Senin, 06 Februari 2012

bakteri tahan asam

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERI TAHAN ASAM
Posting Oleh: alonemisery
I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel disebut bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology) yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik (Syahrurachman, 1994).
Bakteri ini membutuhkan bahan tambahan makanan seperti darah egg yolk, serum dan sel yang tebal yang terdiri dari asam lemak mivolet untuk pertumbuhannya. Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri gram positif (+), batang sedikit bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 - 8 minggu, suhu optimal 37 - 38oC. Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga spesimen menjadi lebih murni (Staff pengajar FKUI, 1994).
Mycobacterium tuberculose terdapat pada manusia yang mengidap penyakit TBC dan penularannya terjadi melalui jalan pernafasan, tetapi spesies Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat ditemukan pula pada manusia di usus (Syahrurachman, 1994).
B. Tujuan
1.Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA).
2.Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.
II.MATERI DAN METODE

A.Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Bakteri Tahan Asam (BTA) adalah pipet tetes, mikroskop, objek glass, jarum ose dan pembakar spirtus. Bahan yang digunakan adalah sputum (dahak), alkohol asam 3%, carbol fuchsin 0,3%, aquades dan methylen blue.
B.Metode
1.Preparat dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu dengan membersihkan kotoran dengan alkohol pada objek glass lalu sputum diletakkan di atasnya dengan menggunakan jarum ose (dalam keadaan aseptis) setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian difiksasi.
2.Objek glass yang kering ditetesi carbol fuchsin 0,3% dan dipanaskan selama 5 menit tetapi jangan sampai mendidih.
3.Cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
4.Tetesi dengan alkohol asam 3%, lalu cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
5.Tetesi dengan methylen blue, didiamkan selama 20 – 30 detik kemudian dicuci dengan menggunakan aquades mengalir, keringkan dan amati dibawah mikroskop.



Skema kerja
























III.HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Praktikum

Praktikum pewarnaan BTA pada sampel sputum menghasilkan BTA positif 1 dan BTA positif 2 (5 BTA / 1 lapang pandang).



B.Pembahasan
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2 yang dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT, yaitu:
Negatif: apabila tidak ditemukan BTA.
Positif: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 1: apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 2: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang.
Positif 3: apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.
Tujuan pemberian carbol fuchsin 0,3% adalah untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Tujuan pemberian alkohol asam 3% adalah meluruhkan warna dari carbol fuchsin, tetapi pada golongan BTA tidak terpengaruh pemberian alkohol asam 0,3% karena memiliki lapisan lipid yang sangat tebal sehingga alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna merah akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian methylen blue adalah memberi warna background (Pelczar dan Chan, 1986).
Mewarnai bakteri yang tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan Ziehl Neelson. Pewarnaan Ziehl Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat kimia yang diberikan. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak mengubah struktur sel bakteri. Perlakuan pencucian dengan menggunakan aquades mengalir bertujuan untuk menutup kembali lemaknya (Pelczar dan Chan, 1986).
IV.KESIMPULAN DAN SARAN



A.Kesimpulan


1.Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan cat warna kedua bakteri tidak tahan asam berwarna biru.
2.Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2
B.Saran
1.Praktikum pewarnaan BTA tidak hanya dilakukan oleh asisten tetapi juga dapat dilakukan oleh praktikan.
2.Praktikum pewarnaan BTA akan lebih baik jika menggunakan sputum yang bervariasi dari negatif, positif, positif 1, positif 2, dan positif 3 sehingga praktikan dapat mengetahui seberapa banyak BTA pada masing-masing kondisi.







DAFTAR REFERENSI



Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.


Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada.


Pelczar, M. J. And E. C. S. Chan. 1986. Elements of Mycrobiology. New York : Mc grow-Hill Book Company.


Sechlegel, H. G. And Schimt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : UGM Press.


Staf pengajar FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binawa Aksara.


Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar