Rabu, 09 November 2011

trikoma dan stek tumbuhan

Tema: trikoma dan stek tumbuhan
2. TRIKOMA(TA) (Rambut Daun)
_ Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambutrambut
_ Dijumpai pada seluruh organ : daun, batang, bunga, buah, akar; tetapi
terutama terdapat pada daun disebut rambut daun.
Berdasar jumlah sel penyusunnya, dibedakan menjadi :
─ Trikoma uniseluler (tunggal) : berupa sebuah sel, umumnya tidak
bercabang tetapi kadang-kadang bercabang.
─ Trikoma multiseluler (bersel banyak) : merupakan 1 deretan sel/beberapa
lapis (deretan) sel. Ada yang terdiri dari bagian tangkai + bagian kepala;
bercabang seperti pohon (dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang
yang memanjang dan mendatar (stellate hairs)
Berdasar ada tidaknya fungsi sekresi, dibedakan menjadi :
a) Trikoma non glanduler (tanpa kelenjar) : sering disebut “ rambut biasa “
(rambut pelindung) :
- bila sel-selnya tidk berfungsi sebagai jaringan sekretoris
Contoh :
_ Papillae (papila) : terdapat pada corolla/perhiasan bunga
_ Rambut uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai
pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji),
Ceiba pentandra (rambut buah).
_ Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara
nyata sekali
- tidak bertangkai duduk disebut sisik
- bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata)
_ Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk
seperti tepat lilin (kandelabrum)
- Rambut bintang : pada Styrax officinalis, Hibiscus tiliaceus

- Rambut kandelabrum : Verbasum
_ Rambut kasar multiseriat : pada pangkal tangkai daun Portulaca oleracea
pada Schizanthus dan spesies-spesies tertentu dari Compositae

_ Rambut uniseluler pada tembakau (Nicotiana tabacum)
_ Rambut-rambut pada akar (rambut akar) ~ adalah sel epidermis
berbentuk tabung memanjang, umumnya tidak bercabang, dinding tipis,
vakuola lebar, umumnya uniseluler kecuali pada Kalanchoe fedschenkoi
pada akar udara ditemukan rambut akar yang bercabang. Dihasilkan oleh
sel epidermis tertentu yang disebut trikoblast / sel berambut / sel pilifer.
Sel ini umumnya kurang memanjang dibandingkan sel epidermis yang
lain. Rambut akar dibentuk pada akar muda, di luar daerah meristematik.
Umumnya umur rambut akar singkat (beberapa hari). Dengan kematian
rambut akar dan bila sel tidak mengelupas dinding sel epidermis
menjadi bergabus dan berlignin.
b) trikoma glanduler /rambut kelenjar
Apabila selnya atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi
sebagai sel/ jaringan sekretoris. Trikom yang terdiri dari bagian tangkai dan
kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala.
Contoh :
_ Trikom sekresi garam : rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel
sekresi yang besar di ujung tangkai yang terdiri atas 1 atau beberapa sel.
Misal : pada Atriplex portulacoides
_ Kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di
pangkal. Misal :
- Kelenjar kapur pada Plumbago capensis
- Kelenjar garam pada Limonium, Avicenia dan Tamarix
_ Hidatoda trikom :
Trikom yang mengeluarkan larutan encer yang berisi beberapa bahan
organik dan anorganik
Misal : pada daun muda dan batang Cicer arientinum : terdiri dari tangkai
uniseriat dan kepala lonjong yang bersel banyak.
_ Trikoma sekresi nektar / klj madu : misal pada Abutilon, corolla Lonicera
yaponica, Trapaeolum majus
_ Trikoma sekresi getah : misal pada ochrea Rumex dan Rheum getah
terutama polisakarida
_ Rambut sengat : misal pada Urtica, Fleurya interupta (lateng)
- terdiri sel tunggal, panjang, pangkal melebar seperi kandung kemih,
bagian atas menyempit seperti jarum, ujung mengalami penebalan
(silika, agak ke bawah dengan kalsium). Di dalam sel berisi cairan :
Histamin, Acetil cholin & Na-formiat yang menyebabkan rasa gatal.
_ Koleter : trikom yang menghsilkan bahan lengket disebut rambut
pere kat. Berbentuk seperti gelembung, terdiri dari bagian kepala dan
tangkai, baik uniseluler maupun muli seluler. Tangkai kadang-kadang
tidak ada. Misal daun dan tunas-tunas Rosa, Aesculus, Coffea dan lainlain.
_ Pada Ortosiphon stamineus : 1 sel tangkai dan 4 sel kepala
Mentha piperita : sel kepala : 8 sel kepala
Di dalam sel trikoma umumnya tipis dan mengandung selulosa, tetapi ada yang
mengalami lignifikasi sehingga dindingnya tebal.
Fungsi trikoma pada masing-masing organ :
_ Pada akar : untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur-unsur
hara
_ Pada daun : untuk mengurangi besarnya penguapan, mengurangi
gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma
kaya akan plasma)
_ Pada bunga : nectaria mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantu penyerbukan. Pada kepala putik
mengeluarkan zat perekat ss mudah melekat
terjadi penyerbukan pembuahan
_ Pada biji : biji menjadi ringan mudah diterbangkan
oleh angin membantu penyebaran
- mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji
menyerap air biji lekas berkecambah dan tumbuh
_ Pada batang : untuk mengurangi penguapan dan untuk memanjat (Kaktus,
Rotan)
KEGUNAAN TRIKOMA bagi manusia, antara lain :
_ Rambut biji kapas (Gossypium sp) bahan penting untuk tekstil
_ Rambut buah kapok (Ceiba pentandra) bahan kasur
_ Rambut kelenjar daun Mentha piperita bahan obat
mengandung minyak permen
_ Rambut kelenjar daun teh (Camellia sinensis) aroma pada air teh
Beda antara Trikoma, Emergensia dan Spina
_ Trikoma : tonjolan pada permukaan organ yang dibentuk oleh sel epidermis
mudah lepas
_ Emergensia : tonjolan pada permukaan organ yang tidak hanya dibentuk oleh
sel-sel epitelium tetapi juga dibentuk oleh sel-sel sub epidermal, yaitu sel-sel
atau jaringan-jaringan yang terdapat di daerah cortex.
Contoh : - tonjolan-tonjolan pada buah kecubung (Datura metel)
- rambut-rambut pada kulit buah rambutan
- duri tempel pada tanaman mawar masih agak mudah
lepas
_ Spina : adalah duri dalam arti yang sebenarnya. Tonjolan pada permukaan
epidermis yang dibentuk oleh sel-sel atau jaringan di daerah stele.
Contoh : duri pada batang Bougainviella spectabilis
3. SEL KIPAS/BULLIFORM CELL :
Dijumpai pada Gramineae dan anggota Monocotyledoneae yang lain,
kecuali Helobiae, berupa sel-sel berdinding tipis dengan vakuola yang besar,
ukuran sel lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis. Sel-sel ini dapat terdapat
di seluruh permukaan adaksial daun/berupa deretan sejajar yang terpisah di
antara tulang-tulang daun. Sel-sel ini tersusun seperti kipas dan sel pusatnya
adalah yang paling tinggi. Sel kipas mengandung banyak ar dan tanpa/hampir
tidak mengandung kloroplas.
Fungsi sel kipas :
Berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk
mengurangi penguapan yang berlebihan
4. SEL KERSIK DAN SEL GABUS
Pada Gramineae, terdapat di antara sel-sel epidermis. Yang memanjang
yang disebut sel panjang terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek
ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu : sel silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini
sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun.
Sel silika : mengandung badan-badan silika (SiO2) yang berbentuk
bulatan, elips, halter/pelana. Dijumpai juga pada tanaman Cyperaceae,
Equisetinae dan Ficus dan beberapa Monocotyledoneae lainnya.
Kandungan silikon dalam sel muda rendah, akumulasinya tinggi pada sel
yang mengalami proses menua. Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin
(gabus). Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang
menjadi keras.


Stek tumbuhan
I. PENDAHULUAN
1.1.      Latar  Belakang
Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan – jaringan dan bagian – bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia.
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus.
Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.
Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian – bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan
Pemberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama.
Cara pemberian ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek, memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam
Pada kondisi tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990) didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk meransang pertumbuhan stek yang baik.

1. 2      Tujuan
Untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan tanaman dengan menggunakan metode stek yang dilakukan dengan berbagai perlakuan (tanpa ZPT, menggunakan Rhotoon F, menggunakan Auksin dan Giberelin).


II TINJAUAN  PUSTAKA
2.1              Perbanyakan Tanaman dengan Stek
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah.

2.2              Aspek  Anatomi  dan  Fisiologi  Stek
Beberapa fase dalam proses pembentukan akar adventif antara lain sebagai berikut:
¨      Diferensiasi seluler yang diikuti oleh inisiasi yaitu permulaan pertumbuhan dari sekelompok sel-sel merismatik, keadaan ini biasanya disebut dengan inisiasi akar.
¨      Diferensiasi dari kelompok sel-sel tersebut menjadi promodia akar (bakal akar) yang dapat dilihat.
¨      Pertumbuhan dan pemunculan akar-akar baru yang meliputi pelebaran dari jaringan batang, dan pembentukan hubungan vaskular dengan jaringan penghubung yang menghubungkan batang yang distek dengan jaringan vaskular.
Menurut Winners (1975), akar adventif adalah akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik.
Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat, yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena adanya perlukaan.
Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun, pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran.

2.3              Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972). Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara stek memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman  antara lain sebagai berikut:
¨      Faktor endogenus
¨      Faktor hormon
¨      Faktor lingkungan
¨      Faktor dari nutrisi tanaman stok
¨      Faktor dari food reserve
¨      Faktor darikemampuan memobilisasi food reserve
Tanaman induk yang dimaksud dalam melakukan proses penyetekan adalah berupa bahan tanam yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman. Bahan tanam berasal dari pohon induk yang sehat dan telah diketahui asal-usulnya, mudah dibiakkan, tahan terhadap hama dan penyakit, produktivitas tinggi, bercabang kekar, tumbuh normal, serta memiliki perakaran yang kuat dan rimbun.
Tanaman induk dapat berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman unggulan dari dalam negeri (lokal) atau dodatangkan dari luar negeri yang dilakukan oleh para hobiss yang ingin mendapatkan pohon induk secara cepat. Selain itu, dapat juga dilakukan secara eksplorasi atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan sentra atau banyak terdapat tanaman unggul atau tanaman unik.
Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan vegetatif secara stek dapat dipengaruhi faktor fisiologi tanaman yang merupakan zat tumbuh tanaman. Seperti Auksin, Giberelin, Cytokinin, dsb.
Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh pertama yang diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic acid (IAA) yang termasuk IAA adalah 2,4 D, NAA (Naptaline acetic acid) dan precursor IAA adalah asam amino triptopan.
Auksin dihasilkan pada jaringan meristem yang aktif seperti bud, kuncup, daun muda, dan buah yang dimobilisasi oleh enzim IAA oksidase disamping enzim peroksidasi dan beberapa enzim oksidase lainnya. Auksin ditransportasikan secara besipetal dan symplastik melalui floem.
Auksin dalam berbagai aktivitasnya tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan akar, membantu untuk menginduksi tunas lateral, pengaktifan sel-sel- kambium dsb. Secara alami, auksin mempunyai kerja yang sangat kuat dan dapat memacu pembentukan akar adventif.
Zat tumbuh tanaman yang digunakan adalah giberelin yang dimana zat tumbuh tanaman ini berbeda dengan auksin berdasarkan aktivitas fisiologisnya. GA secara khusus dan sangat spesifik adalah perpanjangan buku (internode elongation).
Beberapa penelitian tanaman yang cukup GA, apabila kekurangan akan memberikan pengaruh dwarfisme. GA dalam kondisi yang tidak langsung menyebabkan toksik dan pengaruh penghambat (inhibitor).
Giberelin mempunyai fungsi regulasi sintesis asam nukleat dan kemungkinan menekan inisiasi akar melalui interferensi dalam suatu proses. Namun dari beberapa para penelitian berpendapat bahwa giberelin pada kosentrasi rendah giberelin dapat merangsang inisiasi akar. Giberelin yang terutama mempunyai fungsi dari seluruh fisiologi adalag perpanjangan sel dan merangsang aktivitas kambium.
III.           METODOLOGI
3. 1.     Waktu  dan Tempat



3.2.      Bahan  dan Alat
3.3.      Cara Kerja
Praktikum mata kuliah pembiakan vegetatif yang telah dilakukan adalah penyetekan pada beberapa jenis tanaman yang dilakukan secara bertahap dari waktu dan perlakuan yang berbeda yaitu sebagai berikut:
A.    Pembiakan vegetatif stek tanaman cocor bebek, jahe, tanpa diberikan ZPT
Yang dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal        : Selasa:/ 23 September 2007
Waktu                   : 14.00-16.00 wib
Tempat                  : Lab. Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum pertama ini adalah :
Bahan:
Stok tanaman (lidah cocor bebek, kunyit,)
Tanah sekam
Alat :
Polibag/ aqua gelas
Gunting stek
Alat persiapan media tanam

Cara Kerja
mempersiapkan tanaman yang akan distek, dan media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh. Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri. Sedangkan pada cocor bebek merupakan tanaman yang ditanam dengan cara pisah anakan jadi dibuang bagian tanaman yang tidak diperlukan lalu langsung ditanam kemedia tanam serta jahe juga langsung ditanam ke media tanam karena ditanam secara umbi. Kemudian tanaman yang telah dipotong dan telah ditanam ke media tanah sekam dirawat dengan dilakukan pemeliharaan seperti penyiramandan kemudian dilihat pertumbuhan tanaman itu.
B.     Pembiakan vegetatif stek tanaman mawar, euporbia yang diberikan ZPT (Auksin dan Giberelin)
Yang dilaksanakan pada:
Hari                 : Selasa
Tanggal           : 06 September 2007
Waktu                         : 14.00-16.00 wib
Tempat            : Lab. Bioteknologi Fakultas Pertanian
                          Universitas Jambi
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum pertama ini adalah :
Bahan:
Stok tanaman (mawar, euporbia)
ZPT (Auksin dan Giberelin)
Tanah sekam
Alat:
Polibag/ aqua gelas
Kantong plastik
Gunting stek
Alat persiapan media tanam

Cara Kerja
Persiapkan tanaman yang akan distek, dan siapkan 4 buah media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh. Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri. Kemudian direndam kedalam ZPT yaitu 2 tanaman diberikan auksin dan 2 lagi tanaman diberikan giberelin yang perendamannya dilakukan selama 5 menit, setelah 5 menit tanaman tersebut di tanam kedalam media yang telah disediakan kemudian disungkup dengan plastik dan ditempatkan ditempat yang sejuk dan dilakukan pemeliharaan dengan dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan tanaman tersebut.




C.    pembiakan vegetatif stek tanaman melati, asoka, dan mawar yang diberikan ZPT (Rhotoon F).
Yang dilaksanakan pada :
Hari                 : Selasa
Tanggal           : 30 September 2007
Waktu             : 14.00-16.00 wib
Tempat            : Lab. Bioteknologi Fakultas Pertanian
                          Universitas Jambi

Bahan dan alat yang diperlukan dalam praktikum yang kedua ini adalah :
Bahan:
Stok tanaman (melati, asoka, mawar)
ZPT (Rhotoon F)
Tanah sekam
Alat:
Polibag/ aqua gelas
Gunting stek
Kantong plastik
Alat persiapan media tanam

Cara Kerja
Persiapkan tanaman yang akan distek, dan siapkan 4 buah media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh dan media tanaman 2 buah dilubangi. Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri. Pada tanaman melati, mawar unjung tanaman dipotong miring, sedangkan pada tanaman asoka menggunakan stek pucuk, setelah tanaman dipoong sesuai yang diinginkan kemudian tanaman tersebut diberikan ZPT (Rhotoon F) lalu lansung ditanam kemedia tanah sekan yang telah disiapkan dan dari 4 buah media yang disiapkan hanya 2 buah media yang diberikan tanamannya dengan ZPT (Rhotoon F) dan 2 lagi tidak diberikan Rhotoon F. Setelah itu, tanaman diberi sukup plastik. Kemudian dilakukan pemeliharaan seperti dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan tanaman itu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembiakan vegetatif stek tanaman cocor bebek, jahe, tanpa diberikan ZPT
Hasil
Dalam pertumbuhan tanaman stek pada tanaman cocor bebek, jahe, adalah sebagai berikut :
Tanaman cocor bebek : mati (tidak tumbuh)
Tanaman jahe              : hidup (tumbuh)

Pembahasan
perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan pada pembiakan vegetatif adalah dengan melakukan penyetekkan yaitu memotong bagian tanaman induk untuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Tujuan dari pemotomngan miring tersebut adalah Karena agar dapat mempercepat pembentukan kalus yang dapat menutup luka setelah itu tanaman dapat membentuk akar yang dapt menyerap unsur hara yang ada didalam tanah.
Tanaman yang telah disetek tidak ada yang mati, ini dikarenakan lingkunagan yang cocok untuk menunjang tanaman tersebut hidup dengan menjaga suhu, kelembaban serta kebutuhan air bagi tanaman ( dimasukan dalam wadah yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk menyimpan tanaman khususnya penyetekan)
B. Pembiakan vegetatif stek tanaman melati dan asoka yang diberikan ZPT (auksin dan giberelin)
Hasil
Dalam pertumbuhan tanaman stek pada tanaman melati dan asoka adalah sebagai berikut :
Tanaman euporbia       : hidup (tumbuh)
Tanaman mawar          : hidup (tumbuh)

Pembahasan
Pembiakan vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan adalah dengan melakukan penyetekkan yang memotong bagian tanaman induk uantuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Pengaruh pemberian ZPT (auksin dan giberelin) dalam pertumbuhan tanaman mawar dan euporbia yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium sehingga tanaman yang distek dapat tumbuh dengan baik.

C. Pembiakan vegetatif stek tanaman melati dan asoka yang diberikan ZPT (Rhotone F)
Hasil
Dalam pertumbuhan tanaman stek pada tanaman melati, asoka, mawar adalah sebagai berikut :
Tanaman asoka            : hidup (tumbuh)
Tanaman melati           : hidup (tumbuh)
Tanaman mawar          : mati (tidak tumbuh)

Pembahasan
Pembiakan vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan adalah dengan melakukan penyetekkan yang memotong bagian tanaman induk uantuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Pengaruh pemberian ZPT (Rhotoon F) dalam pertumbuhan tanaman melati dan asoka yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium sehingga tanaman yang distek dapat tumbuh dengan baik. Tetapi pada tanaman mawar pertumbuhannya tidak baik  atau tanaman mawar ini tidak dapat tumbuh dengan baik yang diduga dikarenakan kelebihan air atau banyak mengandung air dan kurang perawatan sehinnga tanaman ini menjadi mati dan membusuk.


V. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah dilakukan dan.
Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar