BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang teori
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.
Tujuan percobaan
Percobaan ini diadakan untuk mempelajari pengaruh cahaya sebagai faktor pendukung terjadinya perkecambahan terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap terang serta menentukan titik tumbuh primer dan sekunder pada batang.
Manfaat percobaan
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek yang ditimbulkan sinar matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta mengetahui kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji kacang hijau.
BAB II KAJIAN TEORI
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Landasan Teori/ Tinjauan Teoritis
2.1.1. Tahapan Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pewrtumbhan primer dan sekunder.
1. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkanoleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter batang.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•Air dan mineral
•Kelembaban.
•Suhu
•Cahaya matahari
•nutrisi
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
1). Auksin
2). Giberelin
3).Sitokinin
4). Gas Etilen
5).AsamAbsisat
6).Kalin :
6).Kalin :
a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
d.Filokalin: merangsang pembentukan daun
2.1.3. Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:
Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis.Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
2.2. Hipotesis
Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akanmengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di tempat terang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh hormon auksin yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen antara lain
3.1.1. Alat dan bahan
Alat:
- 2 Wadah tanam
Bahan:
- Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
- tanah
3.1.2. Langkah kerja
- merendam kacang hijau selama beberapa menit di dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan dormansi biji yang akan ditanamkan.
- memilih kacang yang mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.
- memasukkan masing-masing 10 kacang hijau pada wadah tanam.
- menempatkan masing-masing wadah pada tempat yang terang dan gelap.
- menyirami setiap hari.
- melakukan pengamatan selama 3 hari.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah anggota kelompok peneliti secara terpisah.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama 4 hari. Dengan jeda pengukuran setiap hari untuk perkecambahan di tempat gelap dan jeda ...... hari untuk perkecambahan di tempat terang.
3.4. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus).
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
4.1.1 tabel hasil percobaan
Tabel 1 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang
Tabel 2 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 sampel, yaitu tiga perkecambahan. Di bawah ini merupakan data setiap kecambah yang diamati.
Kecambah I
Panjang total : 26 cm
Panjang di atas daun lembaga : 8 cm
Kecambah II
Panjang total : 27 cm
Panjang di atas daun lembaga : 9.5 cm
Kecambah III
Panjang total : 20.5 cm
Panjang di atas daun lembaga : 4.5 cm
Di setiap kecambah, bagian yang akan diteliti adalah bagian titik tumbuh yang berada di atas daun lembaga yang kemudian dibagi menjadi 4 daerah, yaitu daerah A mulai dari ujung kecambah, B, C dan D dengan panjang masing-masing sekitar 2 cm.
Tabel pengamatan 2.
Kecambah I
Daerah/hari | 1 | 2 | 3 | Pertumbuhan rata-rata |
A | XXX | XXXX | XXX | 4 cm |
B | X | X | - | 1 cm |
C | X | X | - | 0.6 cm |
D | X | - | - | 0.3 cm |
Kecambah II
Daerah/hari | 1 | 2 | 3 | Pertumbuhan rata-rata |
A | XXX | XXX | XXX | 4 cm |
B | - | X | - | 0.3 cm |
C | - | X | - | 0.3 cm |
D | - | X | - | 0.3 cm |
Kecambah III
Daerah/hari | 1 | 2 | 3 | Pertumbuhan rata-rata |
A | XXX | XXX | XXX | 4 cm |
B | - | X | - | 0.3 cm |
C | - | - | - | - |
D | - | X | - | 0.3 cm |
Keterangan: tanda X menunjukkan kuantitas pertumbuhan.
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Berdasarkan tabel pengamatan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan primer berlangsung diujung batang. Pada bagian ini sel membelah secara cepat. Letak titik tumbuh primer ini dibuktikan dengan kuantitas pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing daerah A yang besar.
Perbandingan laju perkecambahan pada tabel 1 dan 2 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah yang diletakkan di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi beberapa factor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam tiga haripada titik primernya yaitu ..... cm, sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 4 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang kedelai yang ditempatkan di daerah berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang kedelai dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek,.
B. SARAN
1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi, sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.
2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.
Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Riandri, Henny,2009. Theory and Application of Biology 3 for Grade XII of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: Bilingual.
Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. Http://catatanzhamal.blogspot.com/
www.wikipidia.org.id
B. Perkecambahan Biji
Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang keluar menembus kulit biji (Salibury, 1985: 4160). Di balik gejala morfologi dengan permunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis.
Secara fisiologi, proses perkecambhan berlangsung dalam beberapa tahapan penting meliputi :
· Absorbsi air
· Metabolisme pemecahan materi cadangan makanan
· Transport materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif bertumbuh
· Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru
· Respirasi
· Pertumbuhan
Banyak faktor yang mengontrol proses perkecambahan biji, baik yang internal dan eksternal. Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promotor dan inhibitor perkecambahan, terutam asam giberelin (GA) dan asam abskisat (ABA). Faktor eksternal yang merupkan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (Mayer, 1975:46-43).
Syarat perkecambahan biji
a. Air
· Fungsi 1 : melunakkan kulit biji, embrio dan endosperm mengembang sehingga kulit biji robek
· Fungsi 2 : memfasilitasi masuknya O2 kedalam biji, air imbibisi pada dinding sel sehingga sel jadi permeabel terhadap gas. Gas masuk secara difusi sehingga suplai O2pada sel hidup meningkat dan pernafasan aktif
· Fungsi 3 : mengencerkan protoplasma, aktivasi macam-macam fungsinya
· Fungsi 4 : alat transport larutan makanan dari endosperm/kotiledon ketitik tumbuh di embryonic axis : untuk membentuk protoplasma baru
Bagian biji yang mengatur masuknya air yaitu kulit dengan cara imbibisi (perembesan ) dan mikro raphae hilum dengan cara difusi (perpindahan substansi karena perbedaan konsentrasi) dari kadar air tinggi ke rendah/konsentrasi larutan rendah ke tinggi
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air :
1. Permeabilitas kulit/membran biji
2. Konsentrasi air
Karena air masuk secara difusi, maka konsentrasi larutan diluar bji harus tidak lebih pekat dari di dalam biji.
3. Suhu air
Suhu air tinggi energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi.
4. Tekanan hidrostatik
Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air. Kerika volume air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong keluar biji sehingga kecepatan penyerapan air menurun.
5. Luas permukaan biji yang kontak dengan air
Berhubungan dengan kedalaman penanaman biji dan berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air.
6. Daya intermolekuler
Merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah atau media tumbuh. Makin rapat molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji.Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
7. Spesies dan Varietas
Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji.
8. Tingkat kemasakan
Berhubungan dengan kandungan air dalam biji, biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat.
9. Komposisi Kimia
Biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak. Kecepatan penyerapan air: protein>karbohidrat>lemak.
10. Umur
Berhubungan dengan lama penyimpanan makin lama disimpan, makin sulit menyerap air.
b. Suhu
Adanya cardinal point temperatures: min-optimum-max
· Suhu minimum: batas suhu terendah dimana tidak dapat terjadi lagi perkecambahan biji
· Berkecambah dalam cahaya terus menerus
· Berkecambah setelah penyinaran sesaat
· Tidak berpengaruh oleh ada/tidaknya cahaya
Proses Perkecambahan Biji (Jann dan Amen dalam Khan, 1934)
1. Penyerapan air
· Masuk air secara imbibisi dan osmosis
· Kulit biji
· Pengembangan embrio dan endosperm
· Kulit biji pecah, radikal keluar
2. Pencernaan
Merupakan proses terjadinya pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel.
Makanan cadangan utama pada biji yaitu pati, hemiselulosa, lemak, protein:
· tidak larut dalam air atau berupa senyawa koloid
· terdapat dalam jumlah besar pada endosperm dan kotiledon
· merupakan senyawa kompleks bermolekul besar
· tidak dapat diangkut (immobile) ke daerah yang memerlukan embrionikaksis
Proses pencenaan dibantu oleh enzim
· senyawa organik yang diproduksi oleh sel hidup
· berupa protein
· merupakan katalisator organik
· fungsi pokok:
* enzim amilase merubah pati dan hemiselulosa menjadi gula
* enzim protease merubah protein menjadi asam amino
* enzim lipase merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserin
· aktivasi enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi
· enzim yang telah diaktivasi masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk mencerna cadangan makanan
3. Pengangkutan zat makanan
Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik tumbuh pada embrionik axis, radicle dan plumulae
Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
4. Asimilasi
Merupakan tahapan terakhir dalam penggunaan cadangan makanan
Merupakan proses pembangunan kembali, misalnya protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali menjadi protein baru
Tenaga atau energi berasal dari proses pernapasan
5. Pernafasan (Respirasi)
Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana dengan membebaskan sejumlah tenaga
Pertama kali terjadi pada embrionik axis setelah cadangan habis baru beralih ke endosperm atau kotiledon.
Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat radicle menembus kulit
6. Pertumbuhan
Ada dua bentuk pertumbuhan embrionik axis:
Pembesaran sel-sel yang sudah ada
Pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh
Proses Perkecambahan Morfologis
Merupakan suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan pernafasan
Diawali oleh pembelahan dan perpanjangan sel
Dilanjutkan oleh pertumbuhan embryonic axis yang makroskopik yaitu keluarnya radicleatau plumulae dari kulit biji
HIPOTESIS
1. Biji kulit tipis akan mengalami perkecambahan lebih cepat dari pada biji kulit tebal.
2. Dengan pengamplasan biji kulit tebal akan mempercepat pematahan masa dormansi biji, jika dibandingkan dengan biji kulit tebal yang tidak diamplas.
3. Penambahan zat kimia seperti herbisida dan NaCl akan menghambat proses perkecambahan.
4. Semakin tinggi konsentrasi herbisida dan NaCl, semakin lambat proses perkecambahan.
5. Ketersediaan dan banyaknya air mempengaruhi perkecambahan pada biji. Terlalu banyak air akan berdampak negatif terhadap proses perkecambahan
DATA HASIL PERCOBAAN
Zat Kimia | Kacang Hijau | Kacang tanah | Kacang Merah | Asam diamplas tdk diamplas | Flamboyan diamplas tdk damplas | ||
Air | 20 % Berke- cambah | 40 % Berke-cambah | - | 80 % kulit pecah, 20 % berke-cambah | - | - | - |
NaCl 0,5 % | 70 % Berke-cambah | - | - | 60 % ter-kelupas, 40 % tdk ada per-ubahan | - | - | - |
NaCl 1 % | - | - | - | 20 % ter-kelupas, 30% tdk ada per-ubahan | - | - | - |
Herbisida 1 ml | 35 % Berke-cambah | - | - | Kulit pecah | - | - | - |
Herbisida 2 ml | 40 % Berke-cambah | Kulit pecah | - | Kulit pecah | - | - | - |
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan dan ketebalan kulit biji terhadap perkecambahan. Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting yaitu absorbsi air, metabolisme, pemecahan materi, proses transport materi, pembentukkan kembali materi baru, respirasi, dan pertumbuhan (Suyitno, 2007:51).
Pada percobaan perkecambahan ini, digunakan dua jenis biji yaitu:
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang merupakan biji berkulit tipis.
2. Biji asam (Tamarindus indica) dan flamboyan (Delonix regia) yang merupakan biji berkulit tebal.
Untuk biji kacang hijau yang merupakan biji berkulit tipis, ditempatkan pada cawan petri yang telah dialasi kapas dan dibasahi dengan larutan yang berbeda, dimana banyaknya larutan yang digunakan ada yang hanya beberapa tetes saja, sementara yang lainnya sampai merendam biji. Larutan yang digunakan antara lain air (sebagai kontrol), herbisida 1 ml, herbisida 2 ml, NaCl 0,5%, dan NaCl 1%.
Perlakuan yang sama juga diberikan kepada biji asam dan flamboyan yang merupakan biji berkulit tebal. Hanya saja, sebelum ditempatkan pada cawan petri, kedua jenis biji yang berkulit tebal itu sebagian diamplas terlebih dahulu, sementara sisanya tidak diamplas.
Berdasarkan hasil pengamatan selama tiga hari diketahui bahwa kacang hijau yang diletakkan di cawan yang diteesi air telah berkecambah sekitas 20 %. Hal ini terjadi karena keadan lingkungan biji yang kering atau air yang terdapat pada cawan menjadi kering etelah dua hari dan tidak dilakukan penyiraman. Padahal air sangat berpengaruh sekali dalam perkecambahan. Selain itu waktu yang relative singkat yaitu selama tiga hari yang pada saat itu biji baru berkecambah belum menjadi tanaman.
Pada biji kacang hijau yang diberi NaCl 0,5% menunjukan adanya perubahan pada biji kacang hijau, yaitu berkecambah sebanyak 70 % hal ini terjadi karena lingkungan disekitar biji memungkinkan untuk tumbuh. Hanya saja kita belum bias melihat pertumbuhan selanjutnya, karena waktu yang hanya tiga hari belum cukup untuk mengamati pertumbuhan biji menjadi tanaman apalagi dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung, yaitu dberi zat NaCl 0,5 % dan lama kelamaan lingkungan biji menjadi kering.
Pada biji kacang hijau yang ditetesi NaCl 1 % menunjukkan bahwa biji kacang hijau tidak ada perubahan sama sekali. Hal ini terjadi karena larutan Nacl 1 % yang diberikan sangat sedikit akibatnya lingkungan biji menjadi kering sehingga biji pun tidak berkecambah. Seharunya larutan yang diberikan harus sampai menyebabkan biji basah sehingga biji berkecambah.
Biji kacang hijau yang diberi herbisida 1 ml menunjukkan adanya perubahan bahwa biji berkecambah hingga 35 %. Begitu pula pada biji yang diberi larutan Herbisida 2 ml menunjukkan bahwa biji berkecambah hingga 40 %. Setelah itu tidak Nampak perubahan lagi dalam waktu 3 hari. Seharusnya pada biji kacang hijau yang diberi larutan herbisida 1 ml atau 2 ml, menunjukkan perkecambahan 100% pada hari pertama. Akan tetapi kecambah kecil dan kering karena herbisida dapat menghambat sintesis amilase sehingga proses hidrolisis pati menjadi gula dalam endosperm berkurang dan jumlah glukosa yang dikirim ke titik tumbuh sedikit sehingga pertumbuhan biji terhambat sehingga meskipun terjadi perkecambahan, tetapi kecambah kecil dan akarnya pendek. Glifosat menghambat pemanjangan akar kecambah, karena masuknya herbisida glifosat ke dalam tubuh tumbuhan melalui akar menghambat pertumbuhan terutama pemanjangan akar dan mencegah pertumbuhan akar lateral Herbisida aktif lewat system perakaran menyebabkan kerdil serta menekan pertumbuhan akar lateral (Moenandir, 1993). Semakin meningkat dosis herbisida glifosat menyebabkan semakin terhambatnya pertumbuhan panjang akar.
Pada kacang tanah yang diberi air menunjukan gejala perkecambahan sebanyak 40 %. Hal ini menunjukkan bahwa air mempengaruhi perkecambahan. Karena dengan lingkungan yang basah memberikan rangsangan biji untuk berkecambah.
Namun pada kacang tanah yang diberi NaCl 0,5 %, NaCl 1 %, dan herbisida 1 ml, kacang tanah tidak tumbuh. Hal ini terjadi karena larutan yang diberikan terlalu sedikit sehingga menjadikan lingkungan yang tidak cocok untuk perkecambahan. Lingkungan kering, apalagi setelah tiga hari tidak diberi larutan lagi. Sehingga kita tidak bisa melihat gejala-gejala yang Nampak saat biji berkecambah dan saat pertumbuhan.
Pada biji kacang tanah yang diberi herbisida 2 ml hanya menunjukkan adanya perubahan bahwa biji kacang hanya mengalami pecah-pecah pada kulitnya. Seharusnya biji yang diberi herbisida akan menunjukkan gejala yang telah dijelaskan sebelumnya saat membahas kacang hijau. Namun bisa saja perkecambannya lebih cepat dari kacang hijau karena kulitnya lebih tipis dari kacang hijau.
Pada kacang merah tidak menunjukkan gejala apapun. Semua kering dan tidak berkecambah. Karena kering maka kacang merah tetap mengalami dormansi akibat terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Sedangkan pada pada biji flamboyan dan asam yang merupakan biji berkulit tebal mengalami perkecambahan dengan jumlah relatif kecil. Untuk biji flamboyan yang diamplas dan diberi perlakuan sama seperti pada biji kacang hijau menunjukkan perkecambahan sebesar 20% dan 80 % yang lainnya hanya terpecah kulitnya. Adapun untuk biji berkulit tebal yang tidak diamplas, baik biji flamboyan maupun asam tidak menunjukan adanya proses perkecambahan.
Sedikitnya biji berkulit tebal yang berkecambah menunjukkan bahwa biji tersebut mengalami dormansi. Hal ini terjadi karena biji yang terlalu tebal menyebabkan air dan oksigen susah masuk ke dalam biji tersebut sehingga embrio tidak bisa melakukan proses pertumbuhan.
Tujuan dari pengamplasan biji flamboyan dan asam adalah untuk mempertipis kulit biji agar air dan oksigen bisa masuk ke dalamnya. Hal ini terbukti bahwa pada biji flamboyan dan asam yang diamplas menunjukkan adanya proses perkecambahan yang lebih baik jika dibandingkan dengan biji flamboyan dan asam yang tidak diampelas terlebih dahulu. Hal ini juga membuktikan bahwa proses perkecambahan pada biji kulit tebal seperti biji flamboyan dan asam lebih lambat jika dibandingkan dengan biji berkulit tipis seperti kacang hijau sehingga diperlukan pengampelasan untuk mempercepat pematahan masa dormansi biji agar bisa berkecambah.
Gejala-gejala diatas menununjukkan kondisi lingkungan biji yang kurang menguntungkan akibatnya biji tetap mengalami dormansi. Walaupun ada yang berkecambah namun sangat sedikit dan lambat sekali. Keadaan yang kurang menguntungkan tersebut adalah kondisi lingkungan yang kering atau tidak basah. Selain itu waktu yang hanya tiga hari tidak cukup untuk mengamati perkecambahan hingga pertumbuhan sampai menjadi tanaman, apa lagi pada biji yang berkulit tebal. Seharusnya kita bisa mengamati pengaruh ketebalan biji dan zat kimia pada proses perkecambahan jika waktunya lebih lama.
KESIMPULAN
Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji.
1. Proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting yaitu absorbsi air, metabolisme, pemecahan materi, proses transport materi, pembentukkan kembali materi baru, respirasi, dan pertumbuhan. Penambahan zat kimia seperti herbisida dan NaCl menghambat proses perkecambahan. Semakin tinggi konsentrasi herbisida dan NaCl, semakin lambat proses perkecambahan.
2. Biji kulit tipis mengalami perkecambahan lebih cepat dari pada biji kulit tebal.Pengamplasan biji kulit tebal mempercepat pematahan masa dormansi biji jika dibandingkan dengan biji kulit tebal yang tidak diamplas.
3. Ketersediaan dan banyaknya air mempengaruhi perkecambahan pada biji. Terlalu banyak air akan berdampak negatif terhadap proses perkecambahan. Namun jika sampai kering maka tidak akan terjadi perkecambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Bandung.
Suyitno Al.MS. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta : UNY
di atas cotyledo (daun lembaga). Perkecambahan pada biji jagung merupakantanaman C
4 ,
perkecambahan terjadi karena telah memenuhi unsur udara, air,cahaya serta panas dan perkecambahan terjadi di bawah tanah. Jagung yangtelah menjadi kecambah memiliki bagian-bagian berupa plumula (puncuk lembaga) yaitu calon-calon daun yang merupakan bagian lembaga (embrio).Caulicula (batang lembaga) yaitu calon batang dimana pada tanaman jagunghanya terdapat epikotil yaitu ruas batang yang terdapat di atas cotyledo.Skutelum adalah daun lembaga yang berfungsi sebagai penghisap makanandari putih lembaga berupa lapisan yang tipis yang berbentuk seperti perisaiyang tidak tampak daari luar, sehingga biji terlihat tampak utuh. Radicula(calon akar) merupakan calon akar yang berada di bagian pangkal darilembaga dan pada ujungnya terdapat tudung akar (calyptra) yang berfungsiuntuk melindungi akar tersebut dan membantu untuk menebus tanah.c.
P
haseolus vulgaris
P
haseolus vulgaris
(kacang merah) merupakan tumbuhan yang proses perkecambahannya di atas tanah (epigaeis) karena daun lembaganya(cotyledo) terangkat ke atas akibat adanya pembetangan ruas batang yang berada dibawah daun lembaga. Perkecambahan pada biji kedelai putihtermasuk tanaman C
3
, perkecambahan terjadi karena belum memenuhi unsur udara, air, cahaya serta panas atau hanya terdapat 3 unsur saja dan perkecambahannya terjadi di atas tanah. Kecambah kacang merah memilki bagian-bagian yaitu plumula, caulicula, yang terbagi atas epikotil danhypokotil, daun lembaga (cotyledo), radicula dan calyptra. Plumula (puncuk lembaga) adalah bagian dari lembaga yang merupakan calon-calon daun.Caulicula (batang lembaga) merupakan calon batang yang terdiri dari epikotilatau ruas batang yang berada yang terdiri dari epikotil atau ruas batang yang berada di atas daun lembaga dan hypokotil yaitu ruas batang yang terletak di bawah daun lembaga. Cotyledo (daun lembaga) yaitu daun yang pertama
muncul pada suatu tumbuhan dan berfungsi sebagai cadangan makanan padamasa perkecambahan. Radicula (akar lembaga) merupakan bagian lembagayang terletak dibagian pangkal dan terdapat calyptra (tudung akar) yang berfungsi untuk melindungi akar dan membantu untuk menembus tanah.d.
S
oya max
S
oya max
(kedelai) merupakan tumbuhan yang perkecambahannya di atastanah (epigaeis) karena pada proses perkecambahannya daun lembaga(cotyledo) terangkat ke atas akibat adanya pembetangan ruas batang yang adadi bawah daun lembaga. Perkecambahan pada biji kedelai putih termasuk tanaman C
3
, perkecambahan terjadi karena belum memenuhi unsur udara, air,cahaya serta panas atau hanya terdapat 3 unsur saja dan perkecambahannyaterjadi di atas tanah. Kecambah kedelai memilki bagian-bagian berupa plumula (kuncup lembaga) yaitu calon daun yang merupakan bagian darilembaga (embryo). Caulicula (batang lembaga) yaitu calon batang yang dapatdi bedakan menjadi epikotil yaitu ruas batang yang berada di atas cotyledo(daun lembaga) dan hypokotil yaitu bagian dari ruas batang yang berada di bawah cotyledo. Cotyledo adalah daun yang pertama muncul pada suatutumbuhan dan berfungsi sebagai cadangan makanan selama masa perkecambahan. Radicula (akar lembaga) yang merupakan calon akar yang berada di bagian pangkal dari lembaga dan pada ujungnya terdapat tudungakar (calyptra) yang berfungsi sebagai pelindung akar dan membantu akar untuk menembus tanah.
BAB VPENUTUPA.
Kesimpulan
Bardasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan bahwa:1.
Kecambah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Kecambahdapat disamakan dengan awal tubuh dari tumbuhan.
2.
Perkecambahan pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, diantaranya perkecambahan di atas tanah
(
epigaeis)
yaitu jika pada perkecambahan dengan pembentangan ruas batang bawah daun lembaga dan kemudian daunlembaganya terangkat ke atas lalu muncul di atas permukaan tanah. Contohnyayaitu perkecambahan pada kacang hijau
(P
haseolus radiatus)
dan perkecambahan pada kacang kedelai
(S
oya max),
serta perkecambahan di bawah tanah
(
hypogaeis)
yaitu bila daun lembaga tetap tinggal di dalam biji dantetap di dalam tanah. Contohnya yaitu perkecambahan pada jagung
(Z
ea mays)
dan perkecambahan pada kacang tanah
(
Arachis hypogea).
3.
Tanaman C3 merupakan tanaman yang belum terpenuhi unsur air, udara,cahaya, serta panas pada proses perkecambahanya. Sedangkan tanaman C4merupakan tanaman yang telah terpenuhi unsur air, udara, cahaya, serta panas pada proses perkecambahannya.
B.
Saran
Saya mengharapkan agar praktikum dapat dilaksanakan dengan tepatwaktu agar hasil yang diperoleh dapat maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar