Daun (leaf)
Tumbuhan memliki daun. daun merupakan bagian tumbuhan yang timbuh dari batang. daun umumny berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan adanya klorofil pada daun. Namun, ada juga daun yang berwarna kuning, merah atau ungu.
Berdasarkan struktur daunnya, morfologi daun dibedakan menjadi:
· Bentuk daun berdasarkan tepi daun (rata, bergerigi)
· Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai
· Daun berdasarkan tulang daun
Struktur Daun dan Fungsinya
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian lengkap, antara lain daun pisang dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang hanya terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi dan jagung.
Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi;
Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.
Tulang daun Melengkung.
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
Tulang daun Menjari.
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya, jarak, daun singkong, dan kapas.
Tulang daun Sejajar.
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang. Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang dan semua jenis rumput-rumputan.
Fungsi Daun
Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai tempat pembuatan makanan, pernapasan, penguapan dan alat perkembang-biakan vegetatif.
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan.
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi. Alat Perkembangbiakan Vegatatif
Bagi manusia, daun dapat digunakan sebagai bahan makanan, contohnya daun pepaya dan singkong; obat-obatan, contohnya daun jeruk dan jambu biji; rempah-rempah, contohnya daun salam jeruk. Pernahkah kamu diobati dengan menggunakan daun? Daun apakah yang dipakai?
Daun juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
· Bentuk bulat atau bundar : teratai besar.
· Bentuk perisai : daun jarak.
· Bentuk jorong : daun nangka dan nyamplungan.
· Bentuk memanjang : daun sirkaya dan sirsak.
· Bentuk lanset : daun kamboja.
Struktur anatomi daun terdiri dari:
· Jaringan epidermis, dibedakan menjadi epidermis atas danepidermis bawah. Epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya pada epidermis bawah terdapat stomata, yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Permukaan epidermis sering dilapisi oleh kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur atau tetesan air hujan. Jadi epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya,
· Jaringan Palisade atau jaringan tiang, adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. oleh karena itu, bagian ini banyak mengandung kloroplas.
· Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel yang berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
· Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.
· Stoma (jamak Stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil karbon dioksida dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan oksigen sebagai hasil fotosintesis. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melaluilentisel, yang terletak pada batang.
· Daun secara lengkap terdiri dari pelepah daun atau upih daun (vagina), tangkai daun dan helai daun. Pada helai daun terdapat urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis.
Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam 1 tangkai
Daun tunggal
Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya.Bagian dari batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun.
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun lengkap. Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.
Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun lengkap. Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.
Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:
· Daun bertingkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.
· Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.
· Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun. contohnya : daun rumput-rumputan
· Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar menyerupai helaian daun dan disebut phyllodia. contohnya: daun Oxalis bupleurifolis
Daun Majemuk (Folium Coposiyum)
Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya.
yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya.
yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :
· Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing disebut anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang sebagai penjelmaan tangkai daun tunggal, ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang.
· Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, di dalam ketiaknya tidak pernah diketemukan sebuah kuncup.
· Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh, menjadi terpisah-pisah. Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang pendek atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun selderi (Apium graveolens L.). Adakalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax scutellarium Merr).
· Karena daun majemauk dapat dipandang berasal dari daun tunggal, pada daun majemuk dapat pula kita temukan bagian-bagian lain, seperti pada daun tunggal, misalnya : Upih Daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Area catechu L).
· Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun mejemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai itu, dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu, seperti misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat pada daun kiri pangkal ibu tangkai daun , dan pada daun kacang kapri (pisum sativum L.), yang disini merupakan sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk berasimilasi.
· pada daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya gugur juga bersama-sama pula, sedangkan cabang dengan daun-daun tunggal mempunyai daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tentu saja daun-daun tadi, tidak runtuh bersama-sama pula.
· seperti halnya pada daun tunggal, pertumbuhan daun majemuk, juga terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu cabang, biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup diujungnya.
· pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang pada suatu cabang, biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin lebih dari satu kuncup.
Meskipun demikian, selalu ada hal-hal yang jika kurang saksama pemeriksaannya, dapat menyesatkan, seperti misalnya pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua pohon ini mempunyai daun majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai agak lama, masih memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga anak daunnya mempunyai umur yang berbeda. Sering terlihat anak daun pada pangkal ibu tangkai sudah runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar (masih hijau).
Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan kartu (Sauropus androgynus Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh mendatar dari batang pokok, dan terbatas pertumbuhannya atau (tidak bertambah panjang lagi). Cabang-cabang berdaun ini sering dianggap sebagai daun majemuk, tetapi ternyata salah karena dari ketiak-ketiaknya, pada waktu-waktu tertentu, akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah pula. Jika itu daun majemuk, tidak mungkin akan ditemukan bunga atau buah.
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
· Daun majemuk menyirip (pinnatus)
· Daun majemuk menjari (palmatus),
· Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
· Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam :
· Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Tanpa penyelidikan yang teliti, daun ini tentu akan disebut sebagai daun tunggal, tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan suatu persendian(articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai.
Sesungguhnya pada daun ini, juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, seperti jeruk besar (citrus maximo Merr.) jeruk nipis (citrus aorantifolia Sw.), dan lain-lain.
Sesungguhnya pada daun ini, juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, seperti jeruk besar (citrus maximo Merr.) jeruk nipis (citrus aorantifolia Sw.), dan lain-lain.
· Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan dikanan kiri ibu tulang, oleh sebab itu jumlah anak daunnya biasanya lalu menjadi genap.
Akan tetapi, mengingat pada suatu daun majemuk menyirip, anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak lagi menghitung jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung ibu tangkainya.
Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang menyirip genap.
Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemu menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam (tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun benar-benar genap.
Daun majemuk menyirip genap, tetapi jumlah anak daunnya gasal dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci (litcichinensis sonn.) dankepulasan (Nepphelium mutabile B.)
Akan tetapi, mengingat pada suatu daun majemuk menyirip, anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak lagi menghitung jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung ibu tangkainya.
Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang menyirip genap.
Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemu menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam (tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun benar-benar genap.
Daun majemuk menyirip genap, tetapi jumlah anak daunnya gasal dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci (litcichinensis sonn.) dankepulasan (Nepphelium mutabile B.)
· Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), disini yang menjadi pedoman ialah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal, jika anak daun berpasangan, sedang diujung ibu tangkai, terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada yang lainnya ), seperti dapat dilihat padadaun pacar Cina (Aglaia odorata Lour) dan mawar (Rosa sp.).
Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap. Seperti sering kita temukan pada pohon pacar Cina tersebut diatas.
Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak daun yang genap. Seperti sering kita temukan pada pohon pacar Cina tersebut diatas.
Selain dari itu, daun majemuk menyirip dapat pula dibedakan menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai, dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai.
· Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.
· Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling.
· Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (solanum lycopersicum L.)
Daun Majemuk Ganda
Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal demikian, dan majemuk lalu dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah yang dapat mempunyai sifat demikian, oleh sebab itu pula kalau ada daun majemuk ganda, maka biasanya adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam :
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam :
· majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu ibu tangkai,
· majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak – anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai,
· majemuk menyirip ganda empat, dst
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam :
· Daun menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu tangkai.
· Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :
a. daun majemuk menyirip genap dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :
a. daun majemuk menyirip genap dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
b. daun majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna, misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
c. daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa oleifera lamk)
c. daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa oleifera lamk)
Daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus)
Daun majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
Mengenai daun majemuk menjari ini tidak ada hal-hal yang begitu rumit seperti pada daun majemuk yang menyirip.
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan seperti berikut :
· Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misalnya daun nam-nam (cynometra caulifora L.)
· Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya pada pohon para (heveabrasiliensis Mueli)
Catatan daun majemuk yang beranak daun tiga, dapat pula kita jumpai pada daun majemuk yang menyirip, misalnya pada kacang panjang (Vigna sinensis Endl). Untuk membedakan apakah majemuknya menyirip atau menjari, harus diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak daunnya. Jika semua bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai), berarti menjari, jika tidak, menyirip. (Bandingkanlah dengan saksama daun para dengan daun kacang panjang)
Catatan daun majemuk yang beranak daun tiga, dapat pula kita jumpai pada daun majemuk yang menyirip, misalnya pada kacang panjang (Vigna sinensis Endl). Untuk membedakan apakah majemuknya menyirip atau menjari, harus diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak daunnya. Jika semua bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai), berarti menjari, jika tidak, menyirip. (Bandingkanlah dengan saksama daun para dengan daun kacang panjang)
· Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra Gaertn).
· Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka dapat dikatakan saja beranak daun banyak (Polyfoliolatus), tidak usah lagi dihitung jumlah anak daun yang tepat, seperti misalnya pada daun randu (Ceiba pentandra Gaerthn).
Seperti halnya dengan daun majemuk menyirip, yang menyiripnya dapat bersifat ganda, maka pada daun majemuk menjari, juga dapat bersifat ganda, misalnya :
pada daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus). Contoh :Aegopodium dan Aquilegia vulgaris.
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
pada daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus). Contoh :Aegopodium dan Aquilegia vulgaris.
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya, seperti terdapat pada Arisaema filiforme (Araceae).
Daun majemuk campuran
Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang – cabang. Pada ibu tangkai, terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh daun majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)
Tetapi, jika diteliti benar, ternyata daun sikejut bukanlah merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap atau ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun ini, letak kedua pasang cabang ibu tangkainya, sedemikian dekat satu sama lain, hingga seakan–akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar