II.I
O P T I K A
G E O M E T R I K.
P E N D A
H U L U A N.
TEORI
CAHAYA.
Kita
dapat melihat melalui indra mata kita, dan hal ini sudah diperbincangkan sejak
abad ke-empat sebelum masehi, Proses melihat ini diperdebatkan. Beberapa teori tentang proses melihat
diantaranya dinyatakan oleh:
a.
Plato dan Euclides yang mendukung teori tentang
adanya “ sinar–sinar penglihat”. Yang
menyatakan bahwa kita dapat melihat sesuatu karena dari mata kita keluar sinar
– sinar penglihat yang berbentuk kumis – kumis peraba.
b.
Aristoteles, yang menentang kebenaran teori “sinar –
sinar penglihat”.
c.
Al-hasan, yang menyatakan bahwa kita dapat melihat
benda di sekeliling kita sebab ada cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan
oleh benda, kemudian masuk kedalam mata kita.
Akibat dari pendapat Al-hasan ini maka timbul
beberapa pendapat tentang cahaya :
1.
Sir Isaak Newton “teori Emisi” : bahwa sumber cahaya
menyalurkan partikel – partikel kecil dan ringan yang bergerak dengan kecepatan
yang sangat tinggi.
2.
Christian
Huygens, tentang “teori eter alam” : bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan
bunyi. Jadi untuk merambat membutuhkan medium perantara, yang disebut eter.
3.
Thomas Young dan Augustine Fresnell, bahwa cahaya
dapat melentur dan berinterferensi.
4.
Jean Leon Foucault, bahwa cepat rambat cahaya di
dalam zat cair lebih kecil dari pada di
udara.
5.
James Clark Maxwell, bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnet.
Kecepatan
rambat gelombang elektromagnet dalam hampa adalah :
dengan : permitivitas listrik dalam hampa.
: permeabilitas listrik dalam hampa.
Teori dari Maxwell diperkuat oleh :
a.
Heinrich Rudolph Hertz, bahwa gelombang elektromagnet
adalah gelombang transversal sehingga dapat menunjukkan gejala polarisasi.
b.
Pieter Zaeman, bahwa berkas cahaya dapat dipengaruhi
oleh medan magnet yang kuat.
c.
Johannes Stark, bahwa berkas cahaya dapat
dipengaruhi oleh medan listrik yang kuat.
6.
Michelson dan Morley, bahwa eter alam sesungguhnya
tidak ada.
7.
Max Karl Ernest Ludwig Planck, tentang “ Teori
Kwantum Cahaya” bahwa cahaya terkumpul dalam paket – paket yang kecil yang
disebut (kwanta) atau paket energi.
8.
Albert
Einstein, tentang “teori dualisme cahaya” bahwa cahaya bersifat sebagai
pertikel dan bersifat sebagai gelombang.
Oleh pendapat
para ilmuwan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat – sifat cahaya adalah
:
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang
dalam perambatannya :
v Tidak memerlukan
medium.
v Merambat dalam
suatu garis lurus.
v Kecepatan
terbesar di dalam vakum (ruang hampa), yaitu 3 x m/det.
v Kecepatan di
dalam medium lain lebih kecil daripada
kecepatan di dalam vakum
v Kecepatan cahaya
didalam vakum adalah absolut, tidak tergantung pada pengamat.
8.1.1 PEMANTULAN
CAHAYA.
Disamping pernyataan-pernyataan yang
telah disebutkan lebih dahulu tentang cahaya, Huygens juga menyatakan bahwa
cahaya terdiri dari gelombang-gelombang cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya ke segala arah.
Macam-macam
berkas cahaya.
1.
Divergen (berkas cahaya yang memancar) yaitu sinar
datang dari satu titik.
2.
Konvergen (berkas cahaya yang mengumpul)
yaitu sinar yang menuju ke satu titik.
3.
Paralel yaitu sinar sejajar satu sama lain.
Pemantulan cahaya
dibedakan 2 macam yaitu :
a.
Pemantulan teratur (Speculer reflection)
Yaitu : pemantulan cahaya dalam satu arah.
Contoh
: pemantulan pada kertas lapis dari perak, aluminium atau dari baja.
b.
Pemantulan baur (diffuse reflection)
Yaitu : pemantulan cahaya ke segala arah.
Contoh
: pemantulan kertas putih tanpa lapis.
Di dalam bab
ini hanya dibicarakan pemantulan teratur.
Titik yang sefase
dalam perambatan cahaya dihubungkan oleh front gelombang (muka gelombang) yang
selalu tegak lurus arah perambatan gelombang cahaya.
Dengan
menggunakan cakra optik yang dilengkapi dengan cermin datar pada pusatnya,
dapat dibuktikan hukum-hukum pemantulan cahaya yaitu :
1.
Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak
pada bidang datar.
2.
Sudut datang ( i ) = sudut pantul ( r ).
Gambar.
PEMBENTUKAN
BAYANGAN KARENA PEMANTULAN.
Perjanjian tanda
pembentukan bayangan karena pemantulan atau pembiasan sebagai berikut :
a.
Semua jarak diukur dari vertex (v) ke titik yang bersangkutan.
b.
Jarak benda (s) adalah positip, jika arah pengukuran
berlawanan dengan arah sinar datang.
c.
Jarak bayangan (s`) adalah positip, jika arah
pengukuran searah dengan arah sinar pantul (untuk pemantulan) atau searah
dengan sinar bias (untuk pembiasan).
d.
Tinggi benda / bayangan positip, jika terletak
diatas sumbu uatama.
(m
= pembesaran positip).
Ada 3 buah bentuk
cermin pemantul, yaitu : cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
Pada ketiga
cermin itu berlaku persamaan umum yang
digunakan untuk menghitung jarak bayangan (s`) dari suatu benda yang
terletak pad jarak tertentu (s) dari cermin itu.
Pesamaan umum.
s = jarak benda
s` = jarak bayangan
f = jarak titk api
(fokus)
sedang pembesarannya : h`
= tinggi (besar) bayangan
h = tinggi (besar) benda.
Catatan
:
a.
Pemakaian
daripada persamaan umum diatas, harus tetap memperhatikan perjanjian tanda.
b. Bila s` menghasilkan harga negatip, berarti
bayangan maya, sebaliknya jika positip, berarti bayangan sejati.
c.
Bila m
menghasilkan negatip, berarti bayangan terbalik terhadap bendanya.
CERMIN DATAR.
Permukaan datar dapat dianggap permukaan
sferis dengan R = ∞
Jadi, jarak titik api (focus) untuk permukaan datar ialah :
Sehingga pemakaian persamaan umum menjadi
sebagai berikut :
s = -s`
sedang pembesarannya :
m = 1
Untuk dua buah
cermin yang saling membentuk sudut satu dengan yang lainya, jumlah bayangan
yang terjadi dari sebuah benda yang diletakkan diantaranya adalah :
Oleh karena itu sifat – sifat cermin datar :
1.
Jarak benda (s)
= jarak bayangan (s`)
2.
Bayangan bersifat maya s` : negatip
3.
Tinggibenda
(h) = tinggi bayangan (h`)
m = 1
4.
Bayangan tegak m : positip
Lukisan
pembentukan bayangan karena pemantulan cermin datar adalah sebagai berikut :
*Cermin datar
terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan benda adalah :
SETENGAH dari TINGGI benda itu.
8.1.2 CERMIN
LENGKUNG.
a.
Cermin cekung / cermin positip.
Sifat – sifat
sinar dan penomoran ruang.
1.
Berkas sinar
yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan lewat fokus (f)
2.
Berkas sinar lewat fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
3.
Berkas sinar lewat titik pusat kelengkungan cermin ®
dipantulkan lewat titik itu juga.
Gambar jalannya
sinar dan penomoran ruang.
1.
Ruang I
antara 0 < s < f
2.
Ruang II
antara f < s < R
3.
Ruang III
antara s > R
4.
Ruang IV daerah di belakang cermin (bagian gelap)
Pembagian ruang
ini sama untuk cermin cekung dan cermin cembung, bedanya :
Ruang I, II, III
pada cermin cekung terletak pad bagian yang terang sedang pada cermin cembung
terletak pada bagian gelap.
Persamaan yang
dipakai adalah sesuai dengan persamaan umum, yaitu :
R
adalah jari-jari kelengkungan cermin dan mempunyai harga positip.
Jadi, bentuk
bayangan maya / nyata, tegak / terbalik tergantung pad letak bendanya.
1.
Untuk benda
di ruang I s
< f
;
s – f < 0
Sehingga : s` adalah negatip berarti
bayangannya maya.
Pembesaran :
=
m = positip berarti tegak.
Sedang : m
> 1 berarti diperbesar.
2. Untuk benda tepat di f. (s = f )
berarti bayangannya tak terhingga.
3. Untuk letak benda yang lain, dapat
dianalisa dengan cara yang sama.
oleh karena itu ko kurikuler untuk :
a. Benda di ruang II ( f < s < R )
b. Benda tepat di R
c. Benda berada di ruang III (
s > R )
LEMBARAN TUGAS KO KURIKULER.
Bukti sifat bayangan jika :
3. Benda di ruang II ( f
< s < R
)
4. Benda tepat di R
5. Benda di ruang III ( s > R )
6. Benda di ruang IV (di belakang cermin)
Untuk menentukan sifat – sifat bayangan
pada cermin cekung, selain menggunakan rumus di atas, ada metode penomoran
ruang sbb:
1. Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang
bayangan sama dengan 5.
(untuk menentukan letak
bayangan pada ruang).
2. Benda yang terletak di ruang II atau
ruang III selalu menghasilkan
bayangan yang yang terbalik dengan bendanya. Benda di ruang I atau ruang IV
selalu menghasilkan bayangan yang tegak terhadap bendanya.
3. Jika nomor ruang bayangan lebih besar
daripada nomor ruang benda maka bayangan selalu lebih besar daripada bendanya
(diperbesar) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda
maka bayangan selalu lebih kecil daripada bendanya (diperkecil).
b. Cermin cembung / cermin negatip.
Persamaan yang dipakai adalah sesuai dengan persamaan umum, yaitu :
atau
dan
R mempunyai harga negatip.
Pembesaran : atau
Jadi, untuk s yang positip
selalu menghasilkan harga negatip atau
dengan kata lain untuk s positip, bayangan selalu maya. Sedang pembesarannya :
positip.
Jadi sifat cermin cembung selalu maya,
tegak dan diperkecil karena m selalu lebih kecil dari satu. ( untuk s positip ).
Lukisan pembentukan bayangan karena cermin
cembung dapat dilakukan dengan melihat sifat – sifat di bawah ini :
1. Berkas
sinar sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari fokus
(f).
2. Berkas sinar yang menuju titik pusat
kelengkungan cermin ( R ) dipantulkan seolah berasal dari titik itu juga.
Cermin gabungan.
Bila kita letakkan dua cermin, cermin I dan
cermin II dengan bidang pemantulan saling berhadapan dan sumbu utamanya
berimpit dan bayangan yang dibentuk oleh cermin I merupakan benda oleh cermin II maka kita
dapatkan hubungan :
d
= jarak antara kedua cermin
= jarak bayangan
cermin I
= jarak benda cermin
II.
8.1.3
P E
M B I A S A N.
Pembiasan atau refraksi
adalah suatu peristiwa cahaya yang menembus permukaan suatu bahan tertentu
melalui satu medium ke medium lainnya, cahaya akan dibelokkan.
Oleh karena itu, kita perlu lebih dahulu
mengetahui tentang index bias suatu bahan.
a.
Index
bias mutlak ( atau biasa disebut “ index bias saja) adalah perbandingan antara
kecepatan cahaya di ruang hampa atau di udara ( c) dengan kecepatan cahaya di
dalam bahan (v).
= index bias mutlak
(index bias) bahan.
c = kecepatan cahaya di ruang hampa = 3 x m / det
v = kecepatan cahaya di dalam bahan.
Karena : v = f . v =
kecepatan cahaya
f =
frekuensi
= panjang gelombang
maka : sedang
sehingga
oleh karena itu, index bias sama dengan
perbandingan panjang gelombang cahaya di udara dengan gelombang cahaya di dalam
bahan.
b. INDEX BIAS RELATIF.
Index bias relatif bahan 1
terhadap bahan 2 dapat ditulis :
Adalah perbandingan
kecepatan cahaya didalam bahan 2 dengan kecepatan cahaya di dalam bahan 1. atau
perbandingan antara panjang gelombang cahaya di dalam medium 2 dengan panjang
gelombang cahaya di dalam medium 1.
= kecepatan cahaya di dalam bahan 1
=
kecepatan cahaya di dalam bahan 2
= panjang gelombang
di dalam bahan 1
= panjang
gelombang di dalam bahan 2
A T A U
= index bias mutlak bahan 1
= index bias mutlak bahan 2
HUKUM PEMBIASAN
Jika seberkas cahaya datang pada bidang
batas dua medium yang tidak sama dan transparan, maka berkas cahaya tersebut :
1. Sebagian
diserap.
2. Sebagian
diteruskan.
3. Sebagian dibiaskan.
4. Sebagian dipantulkan.
Jika berkas cahaya tersebut sebagian
menembus bidang batas itu dan merambat terus dengan arah berkas cahaya yang
menembus itu tidak sama dengan arah berkas cahaya yang datang, peristiwa
tersebut dinamakan PEMBIASAN.
Dengan menggunakan cakra optik yang
dilengkapi dengan keping kaca setengah lingkaran pada pusatnya dapat
dibuktikan HUKUM PEMBIASAN sebagai
berikut.:
1. Sinar
datang, garis normal dan sinar bias terletak pada sebuah bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang ( i ) dan
sudut – sudutbias ( r ) merupakan konstanta.
Hubungan antara sinus sudut
datang dan sudut bias :
n
sin i = n` sin r
dikenal dengan nama :
H U K U M SNELLIUS.
Bila seberkas sinar masuk dari medium yang
index biasanya lebih besar kedalam medium yang index biasnya lebih kecil, maka
sudut biasnya lebih besar daripada sudut datangnya. (sinar bias menjauhi garis
normal).
Makin besar sudut datangnya makin besar
pula sudut biasnya hingga pada suatu
saat sudut biasnya dan sudut
datangnya disebut “ SUDUT BATAS”.
Bila sudut datangnya diperbesar maka sinar
tidak akan dibiaskan, akan tetapi dipantulkan seluruhnya.
Contoh : - cahaya masuk kedalam sebuah
berlian, sehingga berlian tampak menawan,
karena cahaya dipancarkan ke segala arah.
- Lapisan jalan aspal pada siang hari
sehingga kelihatan seperti berair.
Keadaan tersebut diatas
biasa disebut : PEMANTULAN TOTAL.
Syarat terjadi pemantulan total adalah :
1. Sinar harus datang dari medium yang lebih
rapat ke medium yang kurang rapat.
2. sudut datang lebih besar daripada sudut
kritis.
Contoh beberapa sudut kritis berdasarkan
percobaan :
v sudut kritis untuk air
v sudut kritis untuk gelas
v sudut kritis untuk berlian
contoh penggunaan pemantulan total dalam
dunia teknik yang sangat populer adalah fiber optik yang digunakan dalam
telekomunikasi.
Ø MELUKIS PEMBIASAN
Ø Metode bantuan dua lingkaran.
Cara melukis pembiasan
dengan metode ini sebagai berikut :
1.
Lukis
dua buah lingkaran sepusat (konsentris) dengan perbandingan jari-jari sesuai
dengan index bias relatif antara kedua medium.
2. Lukis sinar datang yang sudut datangnya
diketahui terhadap garis normal.
3. a. Jika sinar datang dari medium yang
kurang rapat ke medium yang lebih rapat teruskan sinar datang sampai memotong
lingkaran besar ( titik A), kemudian dari titik A, tarik garis sejajar dengan
garis normal sampai memotong lingkaran kecil (titik B).
4. Hubungkan titik pusat lingkaran (titik M)
dengan titik B maka garis MB merupakan sinar bias.
Lukisan pembiasan sinar a) sinar datang
dari medium udara ke gelas (medium kurang rapat ke medium lebih rapat). b)
sinar datang dari gelas ke udara (medium lebih rapat ke medium kurang rapat).
pad kedua kasus, sudut datang =
PEMBENTUKAN CAHAYA KARENA PEMBIASAN.
1. Pembiasan cahay pada kaca PLAN PARALEL.
Kaca plan paralele ialah :
kaca yang dibatasi olh dua bidang datar yang sejajar satu sama lain.
Bila cahaya dijatuhkan pad titik A akan keluar di titik B. Akibat
indeks yang berbeda (n n`) maka
terjadi pergeseran sinar.
2. Pembiasan cahaya pada prisma.
= sudut puncak / sudut pembias.
n` = index bias prisma.
n = index bias
media sekitar prisma.
=
sudut datang dari sinar udara ke prisma.
= sudut bias
dari sinar udara ke prisma.
= sudut datang dari sinar prisma ke udara.
= sudut bias dari sinar prisma ke udara.
Sinar yang datang pada salah
satu sisi prisma, akan mengalami deviasi ()
Sudut deviasi () adalah :
sudut yang dibentuk antara sinar yang masuk dengan sinar yang keluar dari
prisma.
Besarnya sudut deviasi () adalah :
deviasi minimum terjadi bila
: = dan dapat dicari dengan rumus :
Bila prisma terdapat diudara : n = 1
Untuk sudut pembias yang
kecil maka harga
sinus akan mendekati harga sudutnya, jadi persamaannya dapat ditulis :
bila prisma terdapat diudara
:
3. Pembiasan pada permukaan spheris (LENSA).
Jika sebuah titik A yang
terletak pad sumbu utama memancarkan sinar dari medium n ke medium n` melewati
bidang lengkung spheris di titik b dengan jari-jari R, maka bayangannya berada
di titik A`.
berada di titik A`.
Dengan persamaan hukum
Snellius : n sin I = n` sin r
Maka di dapat suatu persamaan
sebagai berikut :
dan pembesaran (m) :
Jika bidang lengkung tersebut merupakan suatu
benda bening / transparan yang dibatasi oleh bidang-bidang lengkung, disebut :
LENSA.
Lensa adalah suatu sistem
optik yang di batasi oleh dua permukaan
bias baik itu cekung, cembung maupun datar dengan sumbu utama yang berimpit.
SEBUAH LENSA DENGAN TEBAL t dan
JARI-JARI dan
n =
index bias media sekitar lensa.
n` =
index bias bahan lensa.
t
= tebal lensa
A =
titik pad sumbu utama yang memancarkan cahaya.
= bayangan titik A oleh permukaan lensa I
= bayangan titik oleh permukaan lensa II
= pusat kelengkungan permukaan I
= pusat kelengkungan oleh permukaan lensa II
Jika
sebuah benda terletak pada jarak dari bidang lengkung pertama (titik A),
hendakdicari bayangan akhirnya akibat lensa tebal. Maka langkah –langkah untuk
mendapatkan persamaan sebagai berikut :
1. Dicari bayangan yang dibentuk oleh
permukaan lengkung I.
………………………………………………(Permukaan I)
adalah jari-jari kelengkungan permukaan
lengkung I diperoleh
2. Bayangan
dari permukaan lengkung I merupakan benda untuk permukaan lengkung II.
Jarak benda untuk bidang lengkung II dapat
dicari dengan rumus :
……………………………………………………….(persamaan II)
3. Kemudian dicari bayangan akhirnya dengan rumus :
………………………………………………(persamaan III)
adalah jari-jari kelengkungan permukaan II
dapat dihitung (bayangan akhir) pada lensa tebal.
8.1.4
Lensa
tipis.
Penurunan persamaan untuk lensa tipis.
Lensa tipis dapat dikatakan t ( tebal ) = 0
= S jarak benda terhadap lensa.
= S` jarak bayangan.
Dari persamaan I, II dan III diatas dapat diturunkan persamaan untuk
lengkung tipis sebagai berikut :
………………………………(persamaan
IV)
Bila lensa terdapat di udara : n = 1
………………………………(persamaan
V)
catatan : pemakaian persamaan-persamaan diatas tetap
harus memperhatikan perjanjian tanda yang telah dibuat.
Untuk benda yang jauh
sekali, jarak benda (s) dianggap tak berhingga dan bayangan jatuh di titik api
kedua dari lensa, dapat ditulis :
…………………………………(persamaan
VI)
Rumus ini merupkan Rumus untuk
jarak titik api lensa tipis.
Jika : <
0 maka f
< 0, lensa
disebut lensa negatif atau lensa cekung
>
0 maka f
> 0, lensa
disebut lensa positip atau lensa cembung.
Jika persamaan VI disubtitusikan kedalam persamaan V
maka diperoleh persamaan …………………………………………………(persamaan VII)
Persamaan tersebut diatas disebut : persamaan lensa
tipis “GAUSS”
Jenis lensa tipis :
a.
Lensa
Konvergen / lensa positip, yang terdiri dari : plano konveks, bikonveks, dan
konvekskonkaf.
G a m b a r
b. Lensa Divergen / lensa negatip, yang
terdiri dari : plano konkaf, bikonkaf dan konkafkonveks.
G a m b a r
UNTUK MELUKIS PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA LENSA DAPAT DIGUNAKAN METODE GRAFIS.
a.
LENSA
POSITIP.
1. Sinar yang sejaar dengan sumbu utam
dibiaskan melalui titik api kedua.
2. Sinar yang melalui titik api pertama akan
di biaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melalui pusat optik lensa
tidak dibiaskan tetapi diteruskan.
b. LENSA NEGATIP.
1. Sinar yang sejajar dengan sumbu utama
dibiaskan seolah-olah berasal dari titik api pertama.
2. Sinar
yang menuju titik api kedua dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melalui pusat optik lensa
tidak dibiaskan tetapi diteruskan.
KEKUATAN LENSA (DAYA LENSA)
Definisi : Kesanggupan lensa untuk
memancarkan atau mengumpulkan sinar –
sinar.
Satuan : Dioptri.
Notasi : P
Rumus :
Keterangan : 1 Dioptri adalah kekuatan
lensa dengan jarak titik api 1 meter
LENSA GABUNGAN.
ü Merupakan gabungan beberapa buah lensa.
ü Kegunanya : Untuk menambah kuat lensa yang
biasa digunakan dalam alat-alat optik.
ü Prinsip pembentukkan bayangan oleh lensa
pertama sama saja seperti pada lensa tunggal, tetapi bayangan yang dibentuk
oleh lensa pertama merupakan benda bagi lensa kedua.
ü Rumus lensa gabungan.
Khusus untuk gabungan lensa
tipis yang berjarak d maka fokus gabungannya :
LATIHAN SOAL 8.1.1
PEMANTULAN
1. Titik cahaya A berada 4 cm di muka cermin
datar. Lukiskan bayangan titik A tersebut.
2. Lukislah bayangan benda-benda berikut.
3. Lukiskan bayangan titik cahaya A diantara
dua buah cermin yang bersudut
4. Hitunglah berapa jumlah bayangan yang
terjadi pad dua buah cermin yang membentuk sudut :
a. b. c. d.
5. Seorang yang tingginya 1,6 m dapat melihat
tepat bayangannya dalam suatu cermin datar vertikal 3 meter jauhnya.
Tentukanlah tinggi dan posisi cermin tersebut.
6. Suatu benda yang tingginya 2 cm terletak 12
cm dimuka cermin cekung yang berfokus 4 cm.
a. Lukiskan dan sebutkan sifat bayangannya.
b. Hitung jarak bayangan yang terjadi.
c. Hitung pembesaran yang terjadi.
d. Hitung besar bayangan yang terjadi.
7. suatu benda yang terletak 6 cm di muka
suatu cermin positip membuat bayangan maya pada jarak 36 cm. Hitunglah jarak
fokus utama cermin tersebut dan lukiskan bila tinggi bayangan 6 cm.
8. Dibelakang
cermin cembung yang berfokus -4 cm terdapat sebuah bayangan yang
tingginya 3/16 cm pad jarak cm carilah dimana letak bendanya dan berap
tingginya. Lukiskan peristiwa tersebut.
9. dua buah cermin cekung yang mempunyai satu
sumbu utama dan sepusat bola cerminnya diletakkan behadapan. Jarak fokus utama
cermin I 6 cm dan cermin II 4 cm. Suatu benda diletakkan 10
cm didepan cermin I. Hitunglah jarak kedua bayangan dari kedua cermin itu untuk
benda tersebut diatas.
10. Jarak titik-titik pusat bola cermin cekung
dan cermin cembung sejauh 21 cm. Suatu benda berada 15 cm dimuka cermin cekung
yang berfokus 6 cm. Hitunglah jarak kedua bayangan pertama yang terjadi bila
fokus cermin cembung 4 cm.
11. Sebuah cermin cekung dengan jari-jari
kelengkungan 80 cm diletakkan berhadapan dengansebuah cermin datar dengan jarak
60 cm. Sebuah benda diletakkan ditengah-tengah diantara kedua cermin tersebut.
Tentukanlah letak bayangan dan perbesarannya, bila pemantulan pertama :
a. oleh cermin datar. b. oleh cermin cekung.
12. dua buah cermin cekung A dan B yang
identik, masing-masing berjari-jari 20
cm diletakkan berhadapan dengan sumbu utamanya berimpit. Sebuah benda
diletakkan 15 cm didepan cermin A tegak lurus sumbu utama. Bila panjang
bayangan sejati yang terjadi karena pemantulan oleh A dulu kemudian oleh B
besarnya 4 kaki panjang benda mula-mula, berapa jarak antara kedua cermin
tersebut.
13. Sebuah benda bercahaya diletakkan pad jarak
30 cm tegak lurus oada sumbu utama didepan cermin cekung yang berjari-jari 40
cm. Sinar-sinar yang di pantulkan oleh cermin ini kemudian dipantulakan oleh
cermin cembung yang berjari-jari 30 cm dan berada pad jarak 50 cm didepan
cermin cekung tadi. Sumbu utama kedua cermin berimpit. Berapa jarak bayangan
terakhir dengan benda semula?
LATIHAN SOAL 8.1.3
Pembiasan.
1. Sebuah gelas dimasukkan dalam air, berap
index bias air gelas jika n air = 2/3 dan n gelas = 4/3
2. Index bias suatu kaca adalah 1,5. Berapa
kecepatan cahaya dalam kaca tersebut.
3. Satu bahan I mempunyai index bias 4/3 dan
bahan II mempunyai index bias 2. Jika cahaya masuk kedalam kedua bahan tersebut
manakah kecepatan cahaya dan panjang gelombang yang paling besar dalam
bahan-bahan tersebut.
4. seberkas cahaya dengan panjang gelombang
12000 masuk dari udara ke dalam kaca yang index
biasnya 1,5. Tentukanlah panjang gelombang dalam kaca.
5. suatu cahaya masuk kedalam medium I
mempunyai kecepatan m/det jika masuk kemedium II
kecepatannya m/det. Carilah besar index bias relatif
medium I terhadap medium II dan index bias relatif medium II terhadap medium I.
6. Index bias mutlak intan dan kaca korona
adalah 5/2 dan 3/2 hitunglah :
a.
index
bias relatif intan terhadap korona.
b.
Sudut
kritis antara intan dan kaca korona.
7. sudut jritis suatu cahay dalam garam dapur
diketahui tentukanlah index bias garam dapur.
8. Lukiskan jalannya sinar bias dengan metode
2 buah lingkaran untuk sudut datang dengan metode 2 buah lingkaran untuk sudut
datang jika sinar datang dari :
a. medium dengan n = 2 menuju medium dengan n
= 4
b. medium dengan n = 5 menuju medium dengan n
= 3
c. medium dengan n = 3/2 menuju medium dengan
n = 2
d. medium dengan n = 4/3 menuju medium dengan
n = 1,5
9. Seberkas sinar datang dari udara menuju air
dengan sudut datang sedangkan index bias air 4/3 hitunglah sudut
biasnya.
10. Seberkas sinar datang dari gelas ke air
dengan sudut datang , bila index
bias gelas 3/2 dan index bias air 4/3 tentukanlah sudut bias sinar dalam air.
11. index bias air 4/3 dan index bias kaca 3/2.
tentukanlah sudut batasnya bila cahaya merambat dari kaca ke air.
12. Seekor itik berenang pad permukaan sebuah
kolam yang airnya tenang ( = 1,33) kolam tersebut dalamanya 160 cm.
Dimana letak bayangan dari itik pada dasar kolam bila matahari tepat berada :
a. Timur Laut.
b. Hampir tenggelam.
13. seberkas sinar jatuh pada bidang kaca plan
paralel dengan sudut datang . Jika tebal
kaca 2 cm dan index bias cahaya 3/2
Hitunglah :
a. Deviasi sinar
b. Pergeseran sinar
14. Berapa besar sudut deviasi minimum dari
prisma sama sisi yang index biasnya 1,4?
15. prisma dengan sudut pembias dan index biasnya 1,5, hitunglah deviasi
minimumnya, diudara. Dan hitung pula deviasi minimum prisma itu jika dalam air
yang berindex bias 4/3.
16. ujung kiri dari sebatang gelas yang
diameternya 10 cm, index biasnya 1,5 diasah sehingga menjadi permukaan cembung.
Dengan jari-jari 5 cm. Sebuah benda tinggi 1 mm, berdiri tegak lurus pad sumbu
dari sebatang gelas tadi dan berjarak 20 cm di sebelah kiri vertex. Hitunglah :
a. letak bayangan b. pembesaran.
17. Bila benda terletak 50 cm didepan
lensacekung- cembung dengan jari-jari kelengkunan R1 = 50
cm dan R2 = 100 cm. Dan index biasnya 1,5 tentukan
letak bayangannya.
18. Sebuah benda terletak 32 cm didepan sebuah
lensa tipis membentuk suatu bayangan pada layar 8 cm dibelakang lensa.
a. Tentukanlah panjang fokus dari lensa
b. Tentukanlah pembesarannya.
c. Sebut sifat bayangannya.
d. Apakah lensa konvergen atau divergen.
19. Bagian kiri dari suatu lensa bikonvex memiliki
jari-jari 12 cm, dan bagian kanannya 18 cm. Index bias gelas ialah 1,5.
a. hitung panjang fokus lensa.
b. Hitung panjang fokus jika jari-jari
kelengkungan dari dua permukaan itu ditukar.
20. sebatang gelas dengan index bias 5/3 salah
satu ujungnya merupakan permukaan cembung dengan jari-jari kelengkungan sebesar
3 cm berada di udara. Sebuah benda kecil terletak 10 cm dari permukaan itu.
Tentukanlah posisi bayangan yang terjadi karena pembiasan oleh batang gelas
itu, bila:
a. Benda berada di udara.
b. Benda berada di dalam gelas.
21. sebuah lensa fokusnya 50 cm. Tentukanlah
kekuatan lensa itu.
22. Suatu lensa tipis di udara kekuatannya 5
dioptri dimasukkan ke dalam air. Jika index bias udara 1 dan index bias air
besarnya 4/3 sedangkan index bias lensa 3/2 tentukanlah kekuatan lensa tersebut
dalam air.
23. Dua lensa tipis, masing-masing panjang
fokusnya 10 cm, yang pertama lensa konvergen dan yang satunya lensa divergen
letaknya terpisah oleh jarak 5 cm. Sebuah benda letakkan 20 cm di muka lensa
konvergen. Berapa jauh dari lensa ini bayangan terbentuk dan bayangannya nyata
atau semu?
12.1 ALAT – ALAT OPTIK.
8.4.1 MATA DAN KACA MATA.
M A T A
Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh
penglihatan lebih baik, karena mata dapat dipandang sebagai alat optik maka
pembahasan kita tentang alat optik kita mulai dari MATA sebagai ALAT OPTIK
G a m b a r.
Bagian-bagian mata:
v Bagian depan mata diliputi oleh membran
transparan ( c ), yang disebut : C O R N E A.
v Daerah disebelah cornea mengandung cairan
A, yang disebut : Aqueos humor.
v Lebih kedalam lagi adalah lensa kristal
(crystallinelensa ) L, yang terdiri dari serat serat yang cukup keras dipusat
dan agak lunak di sebelah luar.
Lensa kristal ini terletak pad tempatnya,
diikat dengan tali pad ciliary muscle. (M).
Disamping lensa ini mata dipenuhi cairan
tipis (v), yang sebagian besar terdiri dari air, yang disebut : vitreos humor.
Index bias daripada aqueos humor dan
vitreos humor, keduanya hampir sama dengan index bias air, yaitu kira-kira
1,366.
Lensa kristal tidak homogen, mempunyai index bias
“rata-rata” 1,437. Harga ini hampir tidak berbeda dengan index bias aqueos
humor dan vitreos humor, sehingga pembiasan cahaya yang masuk kedalam mata
hanaya terjadi pad cornea.
Sebagian besar daripada bagian dalam mata, diliputi
oleh saraf-saraf halus. Urat saraf penglihatan masuk ke dalam bola mata dalam
satu berkas, kemudia membelok dan menyebar ke retina.
Di retina yang terletak pad sumbu lensa mata, terdapat
cekungan yang paling banyak mengandung ujung saraf mata sehingga merupakan
tempat paling peka untuk menerima rangsang sinar, disebut bintik kuning (Y).
Sebaliknya ditempat masuk dan membelok, berkas safaf
tidak memiliki ujung saraf penglihatan, disebut : bintik buta.
Bayangan yang dibentuk oleh mata terletak di Retina,
yaitu pad bagian yang disebut : Fovea centralis; urat-urat mata akan mengatur
mata sedemikian rupa sehingga bayangan senantiasa jatuh pad fovea.
Di depan lensa kristal, ada iris, terdapat “pembuka”
(P), yang disebut pupil. Fungsi pupil adalah untuk mengatur kuantitas cahaya
(intensitas cahaya) yang masuk kemata, pupil akan secara otomatis membesar jika
cahaya rensah, sebaliknya akan berkontraksi jika intensitas cahaya bertambah.
Proses semacam ini dikenal dengan : Adaptasi.
Tetapi, secara relatif “besarnya” variasi daripada
cahaya yang masuk kedalam mata, tidak hanya bisa dikompensasi oleh peribahan
ukuran pupil, oleh sebab itu adaptasi dalam retina sendiri yang bisa mengatasi
perbedaan yang besar dalam kuantitas cahaya tersebut.
Beberapa istilah yang perlu diketahui pada mata :
1. Daya Akomodasi : Daya menebal dan menipisnya lensa
mata, lensa paling tipis pad saat mata tidak berakomodasi.
2. Titik jauh (punctum remotum) : Titik
terjauh yang masih terlihat jelas oleh mata (tidak berakomodasi).
Untuk
mata normal : titik jauh letaknya di jauh tak berhingga.
3. Titik dekat (punctium proximum) : titik
terdekat yang masih terlihat jelas oleh mata. (berakomodasi max).
Untuk
mata normal : titik dekat 25 cm.
Cacat-cacat mata .
Mata dinyatakan cacat biasanya karena :
-
Berkurangnya
daya akomodasi mata.
-
Kelainan
bentuk bola mata.
1. Mata normal (Emetropi).
*. Dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi
maka bayangan jatuh tepat pada retina.
*.
Titik dekat 25 cm.
*.
Titik jauh tak berhingga.
Gambar :
2. Mata rabun jauh (Myopi).
*.
Mata tidak mampu melihat benda-benda jauh.
*.
Titik jauh mata lebih dekat dari tak berhingga.
*.
Bayangan jatuh di depan retina, disebabkan karena :
- Lensa mata terlalu cembung.
- Lensa mata tidak dapat berakomodasi maximum.
- As mata (sumbu mata terlalu panjang).
Gambar.
Supaya dapat melihat seperti orang normal
maka orang itu perlu bantuan kacamata berlensa negatip (supaya sinar-sinar
lebih divergen).
3. Mata rabun dekat (Hypermetropi).
*.
Mata tidak mampu melihat benda-benda dekat.
*.
Titik dekat lebih jauh dari 25 cm.
*.
Titik jauh tetap dianggap tak berhingga.
*.
Bayangan jatuh dibelakang retina, disebabkan karena :
- Lensa mata terlalu tipis.
- Lensa mata tak berakomodasi maximum.
-
As
mata terlalu pendek.
Gambar.
Supaya dapat melihat seperti normal, maka orang ini
perlu bantuan kaca mata lensa positip ( supaya sinar-sinar lebih konvergen).
1. Presbiopi.
Adalah kelainan mata pad orang tua, hal ini disebabkan :
Daya akomodasi mata berkurang.
Dapat ditolong dengan kacamata lensa
rangkap.
K A C A M A T A .
Kacamata pada dasanya sebuah lensa yang dipakai untuk
mengatasi cacat mata, supaya diperoleh bayangan yang tepat dan jelas di retina.
Ada 2 macam :
a.
kacamata
lensa positip.
b. Kacamata lensa negatip.
Bayangan yang dibentuk oleh kacamata senantiasa maya.
(s` dalam persamaan lensa tipus atau persamaan Gauss,
senantiasa negatop).
Kacamata lensa positip.
Kacamata ini digunakan untuk mengatasi cacat mata
rabun dekat(hypermetropi)
Contoh : Seseorang yang titik dekat matanya 75 cm (rabun dekat) ingin melihat sebuah
benda yang letaknya 25 cm di depan mata ( seperti mata normal), maka dia harus
dibantu dengan kacamata lensa positip.
Fungsi dari kacamata ini untuk membentuk bayangan dari
sebuah benda (dalam contoh diatas s = 25 cm)
Supaya terletak pad titik dekatnya (dalam contoh
diatas = 75 cm)
Jadi dalam hal ini untuk kacamata berlaku :
untuk :
s = 25 s` = -75 (selalu maya)
sehingga diperoleh kekuatan lensa yang sesuai.
Kacamata lensa negatip.
Kacamata ini digunakan untuk mengatasi cacat mata rabun jauh (Myopi) seorang yang
rabun jauh, keinginan untuk mempunyai kemampuan seperti mata normal (titik
jauhnya tak berhingga). Fungsi dari kacamata ini adalah untuk membentuk
bayangan dari benda yang letaknya jauh tak berhingga, supaya terletak di titik
jauhnya.
Jadi dalam hal ini berlaku persamaan :
untuk : s = . s` = -x.
x adalah titik jauh dari
seorang myopi.
F = s` = -x.
LOUPE ( L U P )
Adalah merupakan alat optik yang paling sederhana,
hanya mempergunakan sebuah lensa cembung (positip).
Letak : antara mata dan benda.
*. Bayangan
yang terbentuk :
- Maya - Diperbesar. – Tegak.
* G u n a :
Untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan lebih
jelas.
Gambar untuk mata
berakomodasi.
Gambar untuk mata tak
berakomodasi.
Perbesaran anguler (∂)
Definisi :
perbandingan antara sudut buka mata tanpa loupe dengan sudut mata dengan
memakai loupe.
R u m u s :
Keterangan ∂
= perbesaran anguler.
= sudut pengliahatan dengan loupe.
= sudut pengliahatan tanpa loupe.
Perbesaran linier.
1.
Untuk
mata tak berakomodasi :
2.
Untuk
mata berakomodasi :
3.
Jika
mata berjarak d dari lensa
:
Perbesaran angulernya :
Dimana
: D = -s` + d.
Catatan : kalau di adalam soal tentang loupe, tidak
dikatakan apa-apa maka yang dimaksud adalah untuk mata tak berakomodasi.
M I K R O S K O P.
Adalah : alat optik yang terdiri dari dua buah lensa
yaitu :
Lensa positip (obyektif) yang
diletakan dekat denga lensa positip (okuler) yang dipisahkan dengan jarak
tertentu (d).
G u n a
: Mengamati benda-benda renik agar tampak lebih besar dan jelas.
Sifat bayangan akhir :
- maya - diperbesar -
terbalik.
·
Untuk
mata tak berakomodasi.
Bayangan
jatuh tepat pada fokus okuler, sehingga bayangan yang di bentuk oleh
lensa okuler di jauh tak terhingga.
Gambar.
Jika d
adalah jarak antara lensa obyektif dan okuler, maka :
Perbesarannya :
2. Untuk mata berakomodasi maximum.
Bayangan jatuh pada titik
dekat dari pengamat.
Perbesarannya : atau
Gambar.
T E R O P O N G
Adalah : alat optik yang dipakai untuk
melihat benda-benda jauh agar kelihatan lebih dekat dan jelas.
Macam-macamnya :
a.
Teropong
bintang astronomi.
·
Mempergunakan
dua lensa positif yaitu :
-
lensa
obyektif
-
lensa
okuler.
·
Benda
letak jauh tak berhingga, sehingga bayangan jatuh pad fokus obyektif.
·
Fokus
obyektif berimpit dengan fokus okuler.
Perbesaran Linier.
·
Untuk
mata tak berakomodasi.
atau
·
Fokus
okuler lebih kecil daripada fokus obyektif.
GAMBAR.
Untuk mata berakomodasi.
= atau
b. Teropong bumi (yojana).
Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong
bintang, perbedaannya terletak pad bayangan terakhir (yaitu tegak) Untuk itu
harus dipasang lensa pembalik.
Oleh karena itu teropong ini terdiri dari 3
buah lensa yaitu :
·
Lensa
obyektif : terdiri dari lensa positip.
·
Lensa
cembung : berfungsi sebagai lensa
pembalik.
(terletak
antara obyektif dan okuler)
·
Lensa
okuler : terdiri dari lensa positip dan berfungsi
sebagai loupe.
Jarak obyektif okuler.
·
Untuk
mata tak berakomodasi
= fokus lensa pembalik.
pembesarannya :
·
Untuk
mata berakomodasi
pembesarannya :
Gambar.
c.
Teropong
panggung (teropong belanda = teropong tonil disebut juga teropong GALILEI)
Teropong panggung dibuat sebagai
pembaharuan dari teropong bumi (karena terlalu panjang). Untuk ini dipakai
lensa negatip (-) berfungsi sebagai lensa pembalik sekaligus sebagai okuler.
Oleh karena itu teropong ini terdiri dari :
·
Obyektif : lensa positip.
·
Okuler : lensa negatip.
Gambar
Tidak berakomodasi.
Pembesarannya :
Jarak antara lensa obyektif dan lensa
okuler.
dengan
dimasukkan bertanda – (negatip)
dengan akomodasi (berakomodasi)
pembesarannya :
TEST FORMATIF.
1. Untuk mengamati benda-benda renik digunakan
………..
2. Untuk mengamati benda-benda yang jauh
letaknya digunakan ……………..
3. Untuk mengamati benda-benda kecil agar
tampak lebih besar dan lebih jelas digunakan …………………….
4. Sebuah
lup membentuk bayangan ………… yang
jaraknya dari mata paling sedikit ………….. dan paling besar …………………..
5. Perbesaran sebuah lup terletak antara ……………
dan ……………
6. Benda yang diamati dengan lup untuk mata
yang berakomodasi diletakkan diantara ……………….. dan ……………………..untuk mata yang
tidak berakomodasi, benda diletakkan di …………..
7. Pada mikroskop, bayangan sejati yang
dibentuk oleh obyektifnya lebih daripada bendanya sedangkan pada teleskop bayangan sejati
8. Seorang emetrop dengan titik dekat 25 cm
mengamati sebuah benda dengan lup dari 10 dioptri yang diletakkan 10 cm di
depan mata. Bila ia berakomodasi maximum, berapa perbesarannya …………..
Jika tidak berakomodasi
berapa perbesarannya ……………….
LATIHAN
ALAT-ALAT OPTIK.
1. Sebuah lup jang berjarak titik api 5 cm
menghasilakan bayangan maya 25 cm dari mata. Berapakah jarak benda? Berapakah
perbesaran panjangnya?
2. Sebuah benda yang panjangnya 2 mm diamati
oleh orang bermata normal denagn memakai lup yang berjarak titik api 2 cm.
a. berapakah perbesaran sudutnya jika lup
menghasilkan perbesaran maximum?
b. Berapakah perbesaran sudutnya jika bayangan maya berada 50 cm dari lensa?
c. Berapakah perbesaran sudutnya jika bayangan
maya itu berada di tempat yang jauh tak
berhingga?
3. Seorang bermata normal ( titik dekat 25 cm)
mengamati sebuah benda denagn menggunakan sebuah lup yang jarak titik apinya
12,5 cm. Jarak antara benda dengan lup 10 cm. Jarak antara mata dengan lup 50
cm. Berapakah perbesaran sudutnya?
4. Berapakah panjang fokus sebuah kacamata
membaca yang dipakai seseorang, kalau orang tersebut mempunyai titik dekat 20
dm.
5. Titik jauh sebuah mata myop adalah 30 cm.
Berapakah panjang fokus kacamata yang harus dipakai supaya dapat melihat
benda-benda yang sangat jauh?
6. a.
Dimana titik dekat sebuah mata yang memakai kacamata baca dari 2 dioptri.
b. Dimana titik jauh sebuah mata yang memakai
kacamata -0,5 dioptri untuk melihat jauh.
7. Sebuah mikroskop mempunyai obyektif yang
berjarak titik api 10 mm dan okuler yang berjarak titik api 25 mm. Berapakah
jarak antara kedua lensa itu dan berapakah perbesarannya apabila bendanya
berada pad jarak 10,5 mm daro obyektif dan mata berakomodasi maximum.
8. Obyektif dan Okuler sebuah mikroskop
masing-masing mempunyai jarak titik api 2 cm. Jika sebuah jenis benda
diletakkan pad jarak 2,5 cm dari obyektif, berapakah jarak antara obyektif dan
okuler untuk mata yang tidak berakomodasi dan berapakah perbesarannya?
9. Sebuah teropong bumi mempunyai obyektif
yang berjarakm jitik api 1 meter. Bila orang dengan mata normal yang tidak
berakomodasi melihat kesebuah benda di tempat yang jauh tak berhingga dengan
menggunakan teropong tersebut, maka akan memperoleh daya perbesaran 20 kali.
Lensa pembaliknya berjarak titik api 25 cm. Berapakah panjang teropong itu.
Berapakah perbesarannya bila orang itu berakomodasi pad 25 cm dan berapakah
panjang teropongnya?
10. Berapakah panjang maximum dan berapakah
panjang minimum teropong panggung yang mempunyai obyektif dengan jarak titik
api 20 cm dan okuler yang berjarak titik api 5 cm untuk mata normal dengan
titik ekat 25 cm? Berapakah daya perbesaran maximum dan berapa minimumnya bila
dipakai untuk melihat benda-benda yang berada di tempat yang jauh tak
berhingga?
11. sebuah teropong bintang mempunyai obyektif
yang berjarak titik api 250 cm dan sebuah okuler yang berjarak titik api 2 cm.
Obyektif tersebut terdiri dari sebuah lensa positif yang berjarak titik api 1,5
cm yang dilekatkan pada sebuah lensa negatif sehingga merupakan lensa gabungan
yang sentris. Teropong itu ditujukan ke sebuah bintang yang dilihatnya dengan
mata normal yang tak berakomodasi. Berapa dioptri kuatnya lensa negatif tadi?
Berapakah perbesaran teropong? Kemudian teropong digeser sedemikian sehingga
seorang berpenglihatan dekat dengan titik jauh 70 cm dapat melihat bayangan
terang dengan tak berakomodasi. Berap cm okuler itu harus digeser dan kemana
arahnya?
12. Sebuah teropong bumi diarahkan kesuatu
benda yang berhingga jauhnya. Okulernya terdiri dari lensa biconvex, gelas
korona dan lensa planconcaf dari gelas flinta yang ditempelkan pad lensa
bikonvex tadi. Jari-jari kelengkungan dari ketiga permukaan lengkung sama
besarnya yaitu 1,6 cm. Penunjuk bias lensa korona 1,48 dan gelas flinta 1,64.
jarak titik api obyektif 50 cm. Jarak titik api lensa pembalik = 5 cm.
Ditanyakan :
a. Jarak obyektif – okuler untuk mata tak
berakomodasi.
b. Jarak obyektif – okuler untuk mata
yang berakomodasi pad jarak 20 cm.
c. Jarak dan jurusan mengisarnya okuler untuk
bayangan yang terang pad sebidang tabir yang jaraknya 15 cm dibelakang okuler.
d. Lukislah pertanyaan b dengan skala 1 : 5.
13. sebuah mikroskop mempunyai obyektif yang
berjarak titik api 7,5 mm. Benda kecil berada 8 mm dari obyektif. Bayangan yang
terbentuk dilihat dengan okuler yang berjarak titik api 5 cm. Pertanyaan :
a.
Mata
melihat bayangan terang tanpa berakomodasi. Berapakah jarak obyektif dan
okuler?
b. Mata berpenglihatan dekat dengan titik jauh
20 cm dan melihat bayangan tak berakomodasi. Berapa cm okuler harus di geser
dan kemana arahnya?
c.
Lukislah
pembentukan bayangan pad b.
d. Mata berpenglihatan dekat tadi mengulang
penilikannya seperti halnya pada ad. a
dengan menggunakan kacamata sehingga okuler tidak usah digeser. Bila dalam hal
ini mata juga tak berakomodasi. Berapa dioptikah kacamata itu?
14. suatu mikroskop mempunyai obyektif dengan
perbesaran lateral 100 kali. Berapa panjang fokus okulernya bila mikroskop
tersebut menghasilkan perbesaran 1000 kali.
15. Suatu mikroskop dilengkapi dengan
obyektif-obyektif yang panjangnya 16 mm,4 mm, 1,9 mm dan okuler-okuler yang
mempunyai perbesaran sudut 5 kali dan 10 kali. Bayangan dari obyektif 160 mm
disebelah luar titik fokus kedua.
a. berapakah perbesaran maximumnya?
b. berapakah perbesaran minimumnya?
Jawaban
:
1. 4,2 cm dan 5,9 x.
2. a. 13,5 x b. 13 x c.
12,5 x
3. 1,25 x
4. 28,57 cm
5. -30 cm
6. a. 50 cm b. 200 cm
7. 23,3 cm 220 x
8. 12 cm
50 x
9. 205 cm 24 x 204,17 cm
10. 15 cm 13,75 cm 4 x 3,2 x
11. 125 x 1/18 cm digeser kedalam
12. 75 cm b. c. 3,5 cm
ke luar
13. a.
170 mm
14. 2,5 cm
15. 842,1 kali 50 kali.
---------------oOo----------------
submitted by RayX ^^X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar