Kamis, 10 November 2011

sistem ekresi

SISTEM EKSKRESI - Presentation Transcript

ALAT EKSKRESI GINJAL KULIT PARU PARU HATI URINE FILTRASI REABSORBSI AUGMENTASI KERINGAT KARBON DIOKSIDA CAIRAN EMPEDU Urine primer Badan Malpighi Tubulus kontortus proksimal Urine sekunder Tubulus kontortus distal Urine Zat sisa Zat sisa Zat sisa Zat sisa tempat tempat tempat Proses hasil hasil hasil
DIMANA LETAK GINJAL?
BAGAIMANA MORFOLOGI GINJAL? TERDIRI ATAS 3 BAGIAN UTAMA Glomerolus Kapsula bowman Tubulus kontortus proximal Tubulus kontortus distal lengkung henle
STRUKTUR NEFRON
BAGAIMANA TERBENTUKNYA URINE? Tahap pembentukan urine Tempat Terjadi Peristiwa yang terjadi Hasil Yang Diperoleh Filtrasi (Penyaringan) Glomerolus Darah mengalir melalui glomerolus dan disaring. Zat yang disaring adalah sel darah dan protein URINE PRIMER (mengandung as. Amino, glukosa dan garam garam) Reabsorbsi (penyerapan kembali) T ubulus K ontortus P roksimal Penyerapan kembali glukosa, asam amino dan garam mineral ke dalam darah URINE SEKUNDER Augmentasi (pewarnaan dan penambahan) T ubulus K ontortus D istal Penambahan zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh URINE
KULIT
PEMBAGIAN KULIT KULIT DERMIS EPIDERMIS STRATUM KORNEUM STRATUM GERMINATIVUM STRATUM GRANULOSUM STRATUM LUSIDUM Lapisan transparan Lapisan melanin Lapisan regenerasi Lapisan tanduk
Akar rambut
Kelenjar minyak
Kelenjar keringat
Pembuluh darah
Serabut saraf
TAHUKAH KAMU? Di dalam satu sentimeter persegi kulit rata rata berisi 1 m pembuluh darah, 100 kelenjar keringat, 3000 sel reseptor serabut saraf, 4 m sel sel saraf, 25 instrumen perasa, 200 ujung saraf perasa sakit, 2 ujung saraf perasa dingin, 12 ujung saraf perasa panas, 10 rambut dan 15 kelenjar minyak. Berapa banyak kelenjar keringat di dalam 10 sentimeter persegi kulit?
HATI Zat ekskresi yang dikeluarkan Adalah empedu yang mengan Dung air, asam empedu, garam Empedu, kolesterol dan zat Warna empedu Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati menghasilkan bilirubin dan biliverdin dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
BAGIAN BAGIAN HATI
PARU PARU
BAHAYA ROKOK
Tags: Invertebrata, Sistem Ekskresi, Belalang, Cacing Pipih, Anelida, Molluska

sistem-eksresi-cacing-pipih
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
SELASA, 14 APRIL 2009
Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh.

Alat Ekskresi pada Manusia:
Ginjal
Paru-paru
Hati
Kulit

 Ginjal
Ciri-ciri:
Jumlah ada sepasang
Terletak di dekat tulang-tulang pinggang
Ginjal terdiri dari dua lapisan, yaitu luar yang disebut korteks. Korteks ini mengandung jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Lapisan ginjal sebelah dalam disebut sumsum ginjal atau medulla.
Berfungsi untuk menyaring darah

Nefron
Bagian-bagian nefron:
Badan malphigi, terdiri atas glomerlus dan kapsula bowmen
Tubulus-tubulus, terdiri dari tubulus kontortus distal, proksimal, lengkung henle, tubulus pengumpul Pelvis renalis

Hati
Fungsi hati yang lain adalah:
(1) Untuk menyimpan gula Dalam bentuk glikogen,
(2) Tempat berlangsungnya pembentukan protein tertentu maupun perombakannya,
(3) Menetralkan racun-racun yang ada dan ikut dalam pembentukan maupun perombakan sel darah merah.

Paru-paru
Pengeluaran zat-zat sisa melalui paru-paru adalah karbondioksida. Karbondioksida dan air yang dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak dikeluarkan dari sel-sel jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah.

Kulit
Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas, zat kimia, dan mengurangi kekurangan air, mengatur suhu badan, seta menerima rangsang dari luar.

Gangguan pada sistem ekskresi
1. Keabnormalan fungsi nefron/fungsi ginjal
- polinuria/diabetes insipidus
2. Disebabkan ooleh radang
- glomerulonefritis
- protenuria/albuminuria
- batu ginjal
- sistitis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar