Kamis, 10 November 2011

jurnal jeruk

KERAGAMAN PLASMA NUTFAH JERUK BESAR
(Citrus maxima Merr.) BERDASARKAN
KARAKTER MORFOLOGI
The Germ Plasm Variability of Pummelos based on
Morphological Characteristics
Edi Purwanto, Endang Yuniastuti dan Djati Walujo1
ABSTRACT
objective of this study is to determine the morphological
characteristics of some Pummelos varieties as representative of
Indonesian varieties. The morphological characteristics obtained
will be used to determine the relative association of the varieties observed. Beside
that, those characteristics will expected to give genetic information of pummelos,
therefore it is useful for plant breeding purposes. Sampling technique was done
with random sampling. The characteristics observed were vegetative organs (stem
and leaf) and generative organs (flower, fruit and seed). The data obtained was
analyzed with euclidean distance in systat 3.1 program. The result of this study
were: (1) There are specifically morphological characteristics of each variety, and
(2) The near relative association was obtained in Pummelos varieties observed,
which shown in small distance (not more than 10,000) of euclidean analysis.
Keywords: Citrus maxima Merr; Morphological characteristics.
1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian UNS
PENDAHULUAN
Jeruk besar merupakan salah
satu jenis buah-buahan yang sudah
dikenal sejak lama di Indonesia.
Beberapa ahli menduga bahwa
tanaman jeruk besar merupakan salah
satu jenis tanaman asli Indonesia.
Populasi tanaman jeruk besar di
Indonesia tersebar secara luas di
seluruh pelosok nusantara, khususnya
di daerah Jawa Timur dan Bali.
Kebutuhan akan buah jeruk besar
meningkat dari tahun ke tahun
bersamaan meningkatnya permintaan
pasar baik dalam maupun luar negeri.
Meningkatnya pendapatan perkapita
dan kesadaran orang akan kebutuhan
sebagai sumber gizi menyebabkan
meningkatnya permintaan pasar akan
kebutuhan buah-buahan.
Penguasaan teknik-teknik
pemuliaan tanaman jeruk besar secara
tepat beserta dengan pengetahuan
tentang sifat genetik dan ketersediaan
bank plasma nutfah yang terjamin
keberadaanya akan sangat berguna
dalam menetukan keberhasilan proses
pemuliaan tanaman jeruk besar di
Indonesia.
The
Di Indonesia varietas jeruk
besar ada beberapa macam diantaranya
Adas Duku, Bali Merah, Bali
Putih, Nambangan, Pamelo,
Srinyonya, dan beberapa jenis lokal
lainnya. Hal ini menunjukkan adanya
keaneka-ragaman dalam varietas
jeruk besar yang ada di Indonesia.
Masing-masing varietas tersebut
memiliki sifat tertentu yang
karakteristik yang dapat digunakan
untuk antara varietas yang satu
dengan lainnya. Contohnya ada
varietas jeruk besar yang memiliki
sifat ketahanan terhadap serangan
hama penyakit. Ketahanan ini diduga
berkaitan dengan karakter morfologi
yang menguntungkan dari tanaman
jeruk besar, misalnya kulit buah yang
tebal, batang tanaman yang tegar,
tangkai buah yang kokoh. Selain itu
sifat ketahanan ini diduga juga
berkaitan dengan sifat genetis dari
varietas jeruk besar. Selain itu ada
beberapa sifat lainnya yaitu : rasa
buah, warna buah ukuran buah, dan
lain-lain.
Selama ini inventarisasi dan
penanaman varietas jeruk bes ar telah
dilakukan oleh beberapa Instansi
Pemerintah maupun Swasta tetapi
belum pernah dilakukan determinasi,
karakterisasi maupun pengenalan
sifat-sifat unggulnya secara sistematis.
Karakterisasi dan identifikasi
perlu dilakukan mengingat Indonesia
merupakan salah satu sumber plasma
nutfah tanaman jeruk besar yang
potensiil.
Untuk mengetahui hubungan
kekerabatan antar varietas yang ada
perlu dilakukan identifikasi.
Identifikasi ini akan mampu menelaah
mengenai kenampakan dan struktur
tumbuhan, termasuk bagaimana
bentuk suatu tumbuhan, susunan
eksternal dan internalnya. Identifikasi
berdasarkan karakter morfologi,
mengamati bentuk dan perkembangan
tumbuhan, penampilan eksternal
tumbuhan dan juga berbagai bentuk
modifikasinya. (Tjitrosomo, 1984).
Berdasarkan perkembangannya,
ada 3 sistem identifikasi yaitu : sistem
artificial, sistem alam dan sistem
filogenetik (Lawrence, 1964 cit
Ashari, 1991). Dalam melakukan
identifikasi suatu jenis tanaman sering
menggunakan karakter morfologi
karena cara ini merupakan cara yang
termudah dalam mengenal tanaman.
Identifikasi berdasarkan karakter
morfologi digunakan untuk
menunjukkan kesamaan dan
perbedaan tanaman berdasarkan
karakter morfologinya. Secara umum
pada tanaman tingkat tinggi bagianbagian
yang biasa diamati meliputi
bagian vegetatif seperti akar, batang
dan daun. Sedangkan bagian
generatifnya adalah bunga, buah dan
biji. Selain itu juga alat-alat tumbuhan
seperti bentuk modifikasinya.
(Tjitrosoepomo, 1989; Shukla dan
Misra, 1979).
Lebih lanjut Tjitrosoepomo
(1990) mengungkapkan cara
menyusun diskripsi lengkap suatu
tanaman yaitu dengan mengamati
perawakan tumbuhan (habitus),
perihal perakaran, perihal batang,
perihal daun, perihal bunga, perihal
buah, perihal biji, serta alat-alat
modifikasi (gemma, bulbus, tuber,
cirrus/cirrhus, spina, ascidum, organa
accessoris, trikhoma, dll).
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di daerah
Magetan mulai bulan April sampai
Oktober 1998. Pengambilan sampel
tanaman di lapangan dilakukan secara
acak pada masing-masing varietas
jeruk besar yang ada yaitu Adas
Duku, Bali Merah, Bali Putih,
Nambangan, Pamelo Dan Srinyonya.
Masing-masing varietas diambil lima
sampel tanaman.
Karakter morfologi yang
diamati adalah bagian-bagian
vegetatif dan generatif tanaman.
Karakter morfologi bagian vegetatif
meliputi :
1. Batang dan percabangan
Keadaan batang, diameter batang,
warna kulit batang bagian luar,
warna kulit batang bagian dalam
keadaan percabangan, tebal kulit
batang, ada tidaknya lapisan lilin
pada batang, tebal lapisan lilin
pada batang, bentuk tajuk pohon.
Sudut percabangan, tipe
percabangan, letak cabang, bentuk
cabang, warna kulit cabang, ada
tidaknya bulu pada percabangan
dan distribusi cabang.
2. Daun
Bentuk daun, bentuk lekukan
pangkal daun, bentuk lekukan
ujung daun, bentuk pangkal sayap
helaian daun, bentuk tepi daun,
bentuk tulang daun, tepi tangkai
daun, posisi daun dewasa pada
batang, pangkal tangkai daun, tipe
kedudukan daun, panjang daun,
lebar daun, tebal daun, warna
permukaan atas daun, warna
permukaan bawah daun, warna
daun muda, ada tidaknya bulu
pada daun, tekstur permukaan
daun, ada tidaknya lapisan lilin
daun, bentuk pertumbuhan daun
muda, urat tulang daun, aroma
daun muda dan duduk daun.
3. Bunga
Letak bunga, tipe bunga, jumlah
bunga tiap malai, warna mahkota
bunga, bentuk daun mahkota
bunga, kedudukan benangsari,
terhadap mahkota bunga, bentuk
stigma, tipe style, kedudukan
bakal buah, panjang kuncup
bunga, lebar bunga dalam
keadaan mekar, tipe mahkota
bunga, tipe tangkai sari, tipe
kedudukan benangsari, jumlah
benangsari, jumlah tajuk kelopak
bunga, jumlah tajuk mahkota
bunga, warna putik, warna kepala
sari, panjang benangsari, aroma
bunga, warna sepal dan bentuk
kuncup bunga.
4. Buah
Tipe daging buah, bentuk buah,
dasar buah, warna kulit buah
masak, warna kulit buah muda,
tekstur permukaan buah muda,
tekstur permukaan buah masak,
ukuran dan keadaan juring, rasa
buah, kondisi juring, jumlah
juring tiap buah, diameter buah,
warna daging, buah, bentuk ujung
buah, kandungan air, jumlah buah
tiap cabang, ciri hati buah, ada
tidaknya kelenjar minyak luar,
warna kulit buah bagian dalam,
daya simpan buah, tebal kulit
juring, tebal kulit buah, tebal
daging juring, lebar juring,
panjang juring, panjang bulir buah
dan bentuk bulir buah.
5. Biji
Jumlah biji, warna biji, lebar biji,
bentuk biji, tekstur biji, ketebalan
biji, panjang biji, lebar biji, warna
kulit ari biji, bentuk biji tanpa
kulit biji, besarnya kotiledon,
jumlah biji perjuring, tekstur biji
tanpa kulit dan bentuk ujung biji.
Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan rataan kelompok
dengan jarak ketidakmiripan
(euclidean) pada program systat
3.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Semua Karakter
Dari hasil pengamatan
terlihat adanya variasi diantara
karakter morfologi yang ada.
Setelah dianalisis menggunakan
jarak ketidakmiripan dari semua
karakter morfologi yang diamati
terlihat adanya 3 pengelompokan
DISTANCE
0.000 5.000
Nambangan
Adas duku
Bali merah
Bali putih
Gulung
Srinyonya
Gambar 1. Dendogram berdasarkan karakter morfologi batang, cabang, daun,
biji dan buah.
pada jarak “euclid” 2750
(gambar 1)
Kultivar Bali Merah dan
Srinyonya pada dendogram 1.
mengelompok menjadi satu
disebabkan oleh karakter cabang
serta karakter buah. Kultivar Bali
Merah dan Bali Putih mengelompok
menjadi satu kemungkinan
disebabkan oleh karakter batang
dan karakter cabang. Sedangkan
kultivar Adas Duku dan
Nambangan mengelompok jadi
satu disebabkan oleh karakter
cabang dan karakter buah.
Pada semua karakter
morfologi jarak “euclid” antara
kultivar yang satu dengan yang
lain tidak begitu besar. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk
kultivar jeruk besar yang ada
saling memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat, walaupun
masing-masing kultivar memiliki
kekhasan tersendiri.
b. Karakter batang
Untuk karakter batang,
setelah dianalisis menggunakan
jarak ketidakmiripan menunjukkan
adanya 2 kelompok kultivar
yaitu kelompok Bali Merah, dan
Pamelo, Bali Putih. Kelompok
satunya adalah Adas Duku,
Srinyonya dan Nambangan.
Kedua kelompok memisah
pada jarak “euclid” 4.750 (gambar
2.). sedangkan masing-masing
kelompok menyatu pada jarak
“euclid” 2.300.
c. Karakter cabang
Dari data, setelah dianalisis
menggunakan jarak ketidakmiripan
menunjukkan tiga kelompok
yaitu Bali Merah dan Srinyonya,
Bali Putih dan Pamelo, Adas duku
dan Nambangan (Gambar 3.). dari
dendogram berdasarkan karakter
cabang menunjukkan lebih terlihat
adanya variasi diantara kultivar
jeruk besar yang ada.
DISTANCE
0.000 5.000
Gulung
Bali merah
Bali putih
Adas duku
Srinyonya
Nambangan
Gambar 2. Dendogram berdasarkan karakter batang
DISTANCE
0.000 10.000
Gulung
Srinyonya
Bali putih
Bali merah
Adas duku
Nambangan
Gambar 3. Dendogram berdasarkan karakter cabang
d. Karakter daun
Berdasarkan karakter daun,
terlihat adanya variasi antara
kultivar yang satu dengan yang
lain, walupun jarak “euclid”
(gambar 4.) hanya kecil (+ 1.000).
hal ini menunjukkan bahwa antara
kultivar yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat, tetapi
antara masing-masing kultivar
memiliki kekhasan karakter daun
tersendiri.
e. Karakter biji
Dari hasil analisis data pada
karakter biji, terlihat adanya
variasi antar kultivar pada jarak
“euclid” +1.000. masing-masing
kultivar menyatu pada jarak
“euclid” 2.000. Hal ini menunjukkan
bahwa masing-masing
kultivar memiliki hubungan
kekerabatan yang cukup dekat
karena jarak “euclid”nya kecil.
(Gambar 5.)
DISTANCE
0.000 1.000
Adas duku
Gulung
Bali putih
Nambangan
Srinyonya
Bali merah
Gambar 4. Dendogram berdasarkan karakter daun
DISTANCE
0.000 2.000
Bali merah
Srinyonya
Nambangan
Gulung
Adas duku
Bali putih
Gambar 5. Dendogram berdasarkan karakter biji
DISTANCE
0.000 2.000
Bali putih
Srinyonya
Gulung
Bali merah
Adas duku
Nambangan
Gambar 6. Dendogram berdasarkan karakter buah
f. Karakter buah
Seperti pada karakter daun
dan biji, terlihat bahwa karakter
buah masing-masing kultivar
bervariasi dalam jarak “euclid
yang kecil yaitu 2.000 (Gambar
6.) di lapangan kebiasaan orang
membedakan masing-masing
kultivar jeruk besar sering
menggunakan perbedaan dari
buah. Hal ini bisa dimengerti
karena karakter buah masingmasing
kultivar terlihat berbeda.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan karakter morfologi
menunjukkan adanya kekhasan
masing-masing varietas jeruk
besar yang diamati.
2. Terlihat adanya hubungan
kekerabatan yang dekat dari
varietas jeruk besar yang diamati
dengan (maksimum 10.000)
PUSTAKA
Ashari. 1991. Studi tentang Karakter
Morfologi Buah dan Batang
Salak. Laporan Penelitian
Fakultas Pertanian Unibraw
Malang. P : 1-10.
Dunn, G. and B.S. Everitt. 1986. An
Introduction to
Mathematical Taxonomy.
Candbrige Univ. Press.
Candrige.
Hardiyanto dan A. Triwiratno, 1995.
Identifikasi Beberapa
Kultivar Jeruk Keprok
dengan Metode Elektrofosis.
Pros. Simposium Nasional
Hortikultura di Malang.
Setiawan, A. I. 1995. Usaha
Pembudidayaan Jeruk Besar.
Penebar Swadaya. Jakarta
Shukla Priti and Shital P. Misra.
1979. An Introduction to
Angiospermae. Vikas
Publishing House. New
Delhi. India. P 80.
Tjitrosomo, H. dan S. Sutarmi. 1984.
Botani Umum I. Angkasa
Bandung. 255 p.
Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi
Tumbuhan (spermatophyta).
UGM Presss. Yogyakarta.
____________. 1989. Morfologi
Tumbuhan I. UGM Press.
Yogyakarta. 293 P.
____________. 1990. Morfologi
Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
263 p.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar