Kamis, 10 November 2011

jurnal lintah

Pengembangan lintah untuk kebutuhan manusia




Disusun: *Ricky.r
                *SAUGI





FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2010-2011




Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “pengembangan lintah buat manusia” Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiahmeskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

                                                      Bandung, 5 november 2010









Bab.1
Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah
Lintah adalah makhluk hidup yang sering dianggap menjijikan tetapi banyak manfaat bagi manusia . banyak peneliti yang meneliti manfaat hewan kecil ini dan sangat dibutuhkan dalam jumlah besar di luar negeri ini. Hewan ini telah terbukti manfaatnya dalam bidang kesehatan, kosmetik, olahraga , dan kepolisian. Hewan ini juga menurut kabar bisa sebagai obat buat penderita hiv/aids karena bisa meregenerasi darah manusia
Untuk menjawab hal itu, kelompok kami mencoba mengembangkan manfaat yang terkandung dalam lintah demi kemajuan manusia.

1.2 identifikasi masalah
Bagaimana dalam pengelolaan lintah tersebut?
Apakah manfaat kandungan dalam lintah?
Kandungan apa saja kah yang ada di lintah?
Bagaimana lintah dapat membuat orang awet muda?
Apa saja Keuntungan mengelola lintah?
1.3 pembatasan masalah dan perumusan masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin kelompok kita dapat membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :
apakah enzim yang ada di lintah yang berguna buat manusia ?
1.4 Tujuan penelitian
Tambahan ilmu tentang lintah dan apa saja manfaat lintah buat manusia.
1.5 manfaat penelitian
Kita bisa mengembangkan potensi alam untuk diri kita .karena alam adalah guru buat manusia tanpa alam kita tidak bisa hidup dan pandai bersyukur kepada yang kuasa yang telah memberikan rezeki yang sangat berlimpah.
1.6 hipotesis penelitian
Lintah adalah hewan yang banyak manfaatnya . banyak terkandung enzim yang sangat berguna yang ada di lintah diantaranya yaitu: nitricoxide,hirudin,histamine,hyraludinase,thrombin,anti kolagen.





Bab.2
Isi
Definisi Lintah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Animalia
Filum Annelida
Kelas Clitellata
Subclass Hirudinea
Lamarck, 1818
Infraclasses
Acanthobdellidea
Euhirudinea
spesies Hirudo medicinalis
Lintah adalah Annelida terdiri dari Hirudinea subclass. Ada lintah air tawar, darat, dan laut. Seperti Oligochaeta, mereka berbagi kehadiran sebuah clitellum. Seperti cacing tanah, lintah adalah hermafrodit. Beberapa, tetapi tidak semua, lintah yang hematophagous.
Para lintah medis Eropa, Hirudo medicinalis, dan beberapa congener, serta beberapa spesies lain, telah digunakan untuk mengeluarkan darah klinis selama ribuan tahun, meskipun lintah paling tidak makan darah manusia, melainkan memangsa invertebrata kecil, yang mereka makan keseluruhan.
lintah Haemophagic melampirkan ke host mereka dan tetap di sana sampai mereka menjadi penuh, pada saat mana mereka jatuh ke dicerna. Tubuh lintah adalah terdiri dari 34 segmen.Mereka semua memiliki pengisap (oral) anterior terbentuk dari enam segmen pertama dari tubuh mereka, yang digunakan untuk terhubung ke host untuk makan, dan juga rilis anestesi untuk mencegah tuan rumah dari perasaan lintah. Mereka menggunakan kombinasi dari lendir dan hisap (yang disebabkan oleh otot-otot konsentris pada mereka enam segmen) agar tetap melekat dan mengeluarkan suatu enzim anti-pembekuan, hirudin, ke dalam aliran darah tuan rumah.
Beberapa spesies lintah akan memelihara anak mereka, sambil memberikan makanan, transportasi, dan perlindungan, yang merupakan perilaku biasa di antara annelida.
Lintah diduga telah berevolusi dari Oligochaeta tertentu, sebagian besar yang memakan detritus. Namun, beberapa spesies dalam Lumbriculidae adalah predator dan memiliki adaptasi yang sama seperti yang ditemukan di lintah. Akibatnya, sistematika dan taksonomi lintah sangat membutuhkan peninjauan. Sedangkan bentuk lintah clade, maka sisa oligochetes tidak adik takson mereka tetapi sekelompok paraphyletic beragam mengandung beberapa garis keturunan yang berkaitan erat dengan lintah, dan lain-lain yang jauh lebih jauh.
Ada beberapa sengketa mengenai apakah harus Hirudinea kelas sendiri, atau subclass dari Clitellata. Resolusi terutama tergantung pada nasib akhirnya dari Oligochaeta, yang seperti disebutkan di atas tidak membentuk kelompok alami tradisional terbatas.Kemungkinan lainnya ialah untuk memasukkan lintah di Oligochaeta takson, yang kemudian akan digolongkan sebagai kelas dan mengandung sebagian besar clitellates. Para Branchiobdellida adalah Hirudotherapy
Istilah ini mengacu pada penggunaan lintah dalam pengobatan.
Penggunaan lintah dalam pengobatan tanggal sejauh 2.500 tahun yang lalu ketika mereka digunakan untuk mengeluarkan darah di India kuno. Terapi lintah dijelaskan dalam teks-teks kuno Ayurvedic. Semua peradaban kuno dipraktekkan pertumpahan darah termasuk peradaban India dan Yunani. Dalam sejarah Yunani kuno, pertumpahan darah dipraktekkan menurut teori humoral, yang mengusulkan bahwa ketika empat cairan, darah, dahak, empedu hitam dan kuning dalam tubuh manusia seimbang, kesehatan yang baik dijamin. Ketidakseimbangan dalam proporsi cairan tersebut diyakini menjadi penyebab sakit. Rekaman teori ini ditemukan dalam koleksi filsuf Yunani Hippocrates 'pada abad kelima SM Bloodletting lintah menggunakan salah satu metode yang digunakan oleh dokter untuk menyeimbangkan cairan dan untuk membersihkan tubuh dari kebanyakan itu.
Penggunaan lintah dalam pengobatan modern dibuat kembali pada tahun 1980-an setelah bertahun-tahun menurun, dengan munculnya mikro seperti operasi plastik dan rekonstruksi. Dalam operasi seperti ini, satu masalah yang muncul adalah kongesti vena karena drainase vena tidak efisien. Kadang-kadang karena kesulitan teknis dalam membentuk anastomosis dari vena, tidak ada upaya dilakukan untuk kembali melampirkan pasokan vena ke tutup sama sekali. Kondisi ini dikenal sebagai insufisiensi vena.Jika kemacetan ini tidak dibersihkan dengan cepat, akan bekuan darah, arteri yang membawa jaringan makanan yang diperlukan mereka akan menjadi terpasang dan jaringan akan mati. Untuk mencegah hal ini lintah diterapkan ke flap padat dan jumlah tertentu darah kelebihan dikonsumsi sebelum lintah jatuh menjauh.Luka juga akan terus berdarah untuk sementara karena antikoagulan (hirudin) dalam air liur lintah '. Efek gabungan adalah untuk mengurangi pembengkakan dalam jaringan dan mempromosikan penyembuhan dengan membiarkan segar, darah beroksigen untuk menjangkau daerah tersebut.
Prinsip antikoagulan aktif air liur lintah, merupakan protein kecil, hirudin. Penemuan dan isolasi protein ini menyebabkan metode untuk memproduksi itu dengan teknologi rekombinan. hirudin rekombinan tersedia untuk dokter sebagai persiapan antikoagulan intravena untuk injeksi, terutama berguna untuk pasien yang alergi atau tidak dapat mentolerir heparin.

Enzim- enzim dalam lintah
Dari hasil kajian-kajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan, telah diketahui bahwa lintah mengandung banyak zat yang penuh manfaat bagi tubuh manusia. Berikut ini antara lain zat-zat yang terkandung di dalam lintah:
Nitric Oxide: pada tahun 1998 Hadiah Nobel untuk fisiologi telah dianugerahkan kepada Robert Furchgott, Prof Louis Ignarro dan Ferid Murad yang menemukan pertalian Nitric Oxide (NO) yang kemudian digunakan dalam ramuan Viagra. Dalam satu kajian ilmiah Universiti Purdue, lintah jenis Hirudo Medicinalis dikenal dapat mengeluarkan NO secara alami. Sementara kajian ilmah lainnya mengatakan bahwa NO dapat menyelesaikan 90% masalah kegagalan ereksi kaum lelaki. Vagina dan klitoris wanita apabila tersentuh oleh usur NO ini juga dapat meningkatkan rangsangan seksual, dimana NO tersebut akan memberi stimulus ke syaraf-syaraf yang memacu gairah seksual wanita.

Ilustrasi ikatan kimia Hirudin
Hirudin: adalah zat yang dapat menghalang pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir tidak membeku, unsur Hirudo medicinalis dipakai dalam operasi syaraf-syaraf yang kecil, misalnya operasi pada telapak tangan, untuk mengembalikan aliran darah yang buntu atau saluran darah yang tersumbat.
Hirudin terdiri dari 65 Asam amino yang berpotensi, menghambat pendarahan atau pembekuan darah. Hirudin akan mengurangi gumpalan darah yang terbentuk dan meningkatkan aliran darah pada bagian-bagian tertentu dalam tubuh kita.
Histamine: adalah zat yang berfungsi sebagai pengembang. Zat pengembang ini di temukan pada bagian ludah lintah.
Hyaluronidase: Zat yang berasal dari ludah lintah yang termasuk dalam jenis obat bius, pencegah pembekuan darah (hirudin), vasodilator lokal (histamine) dan satu enzim (hyaluronidase).
Thrombin : Zat yang mengaktifkan konversi dari fibrin dari fibrinogen dan meningkatkan pembekuan. Trombosa adalah formasi dari satu gumpal darah di dalam satu pembuluh darah, yang sering menghalangi aliran darah. Trombosa akan terjadi apa bila tubuh mengalami luka. Lokasi paling umum dari trombosa berada di dalam pembuluh darah dari kaki.
Anti Kolagen: zat yang keluar dari air liur lintah atau spesies sejenis berdasarkan hasil penelitian ternyata dapat digunakan untuk perawatan dan pengendalian trombosit. Zat ini dapat berfungsi sebagai penunda penuaan dan dapat digunakan sebagai bagian bahan dasar kosmetika.


Manfaat/fungsi lintah
Lintah Memecahkan Kasus Kejahatan


Terkuaknya kejahatan berkat Lintah
Lintah membantu memecahkan kasus kejahatan yang sulit dipecahkan? Kedengarannya suatu hal yang mustahil. Sebelumnya kita telah ketahui bersama bahwa lintah bermanfaat bagipengobatan medis dankosmetik. Nah, kali ini eNHa mendapatkan informasi yang tak kalah mengejutkan, dimana lintah ternyata mampu pula membantu pihak kepolisian dalam membuka tabir suatu kejahatan di Tasmania Australia.
Polisi Tasmania pada medio 2009, telah menggunakan darah yang diambil darilintah untuk kemudian mencocokkannya dengan DNA seorang pria tersangka perampokan Tasmania Utara. Hebatnya lagi, hal ini dilakukan delapan tahun setelah kejadian perampokan tersebut. Cara ini diyakini adalah cara pertama yang dilakukan oleh polisi di dunia dalam memecah kasus kejahatan.
Di Australia, sejak tahun 2007 Nasional Investigasi Kriminal Database DNA, yang dikenal sebagai CrimTrac, telah memberikan otorisasi kepada polisi untuk menyesuaikan profil DNA di seluruh Australia. Setelah sistem baru tersebut diaktifkan, profil DNA yang ada sebelum Undang-undang Prosedur Forensik 2001 berlaku, dapat digunakan.










Nyeri Sendi Hilang Berkat Lintah!

Radang sendi mengganggu aktifitas sehari-hari
Tak banyak yang tahu kalau lintahternyata juga bermanfaat untuk mengobati radang sendi. Nyeri akibat radang sendi pada lutut yang menyebabkan penderitanya sulit bergerak ini dapat diatasi dengan memanfaatkan kemampuan lintah menghasilkan zat menyerupai morfin, pereda nyeri paling ampuh! Hebat bukan?
Tak hanya itu, lintah juga menghasilkan zat antikoagulanyang melancarkan aliran darah ke area di mana lintah ditempelkan. Lintah juga berperan sebagai anti radang. Karena itulah para peneliti meyakini bahwa radang yang memunculkan gejala-gejala radang sendi ini dapat diobati dengan menggunakan lintah. Karena itulah pengobatan radang sendi dengan menggunakan lintah kini semakin gencar dilakukan di berbagai negara.
Pengobatan dengan menggunakan lintah ini sendiri sudah diakui oleh US Food and Drug Administration (FDA). Lembaga ini mengklasifikasikan lintah sebagai salah satu alat medis dan telah menyetujui penggunaan lintah untuk operasi kecil. Di Jerman, diperkirakan sekitar 70.000 pengobatan dalam beberapa tahun terakhir ini yang memanfaatkan lintah. Pengobatan dengan menggunakan lintah ini sebagian besar dilakukan untuk mengurangi nyeri pada penderita radang sendi.






Kecantikan Demi Moore dengan Terapi Lintah
Butuh perjuangan untuk memiliki tubuh seksi seperti Demi Moore. Artis pemeran ‘Ghost’ itu mati-matian menjaga bentuk tubuhnya sebisa mungkin. Rahasianya, aktris 47 tahun itu harus keluarkan biaya mahal untuk membayar pelatih fitnes dan, pastinya disertai keanggotaan di pusat kebugaran.

Kecantikan alami dengan terapi lintah
Jurus stamina fit Demi Moore, salah satunya menyewa pelatih pribadi yang mengawasi sang bintang latihan dengan telaten. Demi tak lepas dari pengawasan program kombinasi latihan circuit training, angkat beban, dan Pilates. Berapa ongkos untuk latihan spektakular itu? Yang pasti biaya per tahun yang dikeluarkan sebanding dengan tubuh seksi Demi sekarang.
Mantan istri Bruce Willis yang kini dekat dengan Ashton Kutcher itu pernah membuat banyak orang terkagum-kagum saat menyaksikan tubuhnya yang padat berisi bak biola Spanyol. Demi menampik semua isu yang menyatakan dirinya pernah operasi plastik. Satu-satunya jawaban dari tubuh bugar dan wajah segar Demi adalah menjaga gaya hidup sehat.
Demi Moore pernah membuat pengakuan rahasia kecantikannya. Ia bilang, dirinya menggunakan lintah penghisap darah untuk menjaga kulitnya tetap segar. Ia rela tubuhnya dikerubuti binatang itu.
Moore menjelaskan, pengobatan medis dengan lintah bisa membantu menghilangkan racun dalam darahnya dan kesehatannya pun semakin meningkat. “Bukan dengan lintah dari rawa, tapi lintah yang sudah dilatih secara medis.”


Bab.3
Kesimpulan
Lintah adalah makhluk yang dianggap kita menjijikan itu ternyata banyak sekali manfaatnya sehingga sekarang kedokteran mulai mengunakan lintah sebagai alat kedokteran dan banyak dicari di luar negeri sebagai obat. Terapi yang mengunakan lintah makin marak dan ramai harganya pun makin tinggi di pasaran. Enzim pada lintah banyak enzim yang menguntungkan buat manusia










Daftar pustaka
Leech fact sheet, Australian Museum
North American leeches
How to remove a leech
Biotherapy with leeches and maggots
  Chisholm, Hugh, ed (1911). "Leech". Encyclopædia Britannica (Eleventh ed.). Cambridge University Press.
Leeches in Reconstructive Surgery

Tidak ada komentar:

Posting Komentar