D. Teori Nutfah Penyakit
Sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke orang lain. Pada tahun 1762 Von Plenzis dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam-macam penyakit pula. Konsepsi paratisme, yakni adanya organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin dalam karya tulis Jonathan swift (1667-1745), seorang satiris Inggris pada awal ke 18.
Karena keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Prancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industry sutra yang penting di negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan selama beberapa tahun ia mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutera agar mereka menyeleksi ulat-ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah anthraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka dia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Selama tahun 1870-an, Robert Koch(1843-1910) juga sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Koch mengisolasi bakteri khas berbentuk batang dengan ujung-ujungnya yang agak persegi (bacillus) dari darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan-hewan itu terinfeksi dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit-mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri-biri yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya semua bakteri dapat dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan
(untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1).
Secara umum pada periode perintisan ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yang paling banyak diteliti, diamati, dan diungkapkan.
1.1.2 Era Keemasan (1850-1950)
Penemuan, khususnya perintisan dan hasil penelitian selama periode sebelumnya, dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi perkembangan mikrobiologi pada masa selanjutnya. Masa antara 1850-1910 dinamakan periode keemasan.
Periode keemasan ini dikaitkan dengan penemuan-penemuan baru terutama oleh Robert Koch tentang biakan murni.
Percobaan-percobaan Koch dan peneliti-peneliti lain di laboratorium membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini menuntun kepada ditetapkannya criteria yang dapat mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. kriteria yang dapat mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch (1882), yang menjadi garis penunjuk dan tetap sampai kini dipakai dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik tertentu ( Gambar 7 )
Keempat Postulat itu adalah:
1. Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit tertentu.
2. Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan pada hewan yang rentan.
4. Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme yang disuntikkan itu dari hewan yang dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan.
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya, akan tetapi postulat-postulat ini tetap merupakan prosedur rutin dalam bakteriologi modern. Oleh karena itu Robert Koch mendapat sebutan “Bapak Bakteriologi Modern”.
Pada periode keemasan juga ditemukan cawan petri (lihat gambar 8) , perwarnaan gram dan penemuan-penemuan lainnya tentang kuman penyakit (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2).
1.1.3 Era modern ( 1910- sekarang)
Pada era ini ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan mutakhir, seperti misalnya mikroskop elektron (lihat gambar 9), kromatografi, sampai dengan komputer. Masalah-masalah pelik yang sebelumya belum terungkap dan belum dijelaskan misalnya antibiotika, faksin, serum, sekarang telah diketahui.
Virus, misalnya sudah sejak Pasteur dan Koch telah dilakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih jelas mengenai virus baru diumumkan oleh Iwanowsky yakni sebagai penyebab penyakit aneh pada daun tembakau ( TMV = tobacco mozaic virus ) terungkaplah sudah masalah virus itu.
Herelle ( 1917 ) dan Towert ( 1951 ) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriovage ( virus yang menyerang bakteri ). Flemming ( 1925 ) secara kebetulan menemukan jamur penicillium yang dapat membuat zat yang dapat menghancurkan bakteri staphylooccus. Ruska ( 1934 ) memperkenalkan mikroskop elektron sehingga dapat memungkinkan penelitian tentang morfologi virus secara rinci. Jerne ( 1955 ) menemukan teori seleksi dari sintesis antibody. Burnet ( 1957 ) mengemukakan teori seleksi klonal, dan Burnet ( 1967 ) memperkenalkan konsep daya pencegahan imunologis.
Periode moderen masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wawasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.
Periode moderen perkembangan mikrobiologi ditandai pula dengan diraihnya beberapa hadiah Nobel dalam bidang mikrobiologi ( lihat tabel 3).
Tabel 1. Penemuan Peran Mikroorganisme sebagai Penyebab Penyakit
No Nama Penemu Penemuan/pendapat mengenai penyebab penyakit
1. Varro Penyakit tertentu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung.
2. Franctorius
(Italia, 1546) Berdasarkan pengamatannya, menularnya penyakit seperti pes, cacar, tuberculosis dikarenakan Adanya suatu “seminaria” (benih) yang tular-menular (contagion) dari seseorang kepada orang lain.
3 Kircher
(1659) Dia telah mengetahui cara penularan, penyebaran, dan perpindahan jasad penyebab penyakit, karena ia menemukan :cacing-cacing kecil” di dalam darah penderita pes.
4. Panum (1820-1885) Menemukan penyakit campak
5. Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) Menemukan penyebab epidemi kolera-asia
6. Henle (1840) Suatu penyakit tertentu disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme tertentu pula.
7. Wollstein (1787) Membuktikan bahwa penyakit disebabkan oleh penyebab tertentu. Dengan menggesekkan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda yang menderita penyakit pilek kepada hidung kuda yang sehat, maka dalam selang waktu tertentu beberapa lama kemudian kuda yang sehat menjadi sakit pilek juga
8. Oliver Wendell Holmes(1843) dan Ignaz Semmelweis (1847) Bahwa tangan atau alat yang digunakan oleh dokter yang menolong bayi lahir atau dokter yang mengadakan pembedahan perlu sekali didesinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien (Sepsis puerperalis). Dengan mencuci tangan maka hal tersebut dapat dicegah.
9. Pollender (1849) dan davaine (1850) Adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang menderita penyakit anthraks, dan darah yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menjangkiti ternak yang sehat.
Gambar 6. : Mikroskop yang dipergunakan Rober Koch
Gambar 7: Percobaan Robert Koch
Gambar 8. : Cawan petri yang ditemukan oleh Petri pada tahun 1884
1. 2 Ruang Lingkup Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan bagian ilmu dari biologi, tersusun oleh banyak disiplin ilmu. Pembagian ini tergantung arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi, terhadap habitat atau terhadap permasalahan yang ada atau titimbulkan akibat mikroba. Dari pembagian tersebut, sedikitnya ada 21 disiplin atau sub bidang mikrobiologi. (lihat tabel 4)
Berdasarkan pada disiplin di dalam bidang mikrobiologi nampak jelas kaitan ilmu tersebut sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan. Mikrobiologi sebagai ilmu dasar, karena didalamnya tercakup perkembangbiakan, penyebaran, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Sedangkan sebagai ilmu terapan, secara langsung jasad-jasad trenik yang terdapat didalmnya dapat berperan menguntungkan, misalnya pada proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi dan organoleptik bahan makanan, industry farmasi, industry kimia, bidang pertanian, bidang pertenakan, bidang pertambangan, dan sebagainya. Disamping itu, secara langsung peran jasad trenik sebagai penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia serta sebagai penghasil toksin ( racun ) yang membahayakan.
Peran mikroba pada lingkungan hidup pada saat ini yang telah dikembangkan antara lain adalah sebagai jasad yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi lingkungan. Disamping itu, peran jasad trenik dapat secara langsung atau tidak langsung di pengaruhi oleh lingkungan, sehingga pengembangan penggunaan mikroorganisme sebagai jasad parameter alami ( indicator alami ) terhadap perubahan pada lingkungan mulai banyak di gunakan. Hal tersebut khususnya akibat adanya pencemaran domestic ( dari rumah tangga ) atau nondomestic ( dari pabrik, industry, pertanian, dan lain sebagainya )
Tabel 2. Penemuan-Penemuan pada Era Keemasan
Tahun Penemu Hal yang ditemukan
1851 Spencer Penyakit kolera
1850 –1855 Rayer Dan Davaine(1850) Pollender (1855) Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrakx
1854 Lord Lister Menemukan asam karbolat pada luka selama berlangsungnya pembedahan
1874 Hansen Kuman lepra
1874 Neisser Menemukan kuman gonokokus
1880.
Charles Laverans Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria ditemukan
1880 Louis Pasteur Diplococcus pneumonia penyebab penyakit radang paru-paru
1880-1884 Eberth tahun 1880 ; Gaffky tahun 1884 Salmonella typhi penyebab penyakit typhus abdominalis
1882-1883-
1884
Robert Koch, Ogston tahun 1882 ; Fehleisen tahun 1883 ;Rosenbach tahun 1884 Streptococcus pyogenes penyebab radang bernanah
1883 Robert Koch Vibrio cholera penyebab penyakit cholera asiatica
1883 -1884 Klebs tahun 1883 ; Loeffler tahun 1884. Corynebacterium diphtheria penyebab diphteri
1884
1884-1889 Petri
Nicolaier tahun 1884 ; Kitasato tahun 1889. Cawan petri
Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus
1887. Weichselbaum
Neisseria meningitidis ( meningococcus) penyebab meningitis ( radang selaput otak )
1892-1898 Dmitri Iwanowski (1892), Martinus Beijerinck dan Winogradsky tahun 1898. Virus
1892. Welch dan Nuttall Clostridium perfringens penyebab gas-gangrene,
1898. Shiga Shigella dysenteriae penyebab disentri basiler,
1900. Flexner Shigella flexneri penyebab disentri basiler
1905 Schaudin dan Hoffman tahun. Treponema pallida penyebab syphilis,
1906. Border dan Gengou Bordetella pertussis penyebab pertusis
1890 Kitasato dan Behring diphteri antitoxin dan tetanus antitoxin.
1901 Landsteiner penggolongan darah system A,B, O.
Gambar 9. : Mikroskop Elektron
Tabel 3. Pemenang hadiah Nobel dalam Bidang Mikrobiologi
Tahun Penemu Hal yang ditemukan
1913
1919
1926
1928
1930
1930
1939
1945
1951
1952
1954
1958
1959
1960
1961
1965
1965
1966
1968
1969
1972
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1983
1984
1987
1989
2003
2003
2003 Rickkets
Bordet
James B. summer
Nicolle
Nothrop dan Stanley
Landsteiner
Domagk
Flemming, Florey, Dan Chain
Theiler
Waksman
Ender
Laderberg, Tatum Dan Beadle
Ochoa Kornberg
Burnet Dan Medawar
Watson Dan Chrich
David Clinton Philips
Jacob ,Monod Dan Lwoff
Rous
Nirenberg , Holley Dan Khuranna
Dubeco, Luria Dan Delbruck
Porter Dan EdChristian
Dulbeco,Baltimore Dan Theonin
Gajdusck Dan Blumberg
Rosalin Yalow
Arber , Nathans & Smith
A. M. Cormack Dan G. N. Hounsfield
Barbara Mcclintosh
Niele Jerne & George Koehler
Tonegawa Susuma
Antonius Suwanto
Uwe Schroeder
Paul C. Lauterbur
Warsito Anafilaksis
Imunologi
Menunjukkan bahwa enzim urease merupakan protein murni.
Demam tikus
Enzim pepsin, tripsin dan kimotripsin
Golongan darah
Sulfonamida
Penicillin
Vaksin demam kuning
Streptomisin
Biakan sel virus polio
Genetika
ARN
Struktur Imunologi
Kode genetika , struktur AND
Struktur Enzim
Episom genetik dan profaga
Virus penyebab kanker
Sintesis ADN
Genetika dan mutasi
Struktur imunoglobulin
Lisosom
Genetika dan mutasi
Virus lambat dan antigen Australia
Radioimmunoassay
Enzim pembatas
Menemukan CT Scan
Unsur genetika yang dapat berpindah – pindah
Antibodi monoglonal
Terjadinya keanekaragaman immunolgbulin
Bakteri kromosom ganda
Sel bahan bakar mikroba
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
ECVT (electrical capacitance volume tomography)
elman
Sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke orang lain. Pada tahun 1762 Von Plenzis dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam-macam penyakit pula. Konsepsi paratisme, yakni adanya organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin dalam karya tulis Jonathan swift (1667-1745), seorang satiris Inggris pada awal ke 18.
Karena keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Prancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industry sutra yang penting di negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan selama beberapa tahun ia mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutera agar mereka menyeleksi ulat-ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah anthraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka dia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Selama tahun 1870-an, Robert Koch(1843-1910) juga sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Koch mengisolasi bakteri khas berbentuk batang dengan ujung-ujungnya yang agak persegi (bacillus) dari darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan-hewan itu terinfeksi dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit-mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri-biri yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya semua bakteri dapat dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan
(untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1).
Secara umum pada periode perintisan ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yang paling banyak diteliti, diamati, dan diungkapkan.
1.1.2 Era Keemasan (1850-1950)
Penemuan, khususnya perintisan dan hasil penelitian selama periode sebelumnya, dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi perkembangan mikrobiologi pada masa selanjutnya. Masa antara 1850-1910 dinamakan periode keemasan.
Periode keemasan ini dikaitkan dengan penemuan-penemuan baru terutama oleh Robert Koch tentang biakan murni.
Percobaan-percobaan Koch dan peneliti-peneliti lain di laboratorium membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini menuntun kepada ditetapkannya criteria yang dapat mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. kriteria yang dapat mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch (1882), yang menjadi garis penunjuk dan tetap sampai kini dipakai dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik tertentu ( Gambar 7 )
Keempat Postulat itu adalah:
1. Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit tertentu.
2. Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan pada hewan yang rentan.
4. Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme yang disuntikkan itu dari hewan yang dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan.
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya, akan tetapi postulat-postulat ini tetap merupakan prosedur rutin dalam bakteriologi modern. Oleh karena itu Robert Koch mendapat sebutan “Bapak Bakteriologi Modern”.
Pada periode keemasan juga ditemukan cawan petri (lihat gambar 8) , perwarnaan gram dan penemuan-penemuan lainnya tentang kuman penyakit (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2).
1.1.3 Era modern ( 1910- sekarang)
Pada era ini ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan mutakhir, seperti misalnya mikroskop elektron (lihat gambar 9), kromatografi, sampai dengan komputer. Masalah-masalah pelik yang sebelumya belum terungkap dan belum dijelaskan misalnya antibiotika, faksin, serum, sekarang telah diketahui.
Virus, misalnya sudah sejak Pasteur dan Koch telah dilakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih jelas mengenai virus baru diumumkan oleh Iwanowsky yakni sebagai penyebab penyakit aneh pada daun tembakau ( TMV = tobacco mozaic virus ) terungkaplah sudah masalah virus itu.
Herelle ( 1917 ) dan Towert ( 1951 ) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriovage ( virus yang menyerang bakteri ). Flemming ( 1925 ) secara kebetulan menemukan jamur penicillium yang dapat membuat zat yang dapat menghancurkan bakteri staphylooccus. Ruska ( 1934 ) memperkenalkan mikroskop elektron sehingga dapat memungkinkan penelitian tentang morfologi virus secara rinci. Jerne ( 1955 ) menemukan teori seleksi dari sintesis antibody. Burnet ( 1957 ) mengemukakan teori seleksi klonal, dan Burnet ( 1967 ) memperkenalkan konsep daya pencegahan imunologis.
Periode moderen masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wawasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.
Periode moderen perkembangan mikrobiologi ditandai pula dengan diraihnya beberapa hadiah Nobel dalam bidang mikrobiologi ( lihat tabel 3).
Tabel 1. Penemuan Peran Mikroorganisme sebagai Penyebab Penyakit
No Nama Penemu Penemuan/pendapat mengenai penyebab penyakit
1. Varro Penyakit tertentu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung.
2. Franctorius
(Italia, 1546) Berdasarkan pengamatannya, menularnya penyakit seperti pes, cacar, tuberculosis dikarenakan Adanya suatu “seminaria” (benih) yang tular-menular (contagion) dari seseorang kepada orang lain.
3 Kircher
(1659) Dia telah mengetahui cara penularan, penyebaran, dan perpindahan jasad penyebab penyakit, karena ia menemukan :cacing-cacing kecil” di dalam darah penderita pes.
4. Panum (1820-1885) Menemukan penyakit campak
5. Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) Menemukan penyebab epidemi kolera-asia
6. Henle (1840) Suatu penyakit tertentu disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme tertentu pula.
7. Wollstein (1787) Membuktikan bahwa penyakit disebabkan oleh penyebab tertentu. Dengan menggesekkan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda yang menderita penyakit pilek kepada hidung kuda yang sehat, maka dalam selang waktu tertentu beberapa lama kemudian kuda yang sehat menjadi sakit pilek juga
8. Oliver Wendell Holmes(1843) dan Ignaz Semmelweis (1847) Bahwa tangan atau alat yang digunakan oleh dokter yang menolong bayi lahir atau dokter yang mengadakan pembedahan perlu sekali didesinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien (Sepsis puerperalis). Dengan mencuci tangan maka hal tersebut dapat dicegah.
9. Pollender (1849) dan davaine (1850) Adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang menderita penyakit anthraks, dan darah yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menjangkiti ternak yang sehat.
Gambar 6. : Mikroskop yang dipergunakan Rober Koch
Gambar 7: Percobaan Robert Koch
Gambar 8. : Cawan petri yang ditemukan oleh Petri pada tahun 1884
1. 2 Ruang Lingkup Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan bagian ilmu dari biologi, tersusun oleh banyak disiplin ilmu. Pembagian ini tergantung arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi, terhadap habitat atau terhadap permasalahan yang ada atau titimbulkan akibat mikroba. Dari pembagian tersebut, sedikitnya ada 21 disiplin atau sub bidang mikrobiologi. (lihat tabel 4)
Berdasarkan pada disiplin di dalam bidang mikrobiologi nampak jelas kaitan ilmu tersebut sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan. Mikrobiologi sebagai ilmu dasar, karena didalamnya tercakup perkembangbiakan, penyebaran, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Sedangkan sebagai ilmu terapan, secara langsung jasad-jasad trenik yang terdapat didalmnya dapat berperan menguntungkan, misalnya pada proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi dan organoleptik bahan makanan, industry farmasi, industry kimia, bidang pertanian, bidang pertenakan, bidang pertambangan, dan sebagainya. Disamping itu, secara langsung peran jasad trenik sebagai penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia serta sebagai penghasil toksin ( racun ) yang membahayakan.
Peran mikroba pada lingkungan hidup pada saat ini yang telah dikembangkan antara lain adalah sebagai jasad yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi lingkungan. Disamping itu, peran jasad trenik dapat secara langsung atau tidak langsung di pengaruhi oleh lingkungan, sehingga pengembangan penggunaan mikroorganisme sebagai jasad parameter alami ( indicator alami ) terhadap perubahan pada lingkungan mulai banyak di gunakan. Hal tersebut khususnya akibat adanya pencemaran domestic ( dari rumah tangga ) atau nondomestic ( dari pabrik, industry, pertanian, dan lain sebagainya )
Tabel 2. Penemuan-Penemuan pada Era Keemasan
Tahun Penemu Hal yang ditemukan
1851 Spencer Penyakit kolera
1850 –1855 Rayer Dan Davaine(1850) Pollender (1855) Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrakx
1854 Lord Lister Menemukan asam karbolat pada luka selama berlangsungnya pembedahan
1874 Hansen Kuman lepra
1874 Neisser Menemukan kuman gonokokus
1880.
Charles Laverans Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria ditemukan
1880 Louis Pasteur Diplococcus pneumonia penyebab penyakit radang paru-paru
1880-1884 Eberth tahun 1880 ; Gaffky tahun 1884 Salmonella typhi penyebab penyakit typhus abdominalis
1882-1883-
1884
Robert Koch, Ogston tahun 1882 ; Fehleisen tahun 1883 ;Rosenbach tahun 1884 Streptococcus pyogenes penyebab radang bernanah
1883 Robert Koch Vibrio cholera penyebab penyakit cholera asiatica
1883 -1884 Klebs tahun 1883 ; Loeffler tahun 1884. Corynebacterium diphtheria penyebab diphteri
1884
1884-1889 Petri
Nicolaier tahun 1884 ; Kitasato tahun 1889. Cawan petri
Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus
1887. Weichselbaum
Neisseria meningitidis ( meningococcus) penyebab meningitis ( radang selaput otak )
1892-1898 Dmitri Iwanowski (1892), Martinus Beijerinck dan Winogradsky tahun 1898. Virus
1892. Welch dan Nuttall Clostridium perfringens penyebab gas-gangrene,
1898. Shiga Shigella dysenteriae penyebab disentri basiler,
1900. Flexner Shigella flexneri penyebab disentri basiler
1905 Schaudin dan Hoffman tahun. Treponema pallida penyebab syphilis,
1906. Border dan Gengou Bordetella pertussis penyebab pertusis
1890 Kitasato dan Behring diphteri antitoxin dan tetanus antitoxin.
1901 Landsteiner penggolongan darah system A,B, O.
Gambar 9. : Mikroskop Elektron
Tabel 3. Pemenang hadiah Nobel dalam Bidang Mikrobiologi
Tahun Penemu Hal yang ditemukan
1913
1919
1926
1928
1930
1930
1939
1945
1951
1952
1954
1958
1959
1960
1961
1965
1965
1966
1968
1969
1972
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1983
1984
1987
1989
2003
2003
2003 Rickkets
Bordet
James B. summer
Nicolle
Nothrop dan Stanley
Landsteiner
Domagk
Flemming, Florey, Dan Chain
Theiler
Waksman
Ender
Laderberg, Tatum Dan Beadle
Ochoa Kornberg
Burnet Dan Medawar
Watson Dan Chrich
David Clinton Philips
Jacob ,Monod Dan Lwoff
Rous
Nirenberg , Holley Dan Khuranna
Dubeco, Luria Dan Delbruck
Porter Dan EdChristian
Dulbeco,Baltimore Dan Theonin
Gajdusck Dan Blumberg
Rosalin Yalow
Arber , Nathans & Smith
A. M. Cormack Dan G. N. Hounsfield
Barbara Mcclintosh
Niele Jerne & George Koehler
Tonegawa Susuma
Antonius Suwanto
Uwe Schroeder
Paul C. Lauterbur
Warsito Anafilaksis
Imunologi
Menunjukkan bahwa enzim urease merupakan protein murni.
Demam tikus
Enzim pepsin, tripsin dan kimotripsin
Golongan darah
Sulfonamida
Penicillin
Vaksin demam kuning
Streptomisin
Biakan sel virus polio
Genetika
ARN
Struktur Imunologi
Kode genetika , struktur AND
Struktur Enzim
Episom genetik dan profaga
Virus penyebab kanker
Sintesis ADN
Genetika dan mutasi
Struktur imunoglobulin
Lisosom
Genetika dan mutasi
Virus lambat dan antigen Australia
Radioimmunoassay
Enzim pembatas
Menemukan CT Scan
Unsur genetika yang dapat berpindah – pindah
Antibodi monoglonal
Terjadinya keanekaragaman immunolgbulin
Bakteri kromosom ganda
Sel bahan bakar mikroba
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
ECVT (electrical capacitance volume tomography)
elman
Ignaz Philip Semmelweis (1818-1865), mempelopori penggunaan prosedur obstetrik (kebidanan) dapat mengurangi kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh jasad renik
Tahap-tahap kerja Postulat Kock adalah sebagai berikut:
(a) Bahwa mikroba yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita dan tidak didapatkan pada bukan penderita (orang sehat).
(b) Bahwa mikroba penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenal.
(c) Bahwa biakan jasad yang sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada hewan percobaan, akanmenimbulkan gejala penyakit yang sama seperti (a).
(d) Bahwa biakan jasad yang sudah di inokulasikan, dapat diinokulasi/dipisahkan kembali serta kalau kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asal/ (a)
menarik, bisa jadi bahan analisis
BalasHapus