- PENDAHULUAN
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena
ia adalah sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang
mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang,
sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Karbohidrat
adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selian itu,
ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.
Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah
hidrat dari karbon.
Penting
bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta
reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Oleh
karena itu, tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif, membuktikan adanya poliusakarida dalam suatu
bahan, membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi, membedakan antara
monosakaridan dan poliskarida, membuktikan adanya pentosa, membuktikan adanya
gula ketosa (fruktosa), membedakan karbohidrat berdasarkan bentuk kristalnya,
mengidetifikasi hasil hirolisis pati atau amilum, dan mengidentifikasi hasil
hidrolisis sukrosa.
- TINJAUAN
PUSTAKA
Teori
yang mendasari percobaan ini adalah penmabahan asam organik pekat, misalanya H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi
monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, semantara golongan heksisosa menjadi
hidroksi-multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam
alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil
reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Warna ungu kemrah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangka
warna hijau adalah negatif.
Untuk
kegaitan praktikum kedua, yang mendasari perconaan uji iodium adalah penmabahan
iodium pada suatu polisakarida akan menyababkan terbentuknya kompleks adsorpsi
berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium mengahailkan warna biru,
dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis bereaksi dengn iodium membantuk warna erah coklat.
Pada uji
benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida
atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang
mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.
Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah
yang mndasari uji Barfoed.
Pada uji
bial, dasar dari percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat
menghasilkan furfural dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena) akan
berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Sedangkan
dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan
penambahan resorsinol akan megalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah jingga menjadi dasar dari uji Seliwanoff.
Pada uji
Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus
aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk hidrazon
atao osazon.Osazon yang terbentuk
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan
terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena
gugus aldehida dan keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.,
sebaliknya osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan
sukrosa adalah, pati (starch) tau amilum merupakan polisakarida yang
terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa
dan amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium
memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium
fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Patai dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil
hidrolisis dapat dengan iodium dan menghaislkan warna biru samapi tidak
berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict.
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis,
lalu menghasilkan glukosan dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan
uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi
positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis
sukrosa menghasilakn monosakarida.
+HCl
Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa
- METODOLOGI
Metodologi
yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan menggunakan alat-alat,
bahan-bahan dan prosedur sebagai berikut :
Alat
- Tabung reaksi Pyrex
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Lempeng tetes poselin
- Penjepit tabung reaksi
- Penangas air
- Alat pemanas
- Pipet ukur
- Mikroskop
Bahan
- Amilum, glokogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,
galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1
%.
- Pereaksi Molisch
- H2SO4 pekat
- Larutan Iodium
- Pereaksi Benedict
- Pereaksi Barfoed
- Perekasi Bial
- HCl pekat (37 %)
- Perekasi Seliwanoff
- Fenilhidrazin-hidroklorida
- Natrium asetat
- HNO3 pekat
- HCl 2 N
- NaOH %
- Kertas lakmus
Prosedur
- Uji Molisch
- Masukkan 15 tetes larutan uji
kedalam tabung rekasi yang masih kering dan bersih
- Tamabahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan
baik.
- Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati
1 mL H2SO4 pekat
melalui dinding tabung supaya tidak bercampur.
- Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
batas antara kedua lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
- Catat hadil dan buatalah
kesimpulannya.
- Uji Iodium
- Masukkan tiga tetes larutan uji
kedalam tabung reaksi atau lempeng tetes porselin.
- Tambahkan dua tetes larutan Iodium
- Amati warna sepesifik yang
terbentuk, cata dan buatlah kesimpulannya.
- Uji Benedict
- Masukkan lia tetes larutan uji
dan 15 tetes pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
- Didihkan di atas api kecil selama dua menit atau
masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
- Dinginkan perlahan-lahan.
Perhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
- Uji Barfoed
- Masukkan 10 tetes larutan uji
dan 10 tetes pereaksi Barfoed ke dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.
- Didihkan di atas api kecil selama satu menit atau
masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
- Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna atau
endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata.
- Uji Bial
- Masukkan 5 mL larutan uji dan
tambahkan 10 tetes pereaksi Bial dan 3 mL HCl pekat ke dalam tabung
reaksi. Campurlah
dengan baik.
- Panaskan di atas api kecil
sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan
- Perhatikan warna atau endapan
yang terbentuk. Terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa.
- Uji Seliwanoff
- Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes
perekasi selliwanof ke dalam tabung reaksi
- Didihkan di atas api kecl selama 30 detik atai dalam
penangas air selama 1 menit
- Hasil positif ditandai dengan terbentuknya
larutan berwarna merah jingga
- Uji Osazon
- Masukkan 2 mL larutan ke dalam
tabungt reaksi
- Tambahkan seujung spatel
fenilhidrazin-hidroklorida an kristal natrium asetat.
- Panaskan ke dalam penangas air
mendidih selama beberapa menit (+- 30 menit)
- Dinginkan perlaha-lahan di bawah
air kran
- Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di
bawah mikroskop.
- Hidrolisis Pati
- Masukkan ke dalam tabung rekasi Pyrex 5 mL larutan
amilum 1 % kemudian tambahkan 2,5 mL HCl 2 N.
- Campurtlah dengan baik, lalau masukkan ke dalam
penangas air mendidih.
- Setetlah tiga menit, ujilah dengan larutan iodium
dengan cara mengambil 2 tetes larutan, lalu ditambah 2 tetes iodium dalam
lempeng tetes porselin tetes. Catat perubahan warna yang terjadi.
- Lakukan uji iodium setiap tiga
menit samapi hasilnya berwarna kuning pucat.
- Lakuakan hidrolisis selama 5 menit lagi
- Setelah didinginkan, ambil 2 mL
larutan hasil hidrolisis, lalu netrelakan dengan NaOH 2 %. Uji dengan kertas lakmus
- Kemudaian lakuakan uji Benedict
- Simpulakan apa yang dihasilakan
dari hidrolisis pati
- Hidrolisis Sukrosa
- Masukkan ke dalamtabung reaksi Pyrex 5 mL larutan
sukrosa 1 % kemudian tambahkan 5 tetes HCl pekat.
- Campurlah dengan baik, lalu
panaskan dalam penangas air medidih selama 30 menit.
- Setelah didiginkan, netralkan
larutan dengan NaOH 2 % dan uji dengan kertas lakmus.
- Selanjutnya lakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan
Barfoed.
- Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis
sukrosa.
- HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari Praktikum 1, diperoleh hasil sebagaimana tertera di
tabel. 1
Tabel. 2
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Molisch
|
Karbohidrat (+/-)
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Glikogen 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Dekstrin 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Maltosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Galaktosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Fruktosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
|
Arabinosa 1 %
|
Terbentuk cincin berwarna ungu
|
+
|
Pada uji
Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut dapat dilihat
pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai
berikut :
H O
│ ║
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +
│
OH
Pentosa
Furfural α-naftol
H
│
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O
║
→ H2C─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil
furfural α-naftol
Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
O
║
║ __SO3H
H2C─ ─────C───── ─OH
Cincin ungu senyawa kompleks
Pada uji
Iodium, pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang berbeda-beda. dari
sepuluh zat uji, Amilum, Glikogen, dan Dekstrin positif polisakarida.
Untuk uji Iodium, didapat
hasil sebagaimana tertera di tabel 2.
Tabel . 2
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Iodium
|
Polisakarida (+/-)
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk warna Biru Tua
|
+
|
|
Glikogen 1 %
|
Terbentuk warna Merah Coklat
|
+
|
|
Dekstrin 1 %
|
Terbentuk warna Merah Anggur
|
+
|
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Maltosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Galaktosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Fruktosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
|
Arabinosa
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
Pada uji
Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata. hal teresebut dikarenakan terbentuknya hasil
reaksi berupa Cu2O.
Hasil uji pada uji Benedict adalah sebagaimana
tertera di tabel. 3
Tabel 3
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Benedict
|
Gula Reduksi (+/-)
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk
warna hijau dan tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Glikogen 1 %
|
Terbentuk
warna biru dan tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Dekstrin 1 %
|
Terbentuk
warna biru dan endapan kuning
|
-
|
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk
warna biru dan tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Maltosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Galaktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Fruktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Arabinosa
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
Berikut reaksi yang berlangsung:
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH +
Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk
endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :
O O
║ Cu2+ asetat ║
R—C—H + ─────→ R—C—OH +
Cu2O+ CH3COOH
n-glukosa E.merah
monosakarida bata
Hasil uji pada uji Barfoed adalah sebagaimana
tertera di tabel. 4
Tabel. 4
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Barfoed
|
Monosakarida (+/-)
|
Sukrosa 1 %
|
tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Laktosa 1 %
|
tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Maltosa 1 %
|
Tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
Galaktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Fruktosa1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Glukosa1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
|
Arabinosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
Pada uji
Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi terbentuknya warna biru
pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1 %.
Hasil uji pada uji Bial adalah sebagaimana
tertera di tabel. 5
Tabel. 5
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Bial
|
Pentosa (+/-)
|
Maltosa 1 %
|
Bening
|
-
|
|
Galaktosa 1 %
|
Bening
|
-
|
|
Fruktosa 1 %
|
Berwarna Kuning
|
-
|
|
Glukosa 1 %
|
Bening
|
-
|
|
Arabinosa1 %
|
Berwarna Biru
|
+
|
Berikut,
reaksinya :
H O CH3
│ -3 H2O ║ │
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + HCl ───→ ─C—H +
│ │
OH OH
Pentosa Furfural orsinol
(kompleks
berwarna biru)
Pada uji
Seliwanof, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan terbentuknya warna
jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol.
Hasil uji pada uji Seliwanoff adalah
sebagaimana tertera di tabel. 6
Tabel. 6
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Seliwanof
|
Ketosa (+/-)
|
Sukrosa 1 %
|
Kuning Jingga
|
-
|
|
Galaktosa 1 %
|
Bening
|
-
|
|
Fruktosa 1 %
|
Merah Jingga
|
+
|
|
Glukosa 1 %
|
Bening
|
-
|
|
Arabinosa1 %
|
Bening
|
-
|
Berikut reaksinya :
CH2OH OH O OH OH
+HCl ║ │ │
H CH2OH ───→ H2C— —C—H + → kompleks
│ berwarna
OH H OH merah jingga
5-hidroksimetil furfural resorsinol
Pada uji Osazon, diperoleh hasil yang berbeda-beda.
Masing-masing zat uji mempunyai bentuk yang khas. Hal tersebut dapat digunakan
untuk membedakan antara setu karbohidrat dengan karbohidrat yang lain.
Hasil Uji Osazon adalah sebagaimana tertera di tabel 7
Tabel. 7
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Osazon
|
Bentuk Kristal
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk Kristal
|
||
Maltosa 1 %
|
Terbentuk Kristal
|
||
Galaktosa 1 %
|
Terbentuk Kristal
|
||
Glukosa 1 %
|
Terbentuk Kristal
|
Berikut reaksinya :
H H OH H H
│ │ │ │ │
CH2OH—C—C—C—C—C=O+H2NNHC6H5 (D-glukosa + fenilhidrazin)
│ │ │ │
OH OH H OH
↓
H H OH H H
│ │ │ │ │
CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 + H2 (D-glukosafenilhidrazon)
│ │ │ │
OH OH H OH
│
│2 C6H5 NHNH2
↓
H H OH H
│ │ │ │
CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 (D-glokosazon / Ozsazon kuning)
│ │ │ ║
OH OH H NNH C6H5
Pada uji
hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna. Hal ini terlihat padas
perubahan warna setiap tiga menit disertai perbedaan hasil hidrolisis pula.
Larutan hasil hidrolisis sebelum dilakukan uji Benedict untuk menentukan hasil
akhir harus dinetralkan terlebih dahulu, karena semula masih dalam suasana
asam. Berikut hasil uji
Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 8
Tabel. 8
Perlakuan
|
Hidrolisis (menit)
|
Hasil Uji Iodium
|
Hasil Hidrolisis
|
5 mL amilum 1 % ditambah 2,5 mL
HCl 2 N kemudia dipanskan di penangas air mendidih
|
3
|
Biru
|
Amilopekstin
|
6
|
Ungu
|
Amilosa
|
|
9
|
Violet
|
Amilosa
|
|
12
|
Merah Tua
|
Ertitrodekstrin
|
|
15
|
Kuning Coklet
|
Akrodekstrin
|
|
18
|
Kuning Pucat
|
Maltosa
|
|
21
|
Pekat
|
Glukosa
|
|
Hasil Akhir dengan uji Benedict
yaitu terbentuknya endapan merah bata
|
Pada uji
Hidrolisis Pati ini dilakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed supaya
dapat mengidentifikasi monosakarida-monosakarida yang terbentuk (glukosa dan
fruktosa.
Sementara itu, yang dimaksud dengan gula inverse adalah
gula yang dapat memutar bidang polarisasi, karena memiliki gugus aldehida dan
keton bebas. Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di
Tabel. 9
Tabel. 9
Perlakuan
|
Uji
|
Hasil Uji
|
5 mL sukrosa 1 % ditambah 5 tetes
HCl pekat kemudian dipanaskan di penagas air mendidih
|
Benedict
|
Terbentuk Endapan Merah Bata
|
Seliwanoff
|
Terbentuk Merah Jingga
|
|
Barfoed
|
Terbentuk Endapan Merah Bata
|
- KESIMPULAN
- Amilum, glokogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,
galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1 %.
Terbukti positif karbohidrat
- Pada Amilum, Glikogen, dan
Dekstrin adalah polisakarida
- Pada laktosa, Maltosa, Galaktosa,
Fruktosa, Glukosa, dan Arabinosa terdapat gula inversi yaitu dengan
terbentuknya endapan merah bata.
- Pada Sukrosa, Laktosa, dan Maltosa
adalah monosakarida. Sedangkan, Galaktosa, Fruktosa,
Glukosa, dan Arabinosa adalah disakarida
- Pada zat Uji Arabinosa, terdpaat
pentosa dari uji Barfoed
- Pada Uji Seliwanof, Ketosa
terdapat pada fruktosa
- Bentuk kristal karbohidrat pada
hasil uji Osazon berbeda-beda sesuai dengan zat ujinya.
- Hasil hidrolisis pati dan amilum adalah amilopektin,
amilosa, eritrodekstrin, akrodekstrin, maltosa, dan glukosa
- hasil hidrolisis sukrosa adalah
monosakarida-monsakarida (glukosa dan freuktosa) yang terdeteksi pada uji
Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar