bakteri tidak akan tumbuh dengan baik, suhu media jangan terlalu dingin karena media sudah membeku/mengental sebelum dituangkan karena akan mempengaruhi hasil akhir dan kemungkinan bakteri tumbuh tidak seperti yang diharapkan, juga jangan terlalu panas karena akan langsung membunuh bakteri sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak akan sempurna. Masing-masing media pada cawan petri dibiarkan membeku dan posisinya dibalikan.
Setelah semua media membeku kemudian dimasukan ke dalam incubator untuk diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu ±35˚C yang merupakan suhu optimum tumbuhnya bakteri. Dilakukan juga blanko untuk sebagai pembanding, blanko hanya berisi media saja.
Masa pertumbuhan bakteri adalah cepat, sehingga bakteri mesofil aerob dapat dihitung sebagai koloni Angka Lempengan Total per ml. Berdasarkan SNI jumlah koloni yang dihitung yaitu antara 25-250 koloni. Cawan petri yang telah diinkubasi sela 24-48 jam diamati dan dihitng. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dihitung bahwa jumlah Angka Lempengan Total pada air keran yaitu 2,4x104 koloni/ml. Angka lempengan Total yang terdapat pada sampel air keran ini membuktikan bahwa kualitas air tersebut cukup baik, bersih dan mengandung bakteri yang tidak banyak karena jumlah Angka Lempengan Total sedikit.
Pada praktikum kedua yaitu dengan sampel air keran dan bakso yang bertujuan Menghitung Angka Lempengan Total. Sepertihalnya pada praktikum pertama maka langkah kerja untuk sampel air pada praktikum ini juga sama, hanya saja proses pengenceran sampai pengenceran 10ˉ8. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dihitung bahwa jumlah Angka Lempengan Total pada air keran yaitu
0,6x104 koloni/ml. Pada sampel kedua yaitu bakso sebelumya dihancurkan terlebih dahulu dengan cara diblender, hal ini dilakukan agar sampel bakso dapat homogen karena bila sampel bakso berbentuk bulat tidak dihancurkan maka tidak akan homogen saat dilarutkan pada pengencer aquadest 225 ml/10ˉ1. Sampel bakso yang telah hancur ditimbang sebanyak 25 gram. Media yang digunakan masih tetap PCA (Plate Count Agar) karena adalah tempat bakteri tumbuh dan berkembangbiak dengan baik. Sebelum kegiatan dilakukan maka meja kerja dan tangan praktikan disemprot dengan alkohol 70%. Sampel bakso yang telah ditimbang dimasukan dalam larutan pengencer 225 steril/aquades, langkah ini dilakukan didekat api agar tidak terkontaminasi dengan mikroba lain. Kemudian sampel bakso dan pengencer dalam toples tersebut dikocok 25 kali agar homogen.
Langkah selanjutnya yaitu mengencerkan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest yang telah steril yaitu tabung 10ˉ2, memipet 1 ml dengan mikropipet dan memasukannya ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ3. Setelah itu memvortex beberapa detik agar homogen dan memipet 1 ml untuk dimasukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ4 dan 1 ml untuk dimasukan ke dalam cawan petri yang telah steril, setiap pergantian pengenceran maka tip diganti agar aseptis dan tidak terjadi kontaminasi. Pengenceran dilakukan hingga pengenceran 10ˉ8. Setelah semua cawan petri terisi maka dituangkan media secukupnya, posisi cawan dibalikan dan dibiarkan hingga beku/mengental menjadi agar, penuangan dilakukan secara aseptis dekat sumber api agar tidak terganggu atau terkontaminasi oleh mikroba yang tidak diharapkan. Jika media sudah menjadi agar maka langsung dimasukan dalam incubator selama 24-48 jam selama ±35˚C. Bakteri mesofil akan tumbuh karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri.
Masa pertumbuhan bakteri adalah cepat, sehingga bakteri mesofil aerob dapat dihitung sebagai koloni Angka Lempengan Total per ml. Berdasarkan SNI jumlah koloni yang dihitung yaitu antara 25-250 koloni. Cawan petri yang telah diinkubasi sela 24-48 jam diamati dan dihitng. Berdasarkan kedua data yang telah diperoleh dan dihitung rata-rata jumlah Angka Lempengan Total pada bakso yaitu 4,65x10 6 koloni/gram dari pengenceran 10ˉ5. 
Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.

Cara Kerja :
Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.Cara Kerja :
a) Pipet beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam beberapa ml aquades sesuai dengan dilusi yang dikehendaki.
b) Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan selama beberapa kali.
c) Pipet larutan dilusi tadi sebanyak + 1 ml ke dalam cawan petri.
d) Tuang media agar yang masih cair (suhu + 50oC) ke dalam cawan petri tadi.
e) Putar cawan petri secara perlahan-lahan di atas meja horizontal untuk mengaduk campuran media agar dengan dilusi kultur mikroba.
f) Inkubasi dan amati pertumbuhan koloni bakteri.
Setiap bahan pangan selalu mengandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda. Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar mikroba, seperti tanah, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan. Dalam batas-batas tertentu kandungan mikroba pada bahan pangan tidak banyak berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tersebut. Akan tetapi, apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat, maka bahan pangan akan rusak karenanya (Dwidjoseputro 2005). Menurut Fardiaz (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah zat makanan, pH, air, oksigen, dan senyawa penghambat pertumbuhan. Adapun menurut Buckle (1987), selain zat makanan, suhu, pH, dan aktifitas air, pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh waktu, potensial reduksi oksidiasi (redoks), struktur biologi, dan faktor pengolahan.
1.       Zat Makanan
Komponen kimiawi dan bahan makanan dapat ikut menentukan jenis mikroorganisme yang dominan di dalam bahan makanan tersebut. Komponen kimiawi tersebut sangat menentukan jumlah zat-zat gizi yang paling penting untuk perkembangan mikroorganisme (Buckle 1987).
1.       Suhu Pertumbuhan
Menurut Buckle (1987), suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dengan dua cara yang berlawanan yaitu (1) apabila suhu mengalami kenaikan sekitar suhu optimalnya, kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat sedangkan bila suhu turun sekitar suhu optimalnya, kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan juga diperlambat. Selanjutnya, Winarno (2002) menyebutkan bahwa setiap penurunan suhu 8°C akan membuat kecepatan reaksi berkurang menjadi setengahnya. (2) bila suhu naik hingga diatas suhu maksimal atau turun dibawah suhu minimal, maka pertumbuhan mungkin akan terhenti, komponen sel menjadi tidak aktif dan sel-sel mengalami kematian.
1.       Nilai pH
Setiap organisme memiliki kisaran pH tertentu yang masih memungkinkan bagi pertumbuhannya dan juga mempunyai pH optimum. Pada umumnya, mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran suhu 6,6-8,0 dan nilai pH luar pada kisaran 2,0-1,0 sydah bersifat merusak (Buckle 1987). Mikroorganisme juga memerlukan pH tertentu untuk pertumbuhannya, namun pada umumnya bakteri memiliki kisaran pH yang sempit, yaitu sekitar pH 6,5-7,5 atau pada pH netral.
1.       Aktifitas Air
Jumlah air yang terkandung didalam bahan makanan atau larutan disebut sebagai aktivitas air (water activity). Jenis mikroorganisme yang berbeda membutuhnkan jumlah air yang berbeda pula untuk pertumbuhannya. Bakteri umumnya memerlukan media yang memiliki nilai aw tinggi (0,91), khamir membutuhkan nilai aw 0,87-0,91 sedangkan kapang membutuhkan nilai aw yang lebih rendah lagi, yaitu 0,80-0,87 (Buckle 1987).
1.       Ketersediaan Oksigen
Masing-masing organisme membutuhkan jumlah oksigen yang berbeda untuk metabolismenya. Ada organisme yang tidak membutuhkan oksigen sama sekali untuk pertumbuhannya (anaerob), ada yang membutuhkan sedikit oksigen (mikroaerofil) dan ada yang dapat tumbuh dan berkembang biak pada kondisi lingkungan yang cukup oksigen maupun tidak ada oksigen sama sekali (anaerob fakultatif).
1.       Senyawa penghambat
Pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh senyawa-senyawa dalam bahan makanan yang bersifat antimikroba yang secara ilmiah ada didalam bahan makanan tersebut maupun yang sengaja ditambahkan seperti asam benzoat dan asam sorbat.
1.       Waktu
Menurut Fardiaz (1992), perbedaan dalam sifat-sifat sel suatu organism dan mekanisme pertumbuhannya menyebabkan perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan. Umumnya, semakin komplek dalam sifat-sifat sel suatu organisme, maka waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah semakin lama. Bakteri membelah lebih cepat dari pada khamir, sedangkan khamir lebih cepat dari pada kapang. Bakteri membelah secara cepat dan tumbuh maksiimal dalam waktu 45 menit, khamir baru membelah dengan cepat dalam waktu 90 menit, kemudian kapang membelah dalam waktu 180 menit.
1.       Potensial Reduksi Oksidiasi ( Redoks )
Potensial reduksi oksidasi menunjukkan kemampuan substrat untuk melepaskan elektron (oksidasi) atau menerima elektron (reduksi). Potensial redoks sangat berpengaruh terhadap kehidupan mikroba. Mikroba memerlukan potensial redoks positif (teroksidasi), sedangkan pada mikroba anaerob memerlukan potensial redoks negatif (tereduksi).
1.       Struktur Biologi
Struktur biologi seperti kulit dan kulit pada telur, kulit kacangkacangan dan kulit buah berperan mencegah masuknya mikroba ke dalam bahan pangan tersebut.
1.       Faktor Pengolahan
Mikroba spesifik yang terdapat di dalam bahan pangan dapat dikurangi jumlahnya oleh berbagai jenis metode pengolahan atau pengawetan pangan. Jenis-jenis pengolahan atau pengawetan pangan yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroba, antara lain suhu tinggi, suhu rendah, penambahan bahan pengawet dan irradiasi.
1.     ^ Strober W (2001). "Monitoring cell growth". In Coligan JE, Bierer BE, Margulies DH, Sherach EM, Strober W. Current Protocols in Immunology.5. USA: John Wiley & Sons. p. A.2A.1. doi:10.1002/0471142735.ima03as21.
Sebuah hemositometer. Dua semi-reflektif persegi adalah ruang penghitungan. 


Beban sebuah ruang 


Bagian-bagian dari hemositometer (seperti dilihat dari samping) diidentifikasi. 


Hemositometer kotak: 
merah persegi = 1 mm2, 100 nl 
hijau persegi = 0,0625 mm2, 6,25 nl 
kuning persegi = 0,04 mm2, 4 nl 
biru persegi = 0,0025 mm2, 0,25 nl 
pada kedalaman 0,1 mm. 
Para hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk menghitung sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. 
Hemositometer diciptakan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah ruang. 
Ruangan ini diukir dengan laser grid tergores garis tegak lurus.Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis yang diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dari sel-sel dalam cairan secara keseluruhan. 

Daerah memerintah dari hemositometer terdiri dari beberapa, besar, mm 1 1 x (1 mm2) kuadrat. 
Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25 x 0,25 mm (0,0625 mm2), 0,25 x 0,20 mm (0,05 mm2) dan 0,20 x 0,20 mm (0,04 mm2). Sentral, 0,20 x 0,20 mm ditandai, 1 x 1 mm persegi dibagi lagi menjadi 0,05 0,05 mm x (0,0025 mm2) kuadrat. Tepi mengangkat dari hemositometer yang memegang coverslip 0,1 mm dari grid ditandai. Hal ini memberikan masing-masing persegi volume yang ditetapkan. 
Dimensi Volume Wilayah di kedalaman 0,1 mm 
1 x 1 mm 1 mm2 100 nl 
0,25 x 0,25 mm 6,25 0,0625 mm2 nl 
0,25 x 0,20 mm 0,05 mm2 5 nl 
0,20 x 0,20 mm 0,04 mm2 4 nl 
0,05 x 0,05 mm 0,25 0,0025 mm2 nl 
Sel berukuran struktur dihitung terletak antara tengah tiga garis pada dan atas dan kanan alun-alun dan bagian dalam tiga baris di bagian bawah kiri alun-alun. 
Dalam hemositometer Neubauer diperbaiki (menengah umum), jumlah sel per ml dapat ditemukan hanya dengan mengalikan jumlah total sel yang ditemukan di grid hemositometer (wilayah yang sama dengan alun-alun merah pada gambar di sebelah kanan) dengan 104 (10000) 
. 

Pastikan bahwa coverslip khusus yang disediakan dengan ruang menghitung (lebih tebal dari coverslips standar dan dengan flattness bersertifikat) adalah benar diposisikan pada permukaan ruang penghitungan. Ketika dua permukaan kaca di cincin yang tepat hubungi Newton dapat diamati. Jika demikian, suspensi sel diterapkan pada tepi coverslip akan tersedot ke dalam kekosongan dengan tindakan kapiler yang benar-benar mengisi ruang dengan sampel. Melihat ruang melalui mikroskop, jumlah sel dalam ruang dapat ditentukan dengan menghitung.Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah selama mereka dibedakan secara visual. Jumlah sel dalam ruangan digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran sampel berasal dari. Ini adalah jumlah sel di ruang dibagi dengan volume ruang itu (volume ruang yang diketahui dari awal), memperhitungkan setiap pengenceran dan cara pintas menghitung: 

Dalam desain yang paling umum, volume masing-masing persegi besar (terbuat dari kotak 4x4 hijau dalam gambar) adalah 0,1 mm3. Sel-sel dalam empat kotak besar dihitung dan sel-sel di atas atau menyentuh garis di atas dan di sebelah kiri yang dihitung, tetapi sel di atas atau menyentuh garis kanan atau bawah diabaikan. Konsentrasi dalam sel per ml = sel dalam empat kotak / 4 × 10.000. [1] 
Hemocytometers sering digunakan untuk menghitung sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan serebrospinal setelah melakukan pungsi lumbal, atau jenis sel lain dalam suspensi. Anchorage-tergantung sel juga dapat dihitung jika dikenakan trypsinization sebelum menghitung. Menggunakan hemositometer khusus dengan kedalaman 0.02mm partikel yang lebih kecil seperti sperma, ragi atau bakteri dapat dihitung. Menggunakan putusan dijelaskan di atas volume hanya 1 / 5 dibandingkan dengan ruang dalam standar 0.1mm. 
Karena sulit untuk membedakan antara organisme hidup dan mati kecuali noda tertentu yang digunakan untuk membedakan layak dari non-layak sel ini menghasilkan sebuah 'jumlah total' dari bakteri. Dalam kasus sel lebih besar jumlah mati (permeabilised) sel-sel dalam sampel dapat diperoleh dengan menambahkan tripan biru. Pewarna fluorescent memberikan diskriminasi yang lebih baik terutama ketika melihat bakteri. 
Sebuah kesalahan umum adalah untuk menambah sampel untuk menghitung ruang sebelum menambahkan kaca penutup. Ini risiko yang sel-sel sedimen dapat / menempel pada kaca atau beberapa volume untuk menguap sebelum coverslip tersebut ditempatkan di atas mengakibatkan terlalu tinggi konsentrasi sel. Sedimentasi kurang masalah dengan bakteri tetapi penguapan harus disimpan ke minimum. 



Hemositometer Kosong jaringan pada kekuatan 100x. 
Suspensi asli harus dicampur secara menyeluruh sebelum mengambil sampel.Hal ini memastikan sampel representatif, dan bukan hanya artefak dari daerah tertentu dari campuran asli itu diambil dari. 
Sebuah pengenceran yang tepat dari campuran berkaitan dengan jumlah sel yang akan dihitung harus digunakan. 
Jika sampel tidak cukup diencerkan, sel-sel akan terlalu ramai dan sulit untuk menghitung. Jika terlalu encer, ukuran sampel tidak akan cukup untuk membuat kesimpulan yang kuat tentang konsentrasi dalam campuran asli. 
Dengan melakukan tes berlebihan pada ruang kedua, hasilnya dapat dibandingkan. Jika mereka sangat berbeda, metode pengambilan sampel dapat diandalkan (misalnya, campuran asli tidak dicampur secara menyeluruh).
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode cawan digunakan Nutrient Agar (NA).
Tahap –tahap utama dalam analisa TPC meliputi pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini, media biakan diperlukan untuk tumbuhnya bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan yang baik harus dapat menyediakan nutrisi, tempat inkubasi, dan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan Mikrobiologi Dasar dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran, dan penanaman bakteri.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan terampil dalam melakukan pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri.
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan baakteri ialah medium yang mengandung zat – zat organik seperti rebusan daging, sayur – sayuran, sisa – sisa makanan atau ramuan – ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun daripada : kaldu bubuk 3 gram, pepton 5 gram, air suling 1000 gram (Dwidjoseputro, 2005).
Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi (Pelczar et al, 1986).
Medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menubuhkan bakteri di laboratorium (Tortora, 2007).
3.2 Jelaskan Macam – Macam Media
Menurut Dwidjoseputro (1964), media dibedakan menjadi :
Media cair misalnya kaldu.
        
Media kental (padat) menggunakan kentang yang dipotong.
        
Media yang diperkaya.
        
Media yang sintetik berupa ramu –ramuan zat anorganik.
        
Media kering berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air.
        
Menurut Pelczar et al (1986), media dibedakan menjadi:
Media yang diperkaya komponennya yaitu lumpur, ekstra serum dari tanaman atau hewan.
        
Media selektif yaitu bagian kimiawi secara spesifik untuk NA agar dapat tumbuh bakteri tanpa adanya halangan dari apapun.
        
Media yang berbeda yaitu menyatukan reagen atau zat kimia di media untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik setelah diinkubasi dan diinokulasi dengan mengizinkan 2 pertumbuhan bakteri yang berbeda.
        
Menurut Hadioetomo (2010), media dibedakan menjadi 2 menurut komposisi kimiawinya yaitu mediu sintetik dan medium nonsintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia yang kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti.
3.3 Jelaskan NA, PDA beserta komposisinya
Menurut Pelczar et al (1986), NA (Nutrient Agar) adalah padatan yang bermaksud membuat media menjadi padat.
Komposisi NA :
 Ekstra Daging Sapi 3 gram.
-
Pepton 5 gram
       -
 Agar 15 gram
-
 Air 1000 ml.
-
Menurut Fathir (2009), Komposisi PDA
20% Extra daging sapi
       -
2% Glukosa
       -
NA (Nutrient Agar) digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk pencegahan organisme dalam air, limbah, kotoran, dan lainnya. Komposisi : Beef extract, peptone, agar dan aquadest (Ruly, 2009).

3.4 Pengertian dan Tujuan Pengenceran
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009).
Pengeenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).

3.5 Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Fais (2009), metode penanaman ada dua yaitu :
Dari deskripsi yang singkat ini mengenai ciri – ciri nutrisi bakteri haruslah dikenal dua langkah penting bagi intensitasnya. Di laboratorium (1) inokulasi penanaman penting bagi suatu medium dengan kandungan nutrisi yang sesuai (2) inkubasi medium yang sudah diinokulasi pada keadaan fisik (Waluyo, 2005).

Dwidjoseputro. 1964. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fais,2009. Metode penanaman. http://faizcute.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Fathir, Fuad.2009. Media pertumbuhan mikroba. http://fuadfathir.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 10.00 WIB
Hadieoetomo, 2010. Media. http://belajarmikro.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Nurohaianah et al, 2007. Media . Jakarta : UI Press.
Pelczar et al,1986. Dasar – dasar Mikrobiologi . Jakarta : UI Press.
Ratna,2010. Membuat media pertumbuhan mikroba. http://mikrobiologiku.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 10.00 WIB.
Rully, 2009. http://media-na.com.html/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB
Tortora, 2010. Semua tentang Mikrobiologi. http://tortora.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 22 November 2010 pukul 10.00 WIB
Waluyo,2005. http://waluyoimut.co.cc/ Diakses pada tanggal 22 November 2010, pukul 14.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar