Selasa, 27 Desember 2011

materi uas mai

BAB V
DI BAWAH NAUNGAN AL QUR’AN
Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul SAW, dengan mengenal Al Quran pada dalil-dalil naqli bahwa AL Quran sebagai kalam Allah SWT , mukjizat. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disampaikan secara mutawatir segingga terpelihara keasliannya dan membaca Al-Qur’an adalah ibadah, maka akan menambah keyakinan kita akan keberadaan Al-Qur’an tersebut.
            Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebut Al-Qur’an sendiri dengan berbagai nama. Setiap nama-nama tersebut  memiliki makna yang memberikan tashawur terhadap sifat dan peranan yang dimiliki oleh Al-Qur’an sesuai dengan kandungannya. Dengan pengenalan nama-nama Al-Qur’an lebih mendalam, maka dapat menghapuskan prasangka bahwa Al-Qur’an itu hanyalah kitab biasa.

Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
            Menurut Abdul Aziz Abdul Rauf dalam bukunya Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Daiyah ada 4 fungsi dan peranan Al-Qur’an antara lain :
1.      Al-Qur’an adalah manhajul hayah (pedoman hidup) bagi seluruh manusia (QS. Al-Baqarah : 2).
2.      Al-Qur’an adalah ruh bagi orang-orang yang beriman.
3.      Al-Qur’an sebagai adz dzikir (peringatan) (QS. Al-Anbiya : 50).
4.      Al-Qur’an sebagai sumber ilmu (QS. Al-Mujaadilah : 11).

Keutamaan Membaca Al Qur’an
1.      Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2.      Merupakan ciri orang yang diberi ilmu (QS. Al Ankabut : 49).
3.      Menjadi penolong (syafaat) bagi pembacanya.
4.      Al Qur’an akan meninggikan derajat manusia di syurga.
5.      Orang yang membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang setia lagi taat (QS. Faathir : 29).

Komitmen Muslim Terhadap Al Qur’an
1.      Mengimani (QS. Al Maidah : 83).
2.      Membaca, dengan tartil/sesuai dengan ketentuannya (QS. Al-Muzzammil : 4, QS. Al Baqarah : 121).
3.      Mentadabburi, dengan mengulang-ulang bacaan ayat, meresapi kedalam hati, dan memahami maknanya (QS. An Nisaa : 82).
4.      Menghafal.
5.      Mengamalkan ilmu-ilmu nya dan hukum-hukum Al-Qur’an serta menyelaraskannya dalam kehidupan (QS. Al Jumu’ah : 5).

BAB VI
PROBLEMATIKA UMAT
Keadaan muslim saat ini memanglah hina dan berada di bawah kekuasaan musuh-musuh Islam. Muslim sebagai umat yang terbaik dan mulia ternyata tidak lagi tampak kemuliaannya di tengah manusia lain, bahkan tampak semakin terpuruk sebagai hasil keadaan jahiliyah yang semakin merajalela saat ini.
Umat Islam kehilangan kebanggaan akan peradabannya dan menjadi pengekor setia peradaban Barat. Kondisi ini membuat krisis keyakinan, kebingungan yang menyerang pikiran manusia. Sayangnya umat Islam asyik masuk terjebak candu peradaban Barat dan menutup mata bahwa umat Islam pernah jaya dan menjadi rujukan peradaban dunia. Secara umum terdapat dua faktor penyebab kemunduran umat Islam dewasa ini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal
®  Umat Islam lupa akan dirinya (QS. Ali-Imran : 110 dan QS. Al Hasyr : 19).
®  Dilihat dari kemajuan materi. Umat Islam masih menjadi umat yang bergantung pada bangsa lain. Hal ini dikarenakan umat Islam belum mampu menjadi produsen dan hanya mampu menjadi konsumen.
®  Umat Islam menyia-nyiakan kekuatan nya (QS. Al ‘Alaq : 1-5 dan QS. Ash Shaf : 2-3).
     
Faktor Eksternal  (Ghazwul Harbi/Perang fisik, Ghazwul Fikri/Perang pemikiran, Ghazwul Tsaqofi/Perang kebudayaan, Ghazwul Isti’mary/Perang Penjajahan)
1.      Menghancurkan khilafah Islamiyah turki utsmany dan menghancurkan persatuan umat Islam.
2.      Memusnahkan Al Qur’an dan membuat umat Islam ragu akan agamanya.
3.      Merusak akhlak dan hubungan mereka dengan Allah SWT.
4.      Membangun sistem politik di dunia Islam.
5.      Merintangi umat Islam untuk maju dalam industri dan tetap menjadikan mereka sebagai konsumen.
6.      Merusak moral wanita dan menyebarluaskan penyelewengan sex melalui media informasi dan seni.

Solusinya
1.      Kebangkitan pemikiran.
2.      Kebangkitan perasaan dan emosi.
3.      Kebangkitan amal dan perilaku.
4.      Kebangkitan peran wanita Islam.
5.      Kebangkitan pemuda.
6.      Kebangkitan global (QS. Al Anbiya : 92).

Fenomena kebangkitan umat Islam ini pada dasarnya  tidak akan berjalan dengan baik dan solid jika tidak ada pembinaan yang bekelanjutan terhadap umat Islam itu sendiri ( tarbiyah Islamiyah yang kontinue). Hal ini dikarenakan serangan-serangan penentang Islam akan datang kapan saja pada saat umat Islam lengah.

Ilustrasi
®  Umat Islam saat ini di ibaratkan seperti raksasa yang sedang tidur. Ia punya kekuatan yang besar, hanya bagaimana cara membangunkannya dari tidur yang panjang.
®  Monyet yang bergelantungan jika tertiup angin yang kencang akan berpegangan dengan erat, dan kecil kemungkinan akan jatuhnya, sedangkan jika tertiup angin sepoi-sepoi, akan melenakan sehingga kemungkinan besar akan jatuh. Begitu pula dengan umat Islam. Cobaan berat seperti jihad dan peperangan akan semakin menguatkan umat Islam, sedangkan cobaan yang berupa Ghazwul Fikri yang akan membuat umat Islam jauh dari nilai-nilai Islam yang tidak disadari.


ISLAM JALAN KAMI
Pengertian Ad-Dien Islam
Secara bahasa makna Islam adalah :
1.      Istislam : menyerahkan diri (QS. Ali Imran : 83)
2.      As-Salam : keselamatan (QS. Al-Maidah : 16)
3.      As-Silmi : damai (QS.Al-Baqarah : 208)
4.      As-Salim : bersih (QS.Asy Syu’araa’ : 88-89)

Secara terminologis, menurut Said Hawwa dalam bukunya Al-Islam, Al-Islam adalah “menerima segala perintah dan larangan Allah SWT, yang telah diwahyukan kepada para nabi dan rasul.”

Pilar-Pilar Islam
1.      Aqidah (QS. Al Baqarah : 285)
Memberikan petunjuk kepada manusia tentang keimanan pada Allah SWT, iman kepada para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi serta hari akhir.
2.      Ibadah (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Tugas manusia di muka bumi tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah semata.
3.      Akhlaq (QS. Qalam : 4)
Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi manusia
4.      Perundang – undangan (QS. An-Nisa : 176)
Allah telah menetapkan dalam kitab-Nya hal-hal yang halal, haram, mubah, dan lain-lain.

Karakteristik Dienul Al-Islam
1.      Rabbaniyah : bersumber langsung dari Allah SWT.
Islam bukan rekayasa manusia, melainkan 100% merupakan manhaj Rabbani. Segi aqidah, ibadah, adab susila, moral, syariat dan peraturannya itu semuanya bersumber dari Allah SWT. (QS. Al An’aam : 115).
2.      Insaniyah ‘Alamiyah : humanisme yang bersifat universal.
Islam ditampilkan sebagai cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan tertentu. (QS. Saba’: 28)
3.      Syaamil Mutakamil : integral menyeluruh dan sempurna.
Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, dari mulai masalah atau pekerjaan yang kecil sampai yang sangat besar sekalipun, dan Islam memformat dengan sempurna melalui pengaturannya serta menerangkan hukumnya. (QS.An-Nahl : 89)
4.      Al-Basathoh : mudah.
Islam merupakan solusi bagi berbagai macam permasalahan, bukan untuk membebani  manusia dengan suatu kewajiban.(QS.Al-Baqarah : 286)
5.      Al-‘Adalah : keadilan.
Al Islam datang untuk menegakkan keadilan secara mutlak. (QS. Al-Maidah : 8)
6.      Tawazun : keseimbangan.
Al Islam dan seluruh ajarannya mengajarkan untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad dan ruh, serta antara dunia dan akhirat. (QS.AL Qashash : 77)
7.      Tsabat wa Murunah : perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibelitas.
Tsabat artinya tidak berubah oleh apapun dan murunah artinya menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat. Tsabat pada pokok-pokok dan tujuannya. Murunah pada cabang-cabang dan sarana-sarana serta cara-caranya (sarana dan prasarana).

Tujuan Al Islam
1.      Membangun individu yang shaleh.
2.      Membangun keluarga yang shaleh.
3.      Membangun masyarakat yang shaleh.
4.      Membangun umat yang shaleh.
5.      Membangun baldatun thayyibatun wa rabun ghafur.
6.      Dakwah (seruan) kepada kebaikan umat manusia (QS. Al Anbiyaa : 107).

Kembali ke dalam naungan Al-Islam
Islam adalah satu-satunya solusi dan dengan kembali ke bawah naungan Islamlah kehidupan di bumi ini akan aman,tentram, damai.

·         Ulat dan kupu-kupu
Ulat diibaratkan sebagai manusia yang belum mentransformasikan dirinya kepada Islam, masih jahiliyah, dimana ketika itu manusia tersebut dianggap menjijikan, dan hanya bisa merusak lingkungan sekitarnya (ulat makan daun sehingga daun menjadi bolong, ulat membuat gatal-gatal kulit manusia, dll). Sifat ulat yang seperti ini sangat merugikan hingga manusiapun menjauhi dan membasminya. Namun, ketika ulat tersebut menjadi kupu-kupu, ia menyenangkan banyak orang karena memperindah taman. Begitulah seseorang yang sudah mentransformasikan dirinya pada Islam secara total. Ia menjadi penghias Islam sehingga dikagumi masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar