Sel. Jika dibandingkan dengan sel tumbuhan, sel hewan jelas tidak memiliki dinding sel
dan plastida, sehingga sel hewan berpermukaan lentur dan tidak dapat berfotosintesis. Selain
itu sel hewan memiliki lisosom yang berfungsi dalam destruksi bagian sel yang rusak, serta
sentriol yang berperan pada pembentukan benang gelendong sewaktu pembelahan sel.
Lisosom dan sentriol tidak terdapat dalam sel tumbuhan. Selanjutnya beberapa organel dan
badan inklusi pada sel hewan dapat dipelajari pada Gambar III-1. Organel seperti nukleus,
retikulum endoplasma (RE), ribosom, mitokondria, dan badan Golgi masing-masing dapat
ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Manakah dari struktur sel tersebut yang
dapat kita amati dengan mikroskop cahaya ?Di bawah mikroskop cahaya, bentuk sel hewan
tampak beragam bergantung pada jenis dan lokasinya dalam jaringan. Akan tetapi tiap sel ini
memiliki susunan yang serupa, yaitu struktur sel interfase yang terdiri atas nukleus, sitoplasma
dan membran sel (Gambar III-2 a). Kekecualian terjadi pada umumnya (sel) eritrosit mamalia
yang tidak mempunyai nukleus, sehingga sel hanya dibangun oleh sitoplasma dan membran
sel. Nukleus sendiri termasuk organel sel yang mengandung nukleoplasma atau karioplasma
dan berisi komponen herediter yang tampak sebagai benang kromatin dan nukleolus,
sedangkan pada sitoplasma terdapat organel-organel lainnya sebagai komponen metabolisma
yang akan tampak dengan metoda pewarnaan tertentu. Karioplasma dipisahkan dari sitoplasma
dengan membran nukleus, sehingga atas dasar struktur inilah maka sel hewan dikelompokkan
sebagai sel eukariotik.
Pada praktikum ini sel akan dipelajari dengan mikroskop cahaya, masing-masing
mengenai morfologi sel pada eritrosit ikan dan eritrosit tikus, Barr body pada sel mukosa mulut
praktikan, serta mikronukleus pada eritrosit dan sel mukosa mulut tersebut. Setelah
melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan sel, baik
morfologi umum maupun khusus, seperti Barr body untuk analisis jenis kelamin. Barr body yang
disebut juga badan kromatin seks berasal dari suatu kromosom X yang inaktif. Kromatin seks
tersebut pada sel mukosa mulut sangat terkondensasi dan tampak melekat pada membran
nukleus, berbentuk cembung datar degan diameter sekitar 1 μm (Gambar III-2 b). Sedangkan
pada sel neutrofil kromatin seks tampak seperti tukul (drumstick, Gambar III-2 c) yang terbit dari
nukleus polimorf. Barr body ini dapat ditemukan pada sel yang berasal dari individu normal
dengan jenis kelamin betina (manusia, wanita) atau dari individu yang mempunyai kelainan
kromosom seks. Jadi apabila sel dari individu dengan asumsi normal ditemukan satu Barr body,
maka individu tersebut betina. Sebaliknya pada sel dari individu jantan tidak ditemukan Barr
body.
Jaringan. Sebagaimana sel tumbuhan, sel hewan dapat berkelompok mem-bentuk
jaringan. Pada hewan dewasa dikenal empat macam jaringan dasar, yaitu : jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot dan saraf (Gambar III-2), yang keempat-empatnya merupakan
jaringan penyusun pada setiap organ tubuh. Pada praktikum ini jaringan dipelajari secara garis
besar dalam lingkup jaringan dasar pada hewan, melalui pengamatan preparat permanen
dengan mikroskop cahaya, sehingga setelah praktikum bagian ini diharapkan mahasiswa
dengan terampil dapat menunjukkan perbedaan antara jaringan epitel, jaringan ikat, otot
maupun jaringan saraf.
Pada jaringan epitel, sel-sel berderet tersusun rapat, biasanya membatasi suatu lumen
dan melekat pada membran basal. Macam jaringan epitel ditentukan oleh bentuk sel dan jumlah
lapisan sel (Gambar III-2 a). Epitel berlapis tunggal pipih berarti epitel ini dibangun oleh sel yang
bentuknya pipih dan hanya satu lapis sel, sedang epitel berlapis banyak pipih dibangun banyak
lapisan sel dengan sel paling luar yang berbatasan langsung dengan lumen berbentuk pipih.
Atas dasar itu coba pahami bagaimana struktur epitel berlapis tunggal kubus atau silindris,
epitel berlapis banyak kubus, silindris atau transisional, serta epitel berlapis banyak palsu !
Epitel-epitel tersebut dapat berfungsi untuk menutupi seluruh permukaan tubuh seperti kulit
atau membatasi permukaan organ dalam seperti dinding dalam saluran pencernaan. Selain itu
epitel juga dapat berfungsi sebagai kelenjar, baik eksokrin maupun endokrin dengan berbagai
variasi bentuk.
Jaringan ikat memiliki struktur dasar sel-selnya tidak tersusun rapat bahkan berjauhan
dan dipisahkan oleh substansi interseluler (Gambar III-2 b). Jumlah dan jenis kandungan
substansi interseluler ini disertai fungsi sel-selnya menentukan jenis jaringan ikat. Jaringan ikat
longgar (loose) dan padat (dense) dibedakan karena perbedaan jumlah substansi interseluler,
sedangkan jaringan ikat khusus seperti rawan, tulang, dan darah masing-masing dibedakan
baik karena fungsi selulernya maupun jenis kandungan substansi interselulernya. Jaringan ikat
ini biasa terdapat di antara jaringan lain, berfungsi dalam suplai mutrien seperti dermis yang
membawa pembuluh darah untuk epidemis atau epitel kulit, serta sebagai penyokong mekanik
seperti tendo untuk pergerakan otot atau tulang untuk penyangga tubuh.
Jaringan otot berfungsi dalam pergerakan organ, sehingga jaringan ini terdiri atas sel-sel
kontraktil yang mengandung protein aktin dan miosin. Berdasarkan struktur dan tempat
berfungsinya otot dibagi tiga macam: otot lurik, otot polos, dan otot jantung (Gambar III-2 c).
Otot lurik terdapat hampir pada semua bagian tubuh, terutama melekat pada rangka sehingga
sering disebut otot rangka, juga pada organ-organ yang pergerakannya dikendalikan saraf
sadar seperti esofagus, anus dan lain-lain. Sel otot lurik berbentuk serabut panjang memiliki
garis terang (isotropik) dan garis gelap (anisotropik) berselang-selang sehingga tampak lurik
dengan inti sel banyak yang terletak perifer. Cobalah deskripsikan otot polos dan otot jantung,
kemudian bandingkan struktur dan fungsinya dengan otot lurik!.
Jaringan saraf dibangun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron dan penyokongnya yang
disebut neuroglia (Gambar III-2 d). Meskipun bentuk dan ukuran neuron sangat bervariasi tapi
bangun dasarnya sama, yaitu terdiri atas badan sel (perikarion, soma) yang berisi nukleus, dan
satu atau lebih prosesus (tonjolan) sel yang disebut dendrit dan akson. Dendrit biasanya
bercabang banyak, bersama badan sel membentuk daerah penerima impuls serta dengan
prosesus neuron lain menampakkan hubungan sinapsis. Akson lebih besar dan lebih panjang
dari dendrit, terbit hanya satu pada tiap badan sel, dapat bercabang kolateral dan berperan
untuk menghantarkan impuls ke sel-sel saraf lain atau ke jaringan lain seperti kelenjar dan otot.
Jaringan saraf, selain menyusun organ saraf seperti otak dan sumsum tulang belakang, juga
terdapat pada semua bagian organ tubuh. Hal ini sesuai dengan fungsi jaringan ini dalam
melakukan kontrol dan koordinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar