Kamis, 10 November 2011

katak2

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan animalia
Filum chordata
Kelas amphibia
Ordo anura
Famili ranidae
Genus rana
Species rana chalconota
Kongkang kolam
Kongkang kolam adalah nama sejenis kodok dari suku Ranidae. Nama ilmiahnya adalah Rana chalconota Schlegel, 1837. Orang Sunda (Jawa Barat) menyebutnya bangkong kolé. Sedangkan namanya dalam bahasa Inggris adalah white-lipped frog atau copper-cheeked frog.
Pemerian
Kodok yang berukuran kecil sampai agak besar, panjang tubuhnya antara 30-70 mm SVL (snout-to-vent, dari ujung moncong hingga ke anus). Kodok jantan lebih kecil dari yang betinanya. Moncong meruncing, mata besar menonjol dan tubuh umumnya ramping. Kaki panjang dan ramping, dengan selaput renang penuh hingga ke ujung, kecuali pada ujung jari keempat (jari terpanjang). Jari-jari tangan dan kaki dengan ujung yang melebar serupa cakram.
Warna tubuh berubah-ubah. Dorsal (fase terang) sering berwarna krem kekuningan, atau kehijauan. Sisi tubuh (lateral) keputihan, kekuningan atau hijau kekuningan terang. Pada fase gelap, kebanyakan berwarna coklat atau coklat gelap berbintik-bintik hitam bulat, lk. 1-2 mm diameter, dengan letak tak beraturan. Terdapat sepasang lipatan dorsolateral yang agak samar di punggung. Ventral (sisi bawah tubuh) putih telur berbintik atau bernoda kecoklatan, terutama di sekitar dagu. Kulit ventral halus licin, sedangkan kulit dorsal berbintil-bintil halus.
Bibir atas perak kekuningan, dilanjutkan dengan satu atau beberapa bintik perak hingga di atas lengan. Pipi dengan warna coklat gelap, yang makin muda ke belakang; timpanum coklat muda. Kaki seringdengan warna kemerahan pada sisi bawah, sekitar persendian, dan pada selaput renang.
Kebiasaan dan Penyebaran
Aktif terutama di malam hari, kodok ini sering didapati di sekitar kolam, selokan, saluran air atau sungai kecil. Kodok jantan kebanyakan bertengger di semak belukar yang merimbuni tepi air, hingga 1.5 m di atas tanah, sambil berbunyi sesekali untuk memikat betinanya. Bunyinya, ..cuit, ..cuit.. mirip siulan burung, meski tidak terlalu keras. Chalconota berarti banyak bersuara.
Kodok betina kerap didapati di malam hari di atas batu, dan kadang-kadang pula di sesemakan, dekat badan air. Kodok ini memangsa serangga dan laba-laba.
Berudu kongkang kolam berwarna kehijauan, kekuningan, dan kadang-kadang jingga, dengan tiga garis hitam yang berpusat di mata (Iskandar, 1998). Di sisi bawah tubuh, terdapat sederetan kelenjar kecil berwarna putih pada masing-masing sisi perutnya (Inger and Stuebing, 1997). Berudu ini tinggal pada air tenang atau yang menggenang.
R. chalconota menyebar di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa dan Bali (Iskandar, 1998).

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan animalia
Filum chordata
Kelas amphibian
Ordo anura
Famili bufonidae
Genus bufo
Spesies bufo asper
Bangkong sungai
Bangkong sungai adalah nama sejenis kodok dari suku Bufonidae. Nama ilmiahnya adalah Bufo asper Gravenhorst, 1829. Kodok ini juga dikenal dengan nama lain: kodok buduk sungai, kodok puru besar, atau kodok batu. Dalam bahasa Inggris disebut Java toad, river toad atau Malayan giant toad.
Identifikasi
Kodok buduk yang besar, tidak gendut dan agak ramping. Sering dengan bintil-bintil kasar dan benjol-benjol besar (asper, bahasa Latin = kasar, berduri). Jantan berukuran (dari moncong ke anus) 70-100 mm, betina 95-120 mm.
Punggung berwarna coklat tua kusam, keabu-abuan atau kehitaman. Sisi bawah berbintik hitam. Jantan biasanya dengan kulit dagu yang kehitaman. Selaput renang sampai ke ujung jari kaki.

Kebiasaan
Bangkong yang sering ditemui di dekat sungai, di bebatuan sampai ke tebing-tebing di bagian atas. Terkadang didapati pula di ranting semak belukar yang rendah. Aktif di waktu malam (nokturnal), kodok ini di siang hari bersembunyi di balik bebatuan; kadang-kadang berendam berkelompok dalam air yang tersembunyi.
Tidak seperti bangkong kolong, bangkong sungai dapat melompat jauh dengan kakinya yang relatif panjang. Kodok ini sering berpura-pura mati apabila ditangkap. Bila dipegang dan diletakkan terlentang di atas tempat yang datar dan rata, kodok ini akan tetap tidak bergerak sampai beberapa saat; untuk kemudian tiba-tiba membalikkan badan dan melompat seketika bila situasi dirasanya sudah aman.
Kodok jantan bersuara memanggil betina dari tepi sungai ketika bulan purnama. Bunyi: wok.. kak, berat dan berulang agak lambat.
Penyebaran
Bangkong sungai menyebar mulai dari Indochina di utara hingga ke Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Di Jawa tersebar hingga ke Pasuruandan Malang di Jawa Timur.
Di masa lalu, kulit bangkong yang dikeringkan kerap digunakan oleh pencuri Melayu. Asap yang dihasilkan dari kulit yang dibakar dipercaya dapat membius penghuni rumah agar tertidur nyenyak, sehingga pencurian dapat berjalan lancar (Taylor, 1962).





Klasifikasi ilmiah
Kerajaan animalia
Filum chordata
Kelas amphibian
Ordo anura
Family pipidae
Genus xenopus
Spesies
Xenopus
Xenopus adalah katak yang berasal dari Sahara, Afrika.[1] Xenopus dikenal sebagai katak pencakar dari Afrika atau Platanna, karena memiliki kaki berbentuk cakar yang digunakan untuk merobek makanannya.[1] Xenopus berbentuk bulat, seperti telur dan memiliki kulit yang sangat licin.[2] Pada umumnya, xenopus ditemukan dalam air dengan warna hijau keabu-abuan, serta selalu berganti kulit pada setiap musim.[2] Xenopus mempunyai waktu hidup sekitar 5-15 tahun.[2] Xenopus jantan dan betina dapat di bedakan berdasarkan bentuk.[2] Bentuk xenopusjantan biasanya sekitar 20% lebih kecil dari xenopus betina, dengan tubuh dan kaki agak langsing.[2] Xenopus betina lebih gemuk dengan tonjolan di atas belakang kaki, karena tonjolan itu merupakan tempat telur.[2] Jenis xenopus yang terkenal adalah xenopus laevis dan xenopus tropicalis.[2] Kedua jenis xenopus ini digunakan dalam laboratorium sebagai subyek penelitian.[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar