Senin, 06 Februari 2012

etika lab

LAPORAN PRAKTIKUM PROSEDUR TATA CARA DAN ETIKA BEKERJA DI LABORATORIUM DAN RUANGAN PRAKTIK MIKROBIOLOGI/MIKROBA KULIAH MIKROBIOLOGI bekerja di ruang praktik mikrobiologi LAPORAN PRAKTIKUM PROSEDUR TATA CARA DAN ETIKA BEKERJA DI LABORATORIUM DAN RUANGAN PRAKTIK MIKROBIOLOGI/MIKROBA KULIAH MIKROBIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM PROSEDUR TATA CARA DAN ETIKA BEKERJA DI LABORATORIUM DAN RUANGAN PRAKTIK MIKROBIOLOGI/MIKROBA KULIAH MIKROBIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan
Memperkenalkan mahasiswa tentang prinsip-prinsip berpraktikum, alat dan bahan serta cara-cara penggunaan alat dan bahan tersebut dengan baik serta pemeliharaan yang tepat.
1.2 Latar Belakang


Sebelum melakukan praktikum mikrobiologi dan bekerja di laboratorium mikrobiologi diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium. Pengenalan alat-alat labratorium disertai dengan pengarahan dan simulasi bagaimana penggunaan alat laboratorium dengan benar dan baik. Pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium mikrobiologi sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan cara penggunaan yang dapat mengaibatkan gagalnya suatu percobaan atau mengakibatkan kerusakan pada alat laboratorium (Achmad, 2007).
Alat-alat dalam laboratorium mikrobiologi tidak sama dengan alat-alat praktikum pada laboratorium kimia dan fisika. Alat-alat pada laboratorium mikrobiolgi memiliki aturan-aturan dan kegunaan khusus yang juga tidak sama dengan laboratorium fisika dan kimia sehingga praktikan perlu mengetahui apa fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat laboratorium mikrobiologi. Oleh karena itu, praktikan perlu mempelajari bagaimana teknik bekerja di ruang praktikum mikrobiolgi (Fujiati, 2002).
Pada saat melakukan percobaan, praktikan diharuskan mengetahui peraturan dan tata tertib pada saat praktikum berlangsung, guna mencegah terjadinya kecelakaan praktek. Kecelakaan dalam laboratorium biasanya disebabkan oleh api, racun, pecahan alat gelas bahkan ledakan. Berbeda dengan laboratorium lainnya, laboratorium mikrobiologi yang pada dasarnya banyak berurusan dengan mikroba, mengharuskan kesterilan dari praktikan maupun alat dan bahan yang dipergunakan. Karena itu pada laboratorium mikrobiologi banyak terdapat peraturan dan tata tertib yang memerlukan perhatian mendetail. Sebelum memulai praktikum, praktikan sebaiknya dapat mengenal terlebih dahulu peralatan yang akan dipergunakan beserta fungsinya. Agar dalam praktikum, peralatan dapat dipergunakan dengan sebagaimana fungsinya sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan (Anonim, 2010).
BAB II
DASAR TEORI

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu akan diadakan pengenalan alat-alat laboratorium. Beberapa alat yang dikenalkan tersebut telah memiliki bagian-bagian dan fungsi yang jelas dalam hal penggunaanya, hal ini tentu saja untuk memudahkan praktikan bekerja. Laboratorium merupakan tempat mahasiswa, peneliti dan analisis melakukan percobaan yang berhubungan dengan alat kimia serta agent biologis. Alat-alat laboratorium itu sendiri terdiri atas dua macam, yaitu alat-alat pemanas dan alat-alat gelas. Adapun alat-alat gelas yang sering digunakan dalam proses percobaan adalah gelas piala, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet tetes, pipet gondok dan buret
(Fujiati, 2002).
Mikrobiologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang jasad renik dan mencakup bentuk, kehidupan, diversitas dan evolusi, aktivitas yang berkaitan dengan manusia seta peranannya sebagai dasar basic biological sience. Bidang mikrobiologi terbagi atas 2, yaitu mikrobiologi dasar dan mikrobiologi terapan. Mikrobiologi dasar mengarah pada pengetahuan dasar tentang sel dan populasi seperti klasifikasi, morfologi, fisiologi, ekologi, genetika dan biokimia yang berkaitan dengna jasad renik. Sedangkan mikrobiologi terapan mencakup bidang yang tidak terbatas, dapat meliputi tanah, air, udara, lingkungan, pangan, kedokteran, laut, industri dan sebagainya (Dwidjoseputro,1994).
Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium. Laboratorium digunakan untuk melakukan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik. Bekerja di laboratorium selalu memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. Satu-satunya jalan untuk menghindari kecelakaan tersebut adalah dengan bekerja secara cermat dan hati-hati. Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari dalam pembentukan laboratorium, baik itu laboratorium yang sederhana (praktikum) maupun untuk tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Pengenalan alat-alat laboratorium merupakan hal yang sangan penting sebelum melakukan percobaan karena dapat memperlancar kegiatan praktikum serta menghindari penyalahgunaan fungsi setiap alat akibat ketidaktahuan seorang praktikan (Lim, 1998).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat itu digunakan. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa pada setiap alat, nama menggambarkan kegunaan alat atau prinsip kerjanya. Alat-alat pemanas terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga porselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat porselin (cawan atau pinggan). Peralatan gelas adalah peralatan yang banyak dan dasar pembentukan laboratorium sederhana untuk penelitian. Gelas piala terbuat dari gelas yang digunakan untuk memanaskan larutan tetapi tidak dapat digunakan untuk mengukur larutan (Svehla, 1985).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat-alat gelas kimia, sehingga terhindar dari kecelakaan pada saat praktikum, yaitu :
1. Mengeringkan alat-alat setelah dicuci, gelas setelah dicuci diletakkan terbalik. Hanya dibagian luar yang di lap.
2. Meja harus dijaga kebersihannya dan harus selalu tersedia lap bersih agar ceceran bahan kimia dapat segera dibuang.
3. Tutup botol, pada tutup botol yang bagian atasnya datar, letakkan terbalik. Bila tutup botol berbentuk penuh, tutup jangan dicabut, membuka dan menutup dengan cara mengatur saluran pada botol dan tutup.
4. Menuang cairan dar botol yang beretiket, etiket harus dipegang menghadap telapak tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dari etiket, supaya cairan yang mengalir pada dinding luar botol tidak merusak etiket.
5. Mencium isi botol, jangan mencium secara langsung, tetapi dengan mendekatkan hidung dengan mulut botol. Menimbang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang suatu zat, yaitu :
a. Penimbangan harus dilakukan dalam ruang tertutup.
b. Zat yang ditimbang harus diletakkan dalam gelas arloji atau botol timbang.
c. Dilarang menimbang barang-barang panas sebelum di dinginkan terlebih dahulu.
d. Menjaga kebersihan timbangan.
6. Membersihkan alat-alat gelas volumetrik harus bebas dari lemak. Untuk mengatasi hal tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan enggunakan detergen. Apabila masih sulit untuk dibersihkan, maka dapat digunakan larutan kalium dikromat. Setelah dibersihkan alat-alat tersebut disimpan dengan posisi terbalik
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, alat yang mudah dibawa dan mahal harganya disimpan pada lemari berkunci.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak alat dan bahan, perlu diberi tanda dengan label pada setiap penyimpanan.
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci (Pudjatmaka, 1992).
Salah satu alat praktikum mikrobiologi adalah autoclave. Untuk memperoleh media yang steril dapat menggunakan autoclave. Pada dasarnya autoclave adalah wadah seperti pemanas yang besar. Panas masuk melalui selubung yang menutupi sekeliling bilik. Ketika tekanan dari pemanas mencapai titik tertentu, klep ditutup. Tekanan dalam autoclave dapat mencapai 15 psi, untuk mencapai titik ini biasanya diperlukan waktu 15 menit, tetapi hal ini juga tergantung dari media yang akan disterilkan. Pada tekanan tinggi, temperatur juga akan terus naik hingga mencapai suhu 121oC. Indikator pemakaian dalam proses sterilisasi adalah suhu mencapai 121oC, tekanan 15 psi dan waktu yang diperlukan adalah + 15 menit. 15 menit merupakan thermal death time untuk berbagai macam organisme ( Dinoto, 2009).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Alat yang diamati pada percobaan ini adalah Laminer flow cabinet, , Jarum ose, Vacum incubator, Bunsen, Mikro pipet, Tip pipet, Vortex mixer, Sentrifuge, Water distilator, Colony counter, Mikroskop elektrik, Spektronik 20D+, Shaker, Water bath, Autoklaf sterilisasi dan dekstruktif, Oven, Hot plate, Magnetic stirer, Neraca analitik, Cawan petri, freezer, Spider, Erlenmeyer, Tabung reaksi, rak tabung reaksi, Neraca Ohauss, Refrigerator, Lemari bahan, Gelas ukur, Pipet volumetrik, Beaker glass, Penjepit tabung reaksi.

3.2 Bahan
Bahan-bahan dalam percobaan ini pada dasarnya tidak dipergunakan, tetapi hanya diamati saja. Bahan-bahan tersebut adalah aquadest.

3.3 Prosedur Percobaan
1. Diperhatikan arahan dari asisten mengenai alat-alat laboratorium
2. Dicatat berbagai macam penjelasan dari asisten dan membuat laporan sementara.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Alat-alat laboratorium beserta fungsinya
NO

Nama Alat

Gambar

Fungsi
1.

Laminer air flow Kabinet





Meminimalisir kontaminasi saat penanaman mikroba pada suatu media.
2.

Jarum ose / inokulasi




Alat untuk memindahkan suatu mikroba dari sampel ke dalam media.
3.

Vakum Inkubator


Sebagai tempat penyedia lingkungan bagi mikroba yang di tanam atau tempat untuk menumbuhkan dan menyimpan media. Suhu pada Vakum Inkubator dapat diatur sesuai jenis mikroba tersebut dan sifatnya yang hidup pada suhu tertentu.
4.

Bunsen



Alat pemanasan untuk sterilisasi alat atau pemanasan jarum ose.
5.

Mikro pipet






Untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil. Kapasitas mikro pipet dapat diganti dengan cara mengganti ukuran Tip pipet sesuai dengan banyak larutan yang di inginkan.
6.

Vortex mixer






Untuk menghomogenkan sampel saat dilakukan pengenceran dengan menambahkan akuades
7.

Sentrifuge




Alat untuk memisahkan komponen suatu larutan berdasarkan besar berat molekulnya dengan gaya sentrifugal.
8.

Water destilator









Sebagai penyulingan air/ pemurnian air
9.

Coloni counter








Alat perhitungan jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media
10.

Microskop electric








Memperbesar penglihatan dalam pengamatan pada benda-benda mikroskopik
11.

Spektronik 20D+










Alat penentuan absorbansi dari suatu mikroba/ ketebalan suatu koloni mikroba.
12.

Shaker







Digunakan sebagai alat untuk mempermudah pengocokan, sehingga larutan dapat laru dengan sempurna.
13.

Water bath





Fungsi utama water bath adalah untuk mencairkan media padatan menjadi cair dengan perubahan suhu.
14.

Autoklaf sterilisasi



Autoklaf dekstruktif






Alat sterilisasi uap panas dan ada juga autoklaf desktruktif untuk menghancurkan sisa bahan
15.

Oven






Untuk sterilisasi menggunakan panas kering. Dapat diatur suhu nya sesuai yang diinginkan.
16.

Hot plate





Digunakan untuk memanaskan larutan.
17..

Magnetik Stirer




Untuk mengaduk suatu larutan dalam proses penghomogenan larutan, biasanya digunakan bersama dengan hot plate
18.

Neraca analitik





Untuk menghitung berat suatu bahan dengan ketelitian 4 digit di belakang koma.
19.

Cawan petri


Sebagai tempat mikroba dan media saat penanaman.


20.

Freezer


Tempat penyimpanan stok mikroba denga suhu 0oC.




21.

Spider



Berfungsi untuk meratakan biakan dalam cawan petri.
22.

Tip pipet




Berfungsi untuk mengambil larutan dengan mikro pipet, memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
23.

Erlenmeyer



Dipakai untuk mengambil larutan, mengukur volume, mengocok larutan, titrasi dan untuk pemanasan
24.

Tabung reaksi



Sebagai wadah untuk mereaksikan bahan atau biakan.
25.

Rak tabung reaksi


Sebagai wadah untuk meletakkan tabung reaksi
26.

Neraca Ohauss



Sebagai alat untuk menimbang bahan.
27.

Refrigerator



Untuk menyimpan biakan pada suhu diatas 0oC
28.

Lemari bahan



Sebagai tempat penyimpanan stok bahan praktikum
29.

Gelas Ukur


Digunakan sebagai alat untuk mengukur volme zat cair.
30.

Pipet Volumetrik


Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan tepat.
31.

Beaker Glass


Digunakan sebagai wadah larutan, wadah untuk menguapkan larutan dan untuk memekatkan.
32.

Penjepit tabung reaksi (gegep)


Untuk menjepit alat-alat yang tidak dapat diambil dengan tangan.
33

Sudip


Alat untuk mengambil bahan berbentuk serbuk atau kristal


4.2 Hasil Pembahasan
Sebelum memulai praktikum di laboratorium, praktikan diwajibkan untuk mengenali alat dan bahan yang dipergunakan. Hal ini dimaksudkan agar praktikum berlangsung kondusif dan memperkecil kemungkinan kecelakaan pada saat praktikum. Praktikum mikrobiologi banyak melibatkan mikroba berbahaya. Karena itulah praktikan perlu mengetahui tata tertib praktikum dan senantiasa menjaga sikap. Bekerja di laboratorium memerlukan suasana steril agar objek penelitian tidak terkontaminasi. Selain itu praktikan juga dilarang banyak berbicara karena dapat menimbulkan kontaminasi. Bahkan praktikan dianjurkan mengenakan jas lab, sandal jepit bersih dan masker bila perlu.
Setiap alat yang dipergunakan dalam praktikum memiliki fungsinya masing-masing. Alat yang digunakan kebanyakan terbuat dari alat gelas disebabkan bahan gelas tahan terhadap panas dan tidak bereaksi dengan biakan atau sampel di dalamnya. Alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan fungsinya alat-alat tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

4.2.1 Alat untuk mereaksikan dan melarutkan suatu zat atau larutan
Alat yang digunakan untuk melarutkan dan mereaksikan suatu zat adalah erlenmeyer, tabung reaksi dan gelas piala. Erlenmeyer digunakan sebagai wadah larutan yang akan direaksikan dan dapat digunakan untuk memanaskan larutan. Erlenmeyer juga digunakan sebagai wadah titrat yaitu zat akan dititrasi. Meskipun erlenmeyer memiliki ukuran volume, namun tidak dapat digunakan sebagai pengukur volume karena volume yang ditunjukkan tidak akurat. Tabung reaksi digunakan sebagai alat untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah sedikit dan dapat digunakan sebagai wadah media untuk pertumbuhan mikroba. Gelas piala digunakan sebagai tempat larutan, menguapkan larutan dan untuk memekatkan larutan.

4.2.2 Alat untuk mengukur volume suatu zat atau larutan
Labu ukur digunakan untuk pengenceran dengan volume tertentu, tahan panas dan mempunyai tanda tera untuk akurasi sehingga volume yang diukur sangat akurat. Gelas ukur juga merupakan alat gelas yang berfungsi untuk mengukur volume larutan. Walaupun gelas ukur tidak seakurat pipet volum, tapi alat ini sederhana dan mudah digunakan. Neraca analitik (analitical balance) merupakan alat yang digunakan untuk menimbang massa benda atau bahan dalam satuan gram. Walaupun alat ini sangat canggih karena digital, tetapi alat ini hanya mampu menimbang berat benda atau bahan ringan, karena apabila alat yang ditimbang terlalu berat maka neraca analitik akan rusak. Neraca analitik bersifat lebih detail dan teliti daripada neraca ohauss, karena neraca analitik menggunakan ketelitian empat angka di belakang koma.

4.2.3 Alat untuk menghitung jumlah mikroba atau biakan
Colony counter yang berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri hasil biakan. Koloni diamati dengan kaca pembesar dan pencahayaan serta pena penunjuk.Pena penunjuk akan mempengaruhi alat dan mengakibatkan alat dapat menghitung koloni mikroba sebanyak yg ditunjuk oleh pena. Cara kerja alat ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan karena alat tidak bekerja secara otomatis, sehingga perlu ketelitian praktikan. Satuan yang digunakan adalah Cfu/mL. Spektronik 20D+ merupakan alat yang bergantung pada listrik yang berfungsi untuk menghitung mikroba berdasarkan kekeruhan atau turbidimetri. Alat ini bekerja otomatis dengan menangkap gelombang pada koloni mikroba.

4.2.4 Alat untuk meneteskan atau mengambil cairan dengan jumlah tertentu
Berbagai jenis pipet kebanyakan berbahan gelas, tetapi mikro pipet berbahan plastik sehingga tidak mudah pecah. Mikro pipet berfungsi mengambil dan meneteskan cairan dengan volume tertentu, misalnya 1 mL atau 0,5 mL dan lainnya, tergantung jenis pipet. Tetapi pipet jenis ini hanya mampu mengambil cairan dengan jumlah kecil seperti pipet tetes. Hanya saja pipet tetes tidak akurat karena tidak memiliki skala dan mudah pecah. Mikro pipet menggunakan tip pipet, yaitu bagan ujung mikro pipet yang dapat di bongkar pasang sesuai ukuran yang diinginkan. Cara menggunakan mikro pipet adalah pegang mikropipet dengan genggaman menyerupai petinju (seperti mau meninju orang), dengan ibu jari berada di bagian pengatur volume. Tambahkan tip pada ujung pipet dengan cara menekan tip yang berada dalam kotak tip. Lihat dan pelajari kekuatan tekanan dengan cara melihat ujung tip. Untuk memipet larutan, pengaturan berada di tombol bagian atas. Tekanlah tombol sampai berhenti secara alami. tahan, masukkan ujung tip (kira-kira 2 mm) ke dalam larutan yang akan diambil, dan lepaskan tekanan secara perlahan. Hal ini penting, terlebih untuk mengambil larutan yang memiliki tingkat kekentalan (viscosity) tinggi. Setelah itu, masukkan larutan yang telah diambil ke dalam wadah yang baru. Perlahan tekanlah tombol untuk mengeluarkan larutan dari pipet. Setelah semua larutan keluar, lepaskanlah tekanan perlahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan .antara lain:
1. Jangan menggunakan pipet tanpa tip di ujungnya. Larutan tidak boleh masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi.
2. Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan merusakkan pipet.
3. Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang. Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.
4. Ketika menekan tombol pipiet, jangan menekan melebihi penghentian normalnya, karena akan menyebabkan larutan yang diambil berlebihan.
5. Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-tiba. Hal ini akan menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol penekan secara perlahan dan terkontrol.
6. Ketika mengambil larutan, jangan angkat pipet sebelum seluruh larutan masuk ke dalam tip. Jika mengambil larutan yang banyak, pastikan ujung tip masih terendam dalam larutan.
7. Selama ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan taruh pipet seenaknya. Karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan menyebabkan kontaminasi.
Pipet volumetrik merupakan pipet yang dapat digunakan untuk mengambil atau meneteskan larutan secara tepat dan dapat digunakan untuk mengukur volume larutan yang diambil. Pipet volumetrik terdiri dari pipet gondok dan pipet mohr.

4.2.5 Alat untuk sterilisasi berbagai macam alat serta sebagai penyaring
Laminer flow cabinet merupakan alat yang dipergunakan untuk melakukan isolasi mikroba secara aseptic. Alat ini terletak dalam ruang isolasi. Laminer flow cabinet memang memudahkan dalam penyemaian bakteri dan mencegah terjadinya kontaminasi. Saat bekerja dalam ruang laminer praktikan dilarang utuk berbicara karena dapat mengkontaminasi bakteri yang sedang di inokulasi. Oven suhu sedang bergantung terhadap listrik. Alat ini berfungsi memanaskan dan untuk sterilisasi kering dengan suhu tertentu. Sterilisasi dengan pemanasan kering untuk peralatan gelas yang tahan terhadap pemanasan tinggi dilakukan dengan menggunakan oven. Disamping itu oven dapat juga digunakan untuk analisa lain misalnya analisa kadar air dan preparasi sampel untuk penentuan kadar lemak. Oven juga digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas yang telah digunakan. Water destilator merupakan alat yang dipergunakan untuk membuat aquadest dengan prinsip penyulingan yang dilakukan dengan melewatkan air kran melalui selang aliran destilator untuk menjalani proses. Namun karena proses ini menghasilkan endapan yang kotor, sehingga memerlukan adanya pembersihan yang rutin. Hal ini tentunya tidaklah mudah karena alat harus dibongkar terlebih dahulu. Sedangkan bunsen digunakan untuk sterilisasi udara di sekitar tempat kerja sehingga udara di sekitar tempat kerja menjadi steril dan untuk memanaskan jarum ose. Sedangkan autoclave merupakan alat sterilisasi berbahan logam yang menggunakan sistem pemanasan lembab atau uap. Autoclave terbagi menjadi Autoclave untuk sterilisasi dan destruktif. Autoclave sterilisasi dapat mensterilisasi alat-alat laboratorium dan bahan yang digunakan. Autoclave destruktif untuk melakukan destruksi pada bakteri penelitian yang sudah tidak terpakai (mensterilisasi bakteri) agar tidak berbahaya bagi lingkungan saat dibuang. Cara kerja autoclave sendiri adalah dengan prinsip uap dan kenaikan temperatur dan tekanan sampai 15 atm selama 15 menit (dipertahankan) sampai proses sterilisasi selesai. Maka kran pengeluaran air yang tadi dibuka lalu ditutup. Kran pemasukan uap ditutup dan tekanan diturunkan sampai 0 lalu kran dibuka dan takanan dinaikkan sampai 1 atm lalu tutup autoclave dibuka dengan membuka skrupnya satu persatu. Sterilisasi uap basah dengan autoclave dilakukan pada suhu 121oC.

4.2.6 Alat untuk menyimpan biakan selama suhu dan waktu tertentu
Vacum Incubator merupakan tempat membiakkan mikroba dengan suhu pertumbuhan yang dapat diatur, meskipun terbatas dan sangat bergantung pada listrik. Inkubator secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi pangan. Inkubator memiliki fungsi sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu inkubator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim. Sehingga hanya jenis bakteri tertentu saja yang dapat dibiakkan. Untuk suatu laboratorium mikrobiologi refrigerator dan freezer sangat penting diperlukan untuk menyimpan sampel yang dianalisa serta media-media yang mudah menuap dan media yang tidak tahan terhadap panas. Refrigerator atau kulkas digunakan untuk menyimpan biakan yang bisa hidup pada suhu 0oC, sedangkan untuk biakan yang hidup pada suhu dibawah pada suhu 0oC biasanya di simpan di dalam freezer.

4.2.7 Alat untuk menghomogenkan dan memanaskan sampel
Water bath berfungsi untuk memanaskan dan mencairkan media penanaman mikroba. Penggunan alat ini dilakukan dengan prinsip penguapan yang berjalan lama sehingga memerlukan waktu. Lagipula kapasitas tampungnya terbatas pada beberapa jenis alat gelas tertentu saja. Shaker merupakan alat untuk mengocok larutan dengan tenaga listrik. Alat ini hanya memungkinkan untuk mengocok larutan yang berada dalam erlenmeyer yang memerlukan tali penahan agar tidak tumpah. Meski begitu alat ini memudahkan praktikan untuk mengocok larutan yang memerlukan waktu yang sangat lama. Vortex mixer, alat ini berfungsi untuk mengocok tabung reaksi sehingga isinya homogen. Namun alat ini berkapasitas terbatas yaitu khusus pada tabung reaksi saja. Centrifuge berfungsi untuk memisahkan larutan dengan endapannya dengan bantuan listrik. Larutan yang dimasukkan tabung reaksi (dalam jumlah kecil) kemudian dimasukkan centrifuge dan dijalankan dengan skala tertentu (rpm). Meletakkan tabung sentrifuge dalam centrifuge harus pada posisi yang seimbang. Hot plate digunakan untuk pemanasan tetapi dengan suhu terbatas dan apabila listrik mati maka alternatif pengadukan yang lain adalah dengan menggunakan batang pengaduk yang dipakai untuk alat yang memerlukan pengadukan ringan (pelarutan bahan), namun tidak praktis digunakan dan memungkinkan larutan kurang homogen. Magnetic stirer merupakan alat berukuran kecil dan berbentuk silinder yang berfungsi mengaduk larutan dengan cepat, sehingga larutan homogen.
Selain alat-alat diatas masih ada beberapa alat pendukung lainnya yaitu, cawan petri yang berguna sebagai tempat pembiakan bakteri atau mikroba. Cawan petri juga digunakan sebagai wadah mikroba saat akan di sterilisasi. Sterilisasi terbagi menjadi dua macam yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi biasanya dilakukan menggunakan autoclave. Akan tetapi, ada juga sterilisasi menggunakan pembakaran dengan bunsen. Microskop electric digunakan untuk melihat benda-benda yang berukuran mikro dengan perbesaran hingga 1000x. Rak tabung reaksi untuk meletakkan tabung reaksi karena mudah tumpah. Rak ini memiliki kapasitas yang terbatas, yakni hanya mampu menampung maksimum 12 tabung, tergantung ukurannya.Corong pada dasarnya ada yang berbahan gelas dan ada yang dari plastik. Corong berbahan plastik tidak tahan panas, sedang yang berbahan gelas seperti halnya labu ukur, erlenmeyer dan gelas ukur mudah pecah. Corong berfungsi membantu menuang cairan dalam wadah bermulut kecil seperti erlenmeyer, labu ukur dan gelas ukur. Jarum Ose merupakan alat berbahan tembaga yang berfungsi untuk menggores media penanaman bakteri dan mengambil biakan bakteri. Jarum ini ada yang berujung bulat dan ada yang lurus. Jarum berujung lurus digunakan untuk uji motilita. Spider digunakan untuk meratakan biakan pada cawan petri. Untuk meratakan biatan dengan spider ada teknik khusus yang digunakan yaitu spider digunakan secara melingkar pada cawan. Penjepit atau gegep digunakan untuk mengambil benda yang tidak mungkin diambil langsung dengan tangan. Sudip digunakan untuk mengambil bahan berpa serbuk atau kristal.
Bekerja di laboratorium juga memerlukan kehati-hatian dan ketelitian, agar tidak terjadi kecelakaan dalam praktek. Praktikan diharuskan mengingat semua prosedur, mencuci alat sebelum dan setelah praktikum lalu disterilkan agar tidak terkontaminasi. Mengembalikan alat pada tempatnya, melakukan destruksi pada objek penelitian sebelum dibuang agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Serta mencuci tangan setelah praktikum, agar tubuh steril dari bakteri. Selain itu, praktikan perlu mengetahui dan memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium. Hal –hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Laporkan kepada asisten atau laboran jika terjadi kecelakaan.
2. Mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium.
3. Tidak menyentuh peralatan yang belum diketahui dan dikuasai dengan baik prosedur kerjanya
4. Perlakukan bahan-bahan dengan semestinya.
5. Membilas setiap alat gelas dengan akuades setip habis dicuci.
6. Memberi label yang jelas untuk bahan yang disimpan.
Sementara itu tindakan pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal di bawah ini :
1. Memakai jas laboratorium selama di laboratorium.
2. Hanya mencoba percobaan yang ada di modul saja, jika ingin mencoba yang lain mintalah izin terlebih dahulu.
3. Jangan menghirup zat kimia secara langsung.
Pedoman bekerja di laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Bekerja dengan teliti dan bersih.
2. Memahami prosedur kerja terlebih dahulu sebelum praktikum.
3. Jagalah kepentingan dan keselamatan bersama.
4. Peralatan yang diambil atau dikembalikan harus dalam keadaan rapi dan bersih.
5. Memakai alat sesuai fungsinya.
6. Laboratorium harus bersih dan tersedia tempat sampah.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Bekerja di laboratorium mikrobiologi memerlukan ketelitian, kehati-hatian, kebersihan dan kedisiplinan agar praktikum berlangsung kondusif dan terhindar dari kecelakaan praktikum.
2. Dalam bekerja di laboratorium mikrobiologi, praktikan harus steril, baik sebelum masuk maupun keluar ruangan. Tidak banyak bicara, mengenakan sandal jepit bersih, jas lab dan masker bila perlu.
3. Alat-alat yang dipergunakan dalam laboratorium mikrobiologi kebanyakan adalah alat yang bergantung listrik dan modern serta praktis, namun praktikan harus berhati-hati dan mengetahui fungsi serta prosedur tepat dalam penggunaan alat agar tidak ada kesalahan.
4. Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum harus dibersihkan dan disterilkan sebelum dan sesudah dipakai agar tidak terkontaminasi.

5.2 Saran
Saran dalam percobaan ini adalah:
1. Setiap praktikan menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah praktikum agar badan tidak terkontaminasi bakteri dan sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA


Dinoto, Achmad, 2009, Kinetika dan Sterilisasi Mikrobiologi,
http:/www.che.itb.ac.id/download/modul.pdf
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010

Dwidjoseputro, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambaran, Jakarta.

Fujiati, 2002, Etika Laboratorium,
http://www.rlc.dcccd.edu/mathsci/reynolds/micro/lab_manual.html
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010

Lim, D., 1998, Microbiology, 2nd Edition, Mc Garw Hill Book, New York.

Pudjaatmaka, 1992, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.

Svehla, G, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi V, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar